19

11.2K 853 66
                                    




= Selamat Membaca =

***********************








Sudah satu minggu ini mahluk Tuhan yang bernama Ratu vienny tidak masuk sekolah, bahkan beberapa kali shani mencoba menghubungi nya tapi selalu tidak di jawab. Beberapa kali shani menghubungi orang tua nya, tapi mereka bilang bahwa vienny tidak mau bertemu siapapun termasuk shani.

Jujur saja Shani sudah merasa khawatir dengan keadaan vienny, bagaimanapun vienny adalah sepupunya shani.

Shani memutuskan untuk menjenguk vienny, sepulang sekolah. tentunya mengajak Gracia. Shani tidak mau mengambil resiko jika gracia ngamuk-ngamuk kalo tau shani ke rumah vienny tanpa dia.

Shani mematikan mesin mobilnya saat sudah tiba di parkiran sekolah "Mau ikut ke rumah vienny?"
Tanya shani sambil melepas sabuk pengaman nya.

"Kalo kamu izinin, ya aku ikut"

Shani mengangguk kecil sebagai jawaban. Shani keluar dari mobil diikuti oleh gracia yang kini berdiri disamping nya.
Seperti biasa mereka berjalan berdua di koridor sekolah, mengabaikan semua tatapan kagum dan memuja dari sekitarnya.

Kecantikan shani dan gracia tidak berkurang sedikit pun, malah terus bertambah setiap harinya. Membuat setiap mata yang memandang nya seolah tak rela jika berkedip sedetik pun.

Rambut panjang keduanya sengaja di gerai. Menambah kesan anggun dan manis.  Sesekali gracia mengibas rambut nya dengan gerakan slow motion, membuat para netizen ambyar seambyar ambyarnya.
Jika saja lantai koridor sekolah ini dilapisi karpet, entah berapa puluh murid yang akan guling-guling atau bahkan koprol saking gesrek nya.

Shani hanya tersenyum dalam hati ketika melihat gadis nya dengan sengaja menunjukkan eksistensi nya. Tidak ada yang menyangka jika gadis langganan bully yang pelakunya adalah Vienny ini, menyimpan sejuta pesona yang luar biasa.

Tentu ini menjadi PR tersendiri bagi shani, juga tambahan tugas shani yang menjadi semakin berat. Selain Anin, Shani tidak tau ada berapa puluh bahkan ratus Anin diluar sana yang mengincar gadis nya. Shani juga tidak tau taktik apa saja yang akan mereka gunakan untuk menarik perhatian gadis yang kini dengan sengaja menyibak kembali rambut hitam nya ini.

Beda hal nya dengan shani yang harus selalu siaga menjaga Gracia. Gracia sepertinya tidak perlu repot-repot menghalau siapapun yang akan mendekati shani. Karena shani sudah punya cara sendiri untuk menghadapi para Fans nya itu.

"Gracia tunggu!"

Shani dan gracia kompak menghentikan langkah nya. Alis shani terangkat melihat siapa yang memanggil nama gadisnya dengan lantang. Sungguh indra pendengaran shani di buat berdengung karena nya.

"Ini buat kamu"
Seorang siswa dengan begitu percaya diri nya memberikan satu kotak coklat kepada gracia.

Shani hanya menatap datar, ini salah satu taktik yang sangat mainstream. Kalo gak kasih coklat ya bunga. Setidaknya shani tidak perlu siaga 1, karena jika hanya coklat, shani bisa belikan sepabriknya. Atau jika hanya bunga, shani dengan senang hati akan menanam nya sendiri untuk gracia.  atau jika gracia ingin segera, shani dengan senang hati memetik nya di taman rumah sakit seperti kapan hari.

Berbeda dengan shani yang menatap datar,  gracia lebih memilih meneliti penampilan siswa yang masih menyodorkan coklat itu.

Mata gracia memicing, kepalanya bergerak dari atas ke bawah, Dari bawah kembali ke atas, ketika melihat penampilan siswa yang kini tersenyum menampilkan deretan gigi nya yang sedikit tidak rata.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang