Izinkan Aku Bawa Cinta Ini
Part / 4
||🌺🌺🌺||
Sisy dan Naira baru saja selesai menghabiskan makan siangnya di kantin. Keduanya kembali ke kelas dengan bincang-bincang ringan dalam perjalanan. Seperti biasa, Sisy selalu menebar senyum pada semua yang menyapanya. Begitulah ia, selalu bersikap ramah kepada siapa pun. Tidak ia sadari, sesuatu yang buruk sudah menantinya.
"Tali sepatu kamu lepas, Ra." Naira memandang sepatunya. Setelah melihat yang dikatakan Sisy benar, Naira pun membenarkannya. Sedangkan Sisy, ia memutuskan tetap melanjutkan langkahnya.
"Woy, Sy. Tunggu elah." Sisy hanya menjulurkan lidahnya melihat Naira yang mulai berlari menyusulnya. Jika seseorang akan menghentikan langkahnya untuk menunggu temannya, Sisy malah berlari lebih jauh dari Naira.
"Gue ditinggal. Kualat lo nanti, Sy." Sisy tetap berlari dengan tawanya. Dan Naira, tetap mengejarnya.
"Katanya badan aku kecil, ayo! kejar kalau bisa," ejek Sisy pada Naira. Sisy semakin mempercepat langkahnya saat ia sudah melihat pintu kelasnya. Tak menunggu Naira, Sisy memutuskan untuk langsung memasuki kelasnya.
Namun, tawa Sisy sebelumnya kini berubah menjadi rasa terkejut. Semuanya terjadi tiba-tiba. Tidak pernah ia sangka. Bahkan Naira yang sebelumnya ingin memarahi Sisy kini hanya bisa membuka mulutnya karena rasa terkejutnya.
"Sisy," ucap Naira lirih. Sedangkan Sisy, ia masih berdiri membeku. Mencoba memahami yang baru saja ia alami. Rasa dingin, bau amis dan tak sedap, rasa lengket Sisy rasakan. Hanya menatap kosong kedua tangannya yang kini berubah warna.
Hingga suara tawa menggelegar menyadarkannya. Sisy melihat semua teman sekelasnya menertawai keadaannya saat ini. Pandangan Sisy jatuh pada empat orang yang janggal keberadaannya. Altha dan kawan-kawannya, mereka berada di kelas Sisy, untuk apa?
Sisy tahu sekarang. Ini, pasti perbuatan mereka. Menarik napas dalam, Sisy meraih sapu tangan yang selalu ia bawa di sakunya. Mulai membersihkan campuran tepung, telur dan lumpur yang sudah menempel di tubuhnya. Melihat itu, Naira pun mendekat untuk membantu Sisy.
"Lo nggak papa, Sy?" tanya Naira khawatir.
Dengan senyumnya, Sisy menjawab, "Nggak papa, Ra."
"Kalau begini kan, lo kelihatan cantik." Sisy tahu itu adalah suara Altha yang kini sudah ada di hadapannya. Tanpa ingin membalas ucapan Altha, Sisy tetap membersihkan tubuhnya. Sedangkan Naira melirik sinis empat pemuda di hadapannya.
"Nggak ada air, Neng di rumah buat mandi? Sampai nggak bisa mandi sebelum ke sekolah?" Tawa kembali terdengar setelah Liam mengeluarkan celotehannya.
Naira yang mendengar celotehan Liam dan yang lainnya mulai geram. "Kalian keterlaluan!" Naira menatap Altha dengan muka memerah karena marah.
"Gue nggak nyangka ada cowok pengecut kayak, lo." Tunjuk Naira tepat di depan wajah Altha. Penghuni kelas yang melihat ulah Naira menjadi khawatir, belum ada yang berani melakukan itu pada seorang Altha Maheshali.
Altha yang sebelumnya tertawa, kini memandang Naira dengan datar. Dengan satu tangannya, Altha menghempaskan tangan Naira. Tak peduli jika Naira adalah seorang perempuan. Baginya, Naira sudah berani mengibarkan bendera perang dengan dirinya.
Naira sungguh tak percaya akan sikap yang Altha tunjukkan. Naira kembali memandang Altha dengan Sinis. "Gue nggak nyangka. Seorang Aldiaz Altha Maheshali, pewaris tunggal kerajaan Maheshali, beraninya cuma sama cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Bawa Cinta Ini
Romance🐼 Follow dulu sebelum membaca 🐼 Start : 11 Februari 2020 End. : 15 Juli 2020 Jika kamu mencari kisah remaja anak motor, bukan di sini tempatnya. Jika kamu mencari kisah remaja di mana si cewek yang bucin sama cowoknya, bukan di sini tempatnya. Ji...