43

1.2K 115 17
                                    

Malam telah tiba. Gw masih asik dalam tidur sejak pagi tadi. Begitu pula dengan abang yang juga sudah terlelap karna kelelahan.

Perlahan pintu kamar gw terbuka. Seseorang masuk kedalam nya. Dengan cepat dia mengeluarkan sebuah suntikan dari kantong coat hitam yang dipakainya.

Setelah keadaan sekitar aman dan memastikan abang masih tidur dengan nyenyaknya. Orang yang mengenakan pakaian serba hitam dan coat panjang yang juga berwarna hitam menyuntikkan sesuatu kedalam infusan gw dengan cepat.

Srett

Tak sengaja kakinya menyenggol kursi kosong disamping brangkar gw yang membuat bang yoongi langsung terbangun.

"siapa kamu?" seru bang yoongi begitu melihat orang tersebut panik setengah berlari keluar ruangan.

"hei tunggu!" panggil bang yoongi namun tak dihiraukan orang tersebut yang sudah keluar ruangan dan berlari menghilang entah kemana.

Bang yoongi menghampiri gw yang sudah kejang kejang. Bang yoongi memencet bel merah dengan brutal untuk memanggil dokter. Suara panik bang yoongi membangun kan bang tae juga bang chim yang sedang tertidur.

Mereka pun seketika ikut panik melihat keadaan gw yang sudah tidak baik baik saja.

"adek... Sayang..." bang yoongi menepuk pipi gw pelan berharap gw bangun.

Sebelah tangan gw di genggam bang tae. Bang yoongi juga bang chim terus berusaha membangunkan gw yang kejang dan dirasa napas gw yang makin melemah.

Dokter datang pun tak kalah panik. Suster menyuruh abang keluar ruangan sementara dokter menangani gw.

Bang chim menghubungi orang rumah mengenai keadaan gw sekarang.

Dirumah pun tak kalah panik setelah bang jin menerima kabar dari bang chim tadi.

Bang hobi yang orang nya periang tak dapat menahan air matanya agar tak keluar. Dia terus merapalkan doa berharap gw selamat dan baik baik saja.
.
.
Abang sudah berkumpul didepan ruang rawat gw. Suster sedari tadi bolak balik keluar masuk ruangan membawa masuk juga mengeluarkan alat yang dibutuhkan dokter didalam sana.

Bang hobi makin menangis. Dirinya sudah tak sanggup lagi berdiri menopang badannya hingga terperosot kelantai.

Bang joonie yang terlihat paling tenang mendekati bang hobi dan menenangkannya. Bang joonie memeluk bang hobi.

Bang kookie juga tak kalah dengan bang hobi. Dia pun menangis mulai dari rumah sampai sekarang.

Cukup lama dokter menangani gw didalam sana. Hingga akhirnya dokter keluar dengan peluh yang membasahi keningnya dan raut wajah yang tak dapat dipastikan.

"gimana adek dok. Adek kenapa?" bang jin langsung mendekati dan bertanya sebelum dokter tersebut menyampaikan apa yang ingin disampaikannya.

"ada cairan berupa racun berbahaya yang disuntikkan kedalam infus hana. Bersukur hana mendapat penanganan cepat apabila terlambat sedikit saja hana tidak bisa diselamatkan"

Abang bernapas lega meskipun masih ada sisa sisa kekuatiran diwajahnya.

"racun? Siapa yang berani melakukan itu ke adek gw?!" bang kookie emosi.

"kook tenang" bang joonie menahan bang kookie yang mulai emosi.

"racun yang cukup berbahaya. Sejenis racun arsenik"

"arsenik?" ucap abang tak percaya.

"sebaiknya biarkan hana beristirahat. Biarkan penawar racunnya bekerja. Dan tetap berdoa semoga hana mendapatkan yang terbaik"

Abang, Promise Jadi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang