41

1.2K 128 13
                                    

Dokter keluar ruang UGD setelah menolong gw. Raut wajahnya terlihat cemas. Jelas sekali bahwa ada sesuatu yang tidak baik pada gw.

"saudara yoongi?" panggil dokter ke arah abang.

Bang yoongi berdiri dari duduknya. wajah nya terlihat cemas juga kuatir. Keadaan bang yoongi lebih kacau dari yang lainnya.

"saya dok. Gimana keadaan adek saya?"

"keadaannya cukup memprihatinkan. Lebih baik anda menemani dia sekarang karna sedari tadi hana memanggil-" belum dokter menyelesaikan kalimatnya bang yoongi sudah melesat mendatangi gw.

Air matanya kembali mendesak melihat gw yang sangat lemah.

"sayang, hey.. Kenapa kamu kaya gini hm?" sapa bang yoongi lembut.

"a.bang"

"abang disini sayang" bang yoongi mengusap kepala gw dengan lembut. Mencium kening gw cukup lama hingga gw bisa merasakan kening gw yang basah karna air mata bang yoongi. Sebelah tangannya menggenggam tangan kiri gw yang terpasang infus dengan erat.

"maaf"

"g, kamu g salah. Abang yang salah sayang"

"jangan pergi"

"abang g akan pergi. Abang disini temanin adek"

"janji?"

"abang janji sayang"

"adek cape bang. Adek tidur bentar ya. Sayang abang"

"eh?" kaget bang yoongi.

Mata gw terpejam dengan erat dan tangan gw yang tadinya dalam genggaman erat bang yoongi sudah terkulai lemah.

"adek? Sayang? Bangun dek"

"hikss adek bangun.. Sayang.. Pliss"

Bang yoongi menepuk nepuk pipi gw yang mulai dingin berharap gw bangun.

Bang yoongi menangis terisak tanpa dia sadari.

"HANA! BANGUN HANA! JANGAN TINGGALIN ABANG SENDIRI! ADEK!!" bang yoongi menangis histeris membangun kan gw.

Suaranya yang nyaring terdengar hingga keluar ruangan. Abang masuk kedalam dengan panik.

Bang tae langsung mendekati gw yang sudah tak sadarkan diri. Tangannya mengusap pipi gw perlahan dan matanya membulat tak percaya.

Tak disadarinya air matanya juga ikut mengalir deras. Bukan hanya bang tae, tapi juga bang chim bang kookie bang joonie dan dan bang hobie yang menangisi keadaan gw.

Terkecuali bang jin yang sedang berada di ruang dokter karna dokter ingin menjelaskan sesuatu yang penting pada bang jin sebagai wali gw.

Beberapa perawat yang masuk ke dalam ruangan gw menatap abang dengan heran. Tanpa ijin, 2 orang perawat akan memindahkan gw keruang lain.

"mau dibawa kemana adek gw?" tanya bang kookie dengan tatapan menyalang nya.

"mau dipindah kan ruangan karna pasien akan segera-"

"g! Jangan dibawa kesana! Biar adek disini dulu" potong bang kookie.

Perawat tersebut menatap bang kookie penuh tanda tanya. Mereka melarang perawat itu memindahkan gw ke ruangan lain dengan alasan bang jin yang belum melihat gw untuk yang terakhir kalinya.

Cukup lama abang seperti ini hingga bang jin menatap abang dengan heran, kenapa mereka malah menangis seperti kehilangan sesuatu.

"bang jin.. Adek bang..." bang kookie memeluk bang jin dan mengadu padanya.

Abang, Promise Jadi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang