70

1K 106 23
                                    

Dobel up loh sudah

Dah ya jan nagis minta next

Stok di drap udah habis😂

Maapin eneng ya hyung







( ̄3 ̄)

Beberapa tamu undangan sudah mulai berdatangan memenuhi halaman belakang rumah. Sebagian besar teman teman kantor bang jin dan bang yoongi juga teman dari dokter jung dan sebagian keluarga besar dokter jung juga datang.

Gw duduk di gazebo sudut taman ditemani bang kookie. Kak bila g bisa hadir dia harus ikut orang tuanya ke luar kota. Sabar ya bangkok.

"dek, gabung yuk" ajak bang kookie

"adek disini aja bang"

"abang laper loh dek"

"dari tadi makan g kenyang kenyang juga"

Bang kookie nyengir ganteng. Dia berdiri mengambil makanan untuk perut gembulnya.

Gw perhatikan suasana yang sedikit riuh suara teman teman bang jin yang sedang menggodanya.

Tak sengaja mata gw bersinggungan dengan dokter jung yang sedang berbincang dengan 2 orang yang lebih tua. Tebakan gw kalo itu calon mertua bang jin.

Mereka sesekali melihat ke arah gw. Entah apa yang sedang mereka bicarakan saat ini. Gw sedikit tak nyaman.

Babg hobi mulai membuka acara. Dia sedikit berdialog. Mengucapkan kata pembuka sebelum acara inti.

Akhirnya acara inti. Dimana bang jin dan dokter jung yang berdiri di tengah podium mini. Mereka akhirnya pun bertukar cincin dengan senyum yang tak lepas dari wajah mereka. Mereka terlihat serasi. Sangat.

Abang bertepuk tangan heboh makin menggoda bang jin. Begitu pula dengan pacar abang yang ikut menggoda dokter jung.

"kamu adik bungsu seokjin?" tanya wanita paruh baya menghampiri gw. Dia mungkin ibunya dokter jung.

"i.iya" jawab gw singkat. Cukup gugup karna wanita itu telah duduk disamping gw dengan tangan bersedekap dan kaki kiri yang menopang kaki kanan. Terlihat wibawa.

"saya dengar dari mey, kamu mengidap depresi dan juga kelainan fungsi otak. Apa itu benar?" tanya nya tanpa melihat kearah gw.

Gw menunduk tak berani jawab. Kalo dia tau tentang keadaan gw kenapa mesti nanya lagi? Kurang jelas?

"kenapa tidak kamu jawab? Jadi itu benar rupanya. Tak kusangka, mey akan mendapat adik ipar dengan kondisi seperti ini. Penyakitan!"

"ma.maksudnya?" gw beranikan diri untuk menatap wajah wanita tersebut. Terlihat cantik, anggun dan tegas. Juga sedikit angkuh.

"tak ada maksud apa apa. Hanya berharap supaya mey tidak kau repotkan dengan mengurus mu yang mengidap penyakit ini!"

"salah?"

"bagi saya itu salah. Mungkin juga bisa jadi aib untuk keluarga saya. Saya hanya berharap kau tak akan merepotkan anak juga menantu ku nantinya setelah mereka menikah"

"penyakitan ya?" wanita itu mengangkat alisnya dan menatap gw bingung.

"ya, saya memang penyakitan. Kelainan otak, depresi yang bisa datang kapan aja. Oh iya jangan lupakan saya juga punya sesak napas akut. Tapi itu bukan masalah buat saya. Saya menikmatinya walaupun kadang saya menyesal kenapa saya punya penyakit kaya gini"

"merepotkan"

"ya, saya memang merepotkan abang. Saya sadar itu. Kalau anda memiliki masalah karna kondisi saya, lebih baik anda bicarakan langsung sama bang jin. Itu lebih baik. Sebelum mereka menikah. Saya permisi"

Abang, Promise Jadi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang