36

8.3K 683 106
                                    





= Selamat Membaca =

***************************




"Sayang kemeja Maroon aku mana ya??" Tanya shani yang kini membuka lemari pakaian miliknya. Kening nya sedikit berkerut kala mendapati isi lemari miliknya sudah berubah menjadi sekumpulan baju warna ungu. SEMUA UNGU!!

"Dilemari Aku sebelah kiri" ucap Gracia tanpa menoleh sama sekali.

"Sayang Jam tangan aku yang dari Papa Harlan mana??" Tanya shani ketika melihat isi laci milik nya penuh dengan aksesoris warna ungu. UNGU SEMUA!!

"Di Laci sebelah kanan punya aku" jawab nya masih santai.

"Sayang Sepatu-sepatu aku, dipindah kemana?" Tanya shani yang kini mondar mandir mencari deretan sepatu yang sebelum nya sudah ia susun Rapi.

"Astaga shani! Dirak pojok deket kamar mandi" ucap gracia sambil mengulurkan tangan nya mengambil sesuatu di atas meja. "Ganggu aja sih!!" Omelnya namun shani hanya acuh.

Shani menghela nafas kasarnya, pagi-pagi udah serasa main teka-teki nyari barang.

"Sayang dompet aku dimana ya?" Tanya shani yang mencari keberadaan dompet lipat dengan model simple yang selalu ia bawa di saku celana nya.

"Di meja deket kasur, tadi aku minta duit buat bayar paket" ucap gracia dengan kesal "repot banget kek cewek!!" Gumam nya. "Awas aja nanya-nanya lagi" ancam nya.

Shani kembali menghela nafas, sudah lelah nyari barang sendiri. Sekarang di rampok di kamar sendiri, oleh kekasihnya sendiri. Shani mah apa atuh, sabar banget.

"Sayang ka-

"LOE EMANG GAK BISA BIKIN GUE TENANG DIKIT APA? ALIS GUE KAGAK JADI-JADI INI" sembur gracia yang kini sudah berdiri sambil menatap tajam shani, dengan alis yang baru selesai sebelah. Tak lupa tangan kanan nya menunjuk shani dengan pensil alis miliknya.

Shani meneguk ludah nya kasar, ketika melihat tatapan mematikan dari gadis dihadapan nya "Ya siapa suruh baju sama barang-barang aku di pindah semua" ucap shani yang membuat gracia semakin mendengus "kan aku susah nyari nya" lanjut shani yang kini berjalan ke arah meja, hendak mengambil dompetnya.

"Astgfirulloh kosong" gumam shani saat melihat isi dompetnya.

"Kan lemari gue gak cukup shaniii, titip sebentaran doang pelit amat. Gak liat barang-barang gue gak muat di lemari??" Omel nya membuat shani sedikit meringis.

"Ya siapa suruh beli baju sama barang banyak banget" ucap shani yang kini hendak mengambil sepatu nya di tempat yang ditunjuk gracia tadi. "Lain kali kalo mau beli sesuatu di fikir dulu"

"LOE NYALAHIN GUE?? SIAPA SURUH BELI LEMARI YANG KECIL, GUE BUTUH NYA YANG GEDE SHANI. LO-

"STOP!!! Aku yang salah sayang" ucap shani segera menyela omelan gracia, agar tidak panjang, sepanjang jalan kenangan.

"Besok aku beli lemari baru, biar kamu pake lemari aku ya. kamu beresin itu alis kamu. Aku siapin sarapan" ucap shani lalu keluar dari kamar, meninggalkan gracia yang kini melanjutkan kegiatan mengukir alisnya.

"Heran si shani, dia gak tau apa alis gue tuh bikin nya susah. Ganggu aja." Omelnya sambil menatap diri sendiri di kaca "terus dia malah marah-marah gajelas pula gegara baju nya gue pindah, lagian siapa suruh beli lemari yang kecil. Dia gak tau apa kaos warna ungu gue aja ada 3 lusin" omelnya lagi, lalu menghela nafas kasar. Kembali gracia berkonsentrasi untuk mengukir alis nya sebelah lagi. "Alis ku sayang, sabar ya. Si shani emang gitu. Yuk lanjut yuk!" Ucapnya sambil mengangkat tangan nya, mengarah kan pensil alis ke alisnya.

Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang