78

979 96 46
                                    

Hari jelang sore. Daniel bangun dari tidur siangnya lebih dulu dari pada gw. Mata nya nengerjap sebelum benar benar terbuka sempurna.

Sedikit meregangkan badannya yang terasa pegal. Rupanya selama tidur siang beberapa jam ini daniel tak merubah posisi tidurnya sama sekali. Tetap menghadap gw dengan tangan yang masih setia meluk.

"mbul bangun..." daniel duduk menggerakkan pelan badan gw.

"mbul udah sore jangan kelamaan ngebo" masih tak ada pergerakkan dari gw.

"mbul hei kesayangannya daniel ba- MBUL!!" daniel tiba tiba panik saat tangannya memalingkan wajah gw menghadap ke dia.

Darah segar keluar menetes dari hidung gw. Lumayan banyak.

"astaga mbul kamu kenapa! Astaga..." daniel mengambil beberapa lembar tisu di atas meja belajar. Mengusap darah yang masih terus keluar berhenti meski hidung gw sudah disumpal daniel pake tisu.

"mbul, pliss bangun" daniel berdiri dengan cepat dia keluar kamar dan sedikit berlari kebawah saat mendengar suara gaduh dari ruang tengah.

"bang..." panggil daniel berdiri dibawah tangga.

Semua abang kecuali bang jin, sedang berkumpul diruang tengah. Agak terkejut melihat penampilan daniel masih muka bantal dan sedikit kacau.

"napa lo niel, kaya habis liat setan aja" celetuk bang kookie.

"bang tolongin gw"

"tolong apa? Lo laper?"

"ha.hana bang... Hana"

"kenapa adek?" ni abang kenapa masih pada santai gini sih? Udah liat daniel panik tapi masih g peka juga.

"aarghh" triak daniel frustasi "buru ikut gw sekarang!!" daniel melangkahkan kaki kembali kemar gw.

Begitu daniel sudah dipertengahan tangga baru lah abang sadar dengan maksud daniel. Mereka dengan cepat masuk kamar gw.

Abang juga ikutan panik saat mereka liat hidunf gw ysng masih disumpal tisu.

"buset lo apain adek gw kudaniel! Lo sumpel idungnya pake tisu gini" omel bang joonie melepas sumpalan tisu dari hidung gw.

"eh anju, darahnya keluar lagi, deras gini" bang chim mengambil tisu menjauhkan nasal canula yang masih bertengger dan sudah dipenuhi darah. Mengelap darah ysng masih saja terus keluar.

"hobi, siapkan mobil, tae siapkan keperluan adek. Lo, kudaniel cepat angkat adek ke mobil, kita kerumah sakit sekarang. Joon, lo telpon bang jin kabarin dia. Skalian mama jung juga" perintah bang yoongi langsung dilaksanakan tanpa bantahan.

'kudaniel lagi -_- daniel sabar, daniel ganteng, calon kakak ipar, g boleh dislepet tahan emosi ya daniel ya' sabar daniel tuh diginiin.

Tak perlu lama, gw dibawa abang kerumah sakit. Disana sudah ada mama jung yang menunggu didepan pintu masuk UGD.

Bang hobi melajukan mobil sedikit laju. Meskipun jalanan sedikit padat, bang hobi berhasil lolos dan bisa dengan cepat sampai kerumah sakit.

Daniel segera membaringkan gw dibrangkar ysng telah disediakan mama jung. Abang menunggu diluar sementara gw masih diperiksa.

Diluar ruangan abang masih terlihat panik meskipun sudah tidak sepanik saat dirumah tadi.

"kenapa adek bisa gitu dan?" tanya bang kookie penasaran.

"gw juga g tau bang" jawab daniel lemas.

"kan tadi lo bawa adek kepantai?"

"iya. Disana hana sempat sesak makanya gw bawa pulang. Tadi pas tidur baik aja, nyenyak gitu tidurnya. Tapi pas gw bangunin dia tadi, malah hidung nya udah keluarin darah deres gitu" jelas daniel ke bang kookie juga didengar yang lain.

Abang, Promise Jadi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang