36

1.2K 107 12
                                    

"ssttthh" ringis gw saat mulai bangun.

Cahaya sinar matahari yang masuk lewat jendela bikin mata gw silau. Kembali gw pejamkan mata sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata.

'gw dimana? Gw udah mati? Gw nyusul mama papa? Ini dimana? Sstthhh kepala gw sakit. Hikss abang~'

"a.ab.a.abang" panggil gw dengan suara amat sangat pelan.

Air mata gw mengalir dari sudut mata. Gw takut banget. Gw butuh abang. Abang mana?

"a.aba.ng" panggil gw lagi.

Gw g bisa gerakin kepala ke kanan atau kiri. Rasanya pusing banget. Gw cuma bisa melirik dari ujung mata siapa yang ada disini.

Sukur tangan kanan gw yang diinfus masih bisa gw gerakan. G kaya tangan kiri yang rasa nya berat banget, tiap mau gw gerakin rasanya ngilu dibagian dalam.

Gw mengangkat tangan kanan gw dengan lemah. Sekilas tadi gw liat ada bang chim dan bang tae.

"dek? Adek?" bang chim yang liat tangan gw bergerak langsung mendekat.

"sayang" panggil bang chim dengan senyumnya.

"aab.abang"

"iya sayang. Ada yang sakit? Adek mau apa hm?"

"ta.kut"

"ada abang disini. Jangan takut lagi ya. Heyy jangan nangis sayang" tangan bang chim menghapus air mata gw yang keluar.

"adek" sapa bang tae dengan senyum manisnya.

"abang"

"kenapa nangis? Bilang sama abang"

"ba.bang tae ja.ngan tinggal a.adek"

"iya abang disini, sama bang chim juga"

"gw panggil dokter dulu tae"

"iya bang"
.
.
"gimana keadaan adek saya dok?"

"kondisinya sudah mulai stabil meskipun dia masih lemas" abang mengangguk mengerti.
"hana, jangan banyak gerak dulu ya. Kalau mau hadap kanan atau kiri, lakukan secara perlahan juga pelan pelan" gw mengangguk.

Setelah dokter memeriksa keadaan gw, dia keluar ruangan dengan suster yang berjalan sedikit agak dibelakangnya.

Abang belum ada niatan untuk bertanya soal kejadian kemaren ke gw. Gw masih sangat takut mengingat kejadian yang tiba tiba kemaren.

"adek, makan dulu ya sedikit" gw hanya menatap abang takut.

"adek.. Makan dulu ya" bang tae mendekatkan sendok yang berisi bubur ke bibir gw.

"hikss.. Jauh.. Jangan dekat dekat hikss.. Tolong... Jangan.. Hikss abang" gusar gw menjatuhkan sendok yang dipegang bang tae.

"adek"

"jauh hikss.. Abang tolong adek.. Jangan apa apain gw! Tolong jangan dekat dekat"

"bang"

"gw panggil dokter" bang chim keluar ruangan kembali memanggil dokter lagi dengan tergesa.

"adek, ini abang sayang.. Hana..."

"mau abang... Jangan dekat dekat... Hikss.. Aarrgghh"

"adek tolong, ini abang sayang" bang tae berusaha tetap memeluk gw meskipun gw masih berontak.

"hikss tolong.. Lepasin gw.. Gw g tau salah gw apa.. Aarrgghhh lepasin gw!"

"adek.. Sadar sayang.. Ini abang" bang tae sedikit membentak dan menghapus air matanya yang tanpa sengaja keluar.

Abang, Promise Jadi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang