26

8.5K 764 87
                                    







= Selamat Membaca =

*************************










Mobil anin melesat membelah jalan raya, pandangan anin fokus menatap kedepan nya. Kepalanya mengangguk-ngangguk, menggeleng-geleng bahkan sesekali jari nya mengetuk-ngetuk stir kemudi kala ia ikut menggumamkan sebuah lagu yang berasal dari radio yang di stel nya.

Mata anin tak sengaja menatap ke arah kaca spion sebelah kanan. sebuah pertanyaan muncul di benaknya ketika melihat sebuah mobil sedan warna hitam keluaran terbaru mengikutinya di belakang.

Bagaimana anin bisa tau jika mobil itu mengikuti nya? Karena anin yakin dia melihat mobil itu semenjak ia keluar dari gerbang sekolah tadi.

Fikiran positif nya berkata, mungkin kebetulan saja. Sedetik kemudia fikiran negatif nya mengatakan bahwa bisa jadi ia penjahat yang sengaja menguntit anin.

Anin memperdalam injakan pada pedal gas nya, mempercepat laju mobil nya, sambil tetap waspada agar tidak terjadi kecelakaan akibat ulahnya.

Anin menghela nafas lega ketika mobil nya sampai di komplek perumahan nya. Dengan berbekal rasa penasaran yang tinggi, anin menghentikan mobil nya di depan gerbang rumah nya. Dan mobil sedan tadi ikut berhenti 5 meter di belakang mobil anin.

Dengan berani anin keluar dari mobil nya, matanya membulat ketika melihat siapa yang kini ikut keluar dari mobil sedan tadi. Anak baru itu lagi.?

Dengan langkah cepat dan kekesalan yang muncul tiba-tiba, anin menghampiri gadis tersebut.

"Loe ngikutin gue?" Tanya anin tanpa ingin basa basi.

Gadis itu menggeleng "ini rumah kamu?" Tanya nya balik.

Anin mengepal kedua tangan nya "IYA! kenapa??" Kesal nya.

Gadis itu tersenyum lalu mengangguk "Aku cuma mau mastiin aja kalo calon ibu dari anak aku pulang dengan selamat" ucap nya satu tarikan nafas "sampai jumpa besok ya, jangan kangen"

Dengan santai gadis itu masuk ke mobil nya, meninggalkan anin yang kini menghentakan kaki nya dengan kuat ke tanah. Lagi-lagi gadis itu membuat anin kesal setengah mati.

"Aargggghhh Beby gila"


---

Sementara itu di belahan bumi yang lain, seorang gadis cantik sedang menggumamkan sumpah serapah nya sambil menghentakkan kaki nya dengan kuat. Sesekali tangan nya mencakar cakar jok mobil yang tak berdosa.

Gadis itu gracia. Sepulang sekolah tadi mood nya anjlok parah karena tiba-tiba saja dia di jemput oleh papa dan rombongan pawai agustusan nya. Papa nya hanya bilang 'shani gak bisa jemput' tanpa ada tambahan alasan lain.

Kekesalan gracia semakin meningkat karena shani tidak memberi kabar sama sekali, bahkan sekedar mengirim pesan pun tidak. Beberapa kali gracia menelpon tapi tidak direspon malah kini tak aktif, sementara puluhan bahkan ratusan pesan yang gracia kirim tak di baca sama sekali.

"Gege mau susul shani" ucap nya sambil menoleh pada Harlan disampingnya.

"Kata shani pulang ke rumah dulu, nanti dijemput"

Gracia berdecak kesal "Ck! Tadi aja mau jemput tapi malah bohong, gak ngabarin juga. Terus jaminan nanti dia bakal jemput apa?" Ucap gracia kesal lalu membuang pandangan nya keluar jendela.

Sampai di rumah nya, gracia langsung turun dan berlari ke ruang tengah mencari mamanya. Mau minta peluk biar tenang katanya.

"MA..maaa??" Teriak gracia tertahan ketika melihat sang mama sedang memeluk seorang gadis yang gracia perkirakan umurnya mungkin di bawah nya 5 tahun.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang