32

8.5K 690 64
                                    



= Selamat Membaca =

**************************





Shani dan Gracia kini beranjak dari tempat duduk mereka, menuju ke Kamar inap Vienny. Mereka berjalan beriringan lalu berhenti ketika melihat papa vienny duduk di kursi tunggu.

"Kebetulan kamu disini shan" ucap papa vienny "Om mau Ngobrol sebentar sama kalian" lanjut nya.

Shani duduk disamping papa Vienny sementara gracia disamping shani.

"Kenapa om?" Tanya shani

Papa vienny menghela nafas sejenak sebelum membuka obrolan.
"Om sama tante sebelumnya mau minta maaf sama kalian, terutama kamu shan. maaf karena vienny kamu jadi harus sibuk kesana kemari. Meninggalkan tugas dan tanggung jawab kamu, yang om yakin sebenarnya sangat banyak" ucap papa vienny dengan penuh penyesalan.

"Om sama tante sudah mendiskusikan lagi tentang Vienny, mungkin kami akan membawa dia ke luar negri untuk pengobatan lebih lanjut. Kami berharap bisa secepatnya, nanti om kabarin kamu lagi jika segala sesuatu nya sudah siap. Om juga berterima kasih sama kamu, karena kamu sudah menjaga vienny selama ini"

Tatapan Papa vienny beralih pada Gracia "Nak Gre, om juga minta maaf sudah merepotkan kalian, terimakasih sudah mengerti dengan kondisi vienny dan mengijinkan shani untuk selalu berada disini" ucapnya diakhiri senyum tipis, membuat gracia ikut membalas senyuman di sertai anggukan kepala.

"Shani gak keberatan sama sekali om, vienny juga kaya gini karena shani. Gre juga pasti ngerti kok" ucap shani sambil menggeggam sebelah tangan gracia.
"Shani ikut semua keputusan om, gimana baik nya aja. Kabarin shani kalo ada apa-apa. Jangan sungkan kalo om butuh bantuan shani"

"Makasih ya Shan, makasih nak Gre"

"Sama-sama Om"

___



Semilir angin berhembus cukup kencang, membuat beberapa daun berjatuhan ketanah, sebagian terbawa angin cukup jauh. Siang berlalu tanpa pamit, berganti malam berhias cahaya bulan yang temaram.

Seorang gadis cantik terlihat gelisah di tempat tidur nya, beberapa kali fokus nya terganggu membuat nya menggeram kesal. Fikiran nya beberapa kali mencerna kejadian yang dialaminya sore tadi. Mood main game nya lenyap, mood main toktik pun tak ada. Gadis itu hanya bergerak dengan gerakan tak menentu sambil sesekali mengecek hp nya. Gadis itu anin.

Untuk pertama kalinya anin merasa segelisah ini, sekacau ini, bahkan merasa tidak karuan seperti ini hanya karena sebuah nama. Beby.

Dan untuk pertama kalinya juga Anin ingin sekali nama beby muncul di layar Hp nya, sekedar mengirim pesan, sukur-sukur mau melakukan panggilan.

Anin menghela nafas kasar, rambutnya sejak tadi sudah berantakan akibat ulah nya sendiri yang mengacak-ngacak nya karena Frustasi.

Wajah beby, senyum tengil beby, kalimat gombalan beby mendominasi seluruh fikiran anin. Memporak-porandakan seluruh isi hati anin. Tak lama lagi anin bisa gila dibuat nya.

Anin menggeram kesal kala mengingat beby yang hanya mengatakan bahwa ia mencintai anin, tapi tidak mengucapkan atau bahkan meminta anin untuk menjadi pacar nya.

Jujur anin juga bingung dengan perasaan nya, tapi yang jadi masalah ada perasaan asing yang kini merasuk kembali, dan mengusik ketenangan jiwa nya. Perasaan ini lebih gila dari perasaan nya untuk gracia dulu, entah lah apa penyebab anin bisa segila ini.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang