35

9.7K 698 115
                                    



= Selamat Membaca =

*************************










"Haii vin, makin gak sehat aja kayanya nih?"  Sapa seseorang yang kini duduk di samping ranjang vienny, sementara vienny yang sedang berbaring hanya menoleh sekilas.

"Sorry gue baru bisa nengok loe" ucap nya lagi membuat vienny mengangguk.

"Kemana aja loe?" Tanya vienny lemah.

"Mantau keadaan aja" ucap nya santai "mau gue bantu bangun?" Tanya nya membuat vienny mengangguk. Lalu sang gadis membantu vienny bangun dan menaikkan kepala ranjang.

"Gimana shani?" Tanya nya

Vienny menggeleng "dia kecewa sama gue, gue bikin dia marah besar. Bodoh emang gue" ucap vienny penuh sesal.

"Emang loe ngelakuin apa, sampe dia kaya gitu?" Tanya sang gadis "setau gue dia jarang marah" lanjutnya

"Iya shani emang jarang marah, makanya sekalinya marah, marah banget"

"Loe ngapain hah?" Tanya nya lagi

"Gue ngelempar gracia pake vas bunga" ucap vienny datar "padahal gak kena"

Amarah masih terlihat jelas di wajah vienny, apalagi saat dia menyebut nama garcia. Membuat gadis disamping nya tersenyum miring sambil menatap intens ke arah vienny.

"Loe bodoh vin" ucapnya diakhiri dengan kekehan. "Loe kalo gitu namanya nyiram bensin di atas api, bisa-bisa loe sendiri yang kebakar. Dan loe langsung ngerasainnya kan"

"Tapi kan gue gak bisa nahan emosi gue pas liat dia dateng sama shani"

"Gue bilangin ya, Shani itu salah satu cewek yang sulit di taklukin. Dan loe pasti tau kalo dia hampir tidak memiliki kelemahan, kecuali satu" ucap sang gadis menggantung.

"Apa ?"

"Gracia" ucap nya cepat "kelemahan shani itu ada pada Gracia, kalo loe bisa kendaliin apa yang jadi kelemahan shani. Loe bakal mudah untuk dapetin shani sekaligus lenyapin gracia"

Sang gadis berdiri dari duduk nya, lalu membisikan beberapa kalimat yang membuat vienny diam ditempatnya.

"Gue gak bisa lama-lama, kabarin gue kalo loe butuh bantuan"

Vienny mencerna seluruh kalimat yang di ucap kan gadis yang kini sudah menutup pintu dari luar, meninggalkan vienny dengan sebuah harapan lagi untuk membuat shani menjadi miliknya.

Seutas senyum terbit dari bibir vienny, kala ia mendapat sebuah ide yang menurut nya akan berhasil. Seketika otak vienny meyusun rencana-rencana yang akan ia lakukan sebaik mungkin, sambil menyembuhkan luka di fisik nya yang kembali bertambah di beberapa titik.

"Hancurin Gracia?"

___



Mobil mewah shani berhenti di tempat parkir yang di sediakan di sekolah.

Shani dan gracia berjalan di koridor sekolah, tanpa hambatan apapun karena sekarang sudah jam 8, artinya mereka sudah sangat telat. Entah apa yang shani katakan pada penjaga gerbang, yang jelas mereka bisa masuk dengan aman.

Perbedaan ekspresi wajah dari shani dan gracia terlihat sangat kontras. Gracia yang berjalan seperti biasa, tersenyum tipis sambil sesekali mengibas rambut panjanganya. Sementara Wajah Shani, datar sedatar triplek yang baru di amplas. Kalian tau kan alasan nya apa? Salah kan gadis disamping nya atas insiden yang terjadi tadi pagi.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang