5

11.5K 949 18
                                    



= Selamat Membaca =

************************




"Loe sampe kapan gangguin tu anak?"
Shani menatap jengah pada vienny yang sedang berunding dengan okta dan desy.

"Gak tau, seru aja sih gangguin dia"

"Loe punya dendam apa sih?"

Vienny menyimpan telunjuk nya di dagu seolah memikirkan sesuatu.
"Gak tau sih, seneng aja liat gadis cupu itu susah"

Shani menggeleng, lalu mengalihkan pandangan nya kembali pada novel yang dipegang nya. Jika vienny bukan sepupu dari shani, maka shani sudah malas berurusan dengan vienny.

Bukan hanya gracia yang menjadi korban, tapi dulu pernah 3 orang siswi sampai pindah sekolah. Itu juga yang jadi alasan orang tua vienny menitip kan nya pada shani.

"Gue mau nongkrong nanti sore sama desy dan okta, kamu ikut ya"  vienny menyandarkan kepala nya pada bahu shani.

"Gak bisa!"

"Yaudah aku ikut ke apartmen kamu"

"Gak!"

"Yaudah kamu ikut berarti"

"Gak!"

"Yaudah aku ke apartemen kamu"

Shani menghela nafas kasar.

"Ck!"

"Kenapa sih? Semenjak kamu pindah kamu  Gak izinin aku ke apartemen kamu. Lama-lama aku tanya om natio aja alamat apartemen kamu"

"Coba aja!"

"Ck!"
Vienny berdecak kesal, baru jam kedua mood nya sudah rusak. Untung saja saat ini sedang jam kosong, sehingga vienny tidak perlu belajar saat gak mood.

"Des, ta. Hayuk ah cari hiburan"

Ucap vienny yang membuat shani menaikkan sebelah alisnya. Shani sudah faham apa hiburan yang dimaksud vienny.
Shani segera berdiri, menyimpan novel yang sedang di bacanya. Lalu melangkah mengejar vienny dkk nya. Shani tidak mau vienny berbuat onar lagi.


"Nyusahin aja!"

.



Vienny tersenyum miring, menatap ke arah gracia yang sedang duduk sendirian di depan kelas nya. Vienny memberikan kode pada desy yang langsung di angguki oleh desy.

Dengan sekali hentakan tangan gracia di tarik oleh desy .

"Apa sih kak?"  Gracia sedikit berteriak karena kaget "Sakit ini"

Gracia berusaha melepas genggaman desy.

"Diem!" Bentak vienny  "bawa dia des"

Gracia hanya pasrah ketika tangan nya di tarik oleh desy ke arah kamar mandi.
"Hayoh aja diguyur, gak ngide emang" batin gracia

Sementara di kamar mandi sudah ada okta yang membawa seember air bekas cucian kotor yang ia ambil dari kantin. Terniat!

Tubuh gracia di hempas ke pojok kamar mandi, membuatnya sedikit menubruk dinding.

"Aww"
Gracia meringis ketika merasakan punggung nya terbentur tembok.
"Keras banget ni tembok" batin gracia.

Di depan gracia kini sudah ada vienny, okta dan desy. Okta sudah bersiap mengangkat ember nya. Jarak nya memang agak jauh, tapi sudah dipastikan gracia akan basah kuyup jika seluruh isi ember di siram ke tubuhnya.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang