49

9.5K 718 171
                                    






















= Selamat Membaca =

************************













Shani berdiri di balkon kamar nya, memberi jarak 1 meter dengan pagar pembatas balkon. Kepalanya mendongak, menatap lurus ke arah langit luas, seraya menghirup udara segar untuk mengisi paru-paru nya. Kedua tangan nya ia lipat di depan dada seperti biasa.

Untuk beberapa saat kedua matanya terpejam, menikmati udara pagi yang seolah ikut menyejukkan hati. Namun tak lama hembusan nafas kasar lolos dari mulutnya, Otak cerdas nya sepagi ini sudah bekerja ekstra, memikirkan beberapa hal termasuk masalah yang terjadi dengan gadis nya semalam. Ada beberapa hal yang harus ia dan gadisnya selesaikan nanti, dan itu mungkin akan kembali berdampak pada hubungan Vienny dan Shani, hubungan yang sebelumnya tidak baik, mungkin saja akan menjadi lebih buruk.

Namun, hal tersebut segera bisa Shani kesampingkan terlebih dahulu, karena Shani yakin bisa menyelesaikan masalah tersebut. Apapun hasil akhirnya, lihat nanti saja.

Otaknya berpindah haluan, memikirkan beberapa pesan singkat yang masuk ke ponsel nya subuh tadi, pesan yang dikirim oleh Farah asisten kepercayaannya. Sebuah pesan yang sukses membuat seluruh kesadaran Shani berkumpul sepenuhnya, hingga ia tidak bisa kembali memejamkan mata setelah nya.

Shani mengalihkan pandangan nya, menatap deretan pohon yang cukup jauh dari pandangan matanya. Lama-kelamaan tatapan nya mulai kosong, otak nya fokus memikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi, berusaha untuk tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu, dan mencoba mencari jalan terbaik untuk masalah nya ini.

Setengah jam berlalu, hembusan angin kencang tak sedikit pun membuat shani bergeming dari tempatnya berpijak. Seolah jika hanya angin saja tak akan membuat Shani goyah. Bahkan hawa dingin yang menyerang tubuh nya tak sedikitpun ia hiraukan, semua rasa dingin itu seolah kalah dengan panas nya otak Shani saat ini.

Lama terhanyut dalam lamunan, tubuh Shani tiba-tiba tersentak, saat ia merasakan sebuah pelukan dari arah belakang. Kedua sudut bibir shani tiba-tiba terangkat saat menyadari siapa pelaku yang membuyarkan lamunan nya pagi ini.

"Aku bangun tidur kamu nya ilang"

Shani terkekeh pelan saat mendengar aduan dari gadis dibelakangnya. Tangan Shani menggenggam tangan yang melingkar di perutnya, perlahan menarik nya membuat Gracia bergeser ke hadapan Shani, lalu di peluknya erat.

Kedua tangan Shani mendekap erat tubuh gadis kesayangan nya, mendaratkan kecupan singkat di puncak kepalanya "Aku cuma cari angin aja sayang" ucap Shani sambil kembali mengeratkan pelukan nya, pada gadis yang kini menenggelamkan wajahnya di ceruk leher shani.

"Kamu bodoh" Gumam Gracia membuat Shani menaikkan sebelah alisnya, seraya bertanya "kenapa?"

"Kamu sekarang cari angin, nanti pas masuk angin, angin nya kamu tolak. Jadi orang kok php mulu, Gimana si"

Shani kembali terkekeh saat mendengar kalimat kekasih nya ini "kamu bangun kepagian ya sayang" sindir shani namun hanya dijawab gumaman tak jelas oleh Gracia. "Apa masih ngelindur?" Lanjutnya membuat gracia mendengus.

"Aku udah sadar 100% tau" ucap Gracia lalu
menarik dirinya, menatap mata Shani dengan intens "kamu kurang bobo ya?" Tanya nya saat melihat mata Shani yang tidak seperti biasanya.

Shani mengangguk lemah, kedua tangan nya masih betah melingkar di pinggang Gracia. Sementara kedua tangan Gracia kini melingkar di leher Shani. "Tadi kebangun terus gak bisa tidur lagi" adu shani.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang