19. Shy

182 24 20
                                    

TZUYU masih tidak berdecak karena posisi keduanya yang di mana wajah Hangyul sudah dekat sekali dengan wajahnya, apalagi sekarang Hangyul sedang menikmati indahnya dunia.

"H-H-HENTIKAN LEE HANGYUL!!!" Tzuyu melepaskan tautannya dari Hangyul dan mendorong tubuh Hangyul dengan keras.

"Gila ya lo, gak nyangka gue," keluh Tzuyu sambil mengusap bibirnya.

     Hangyul hanya bergidik pada Tzuyu. "Hei, aku sekarang milikmu. Jadi terserah aku mau apa." ucapnya dengan enteng.

"Tapi gak gini juga konsepnya, cowok mesum!" kata Tzuyu menekankan kata.

   Tzuyu pergi melangkah meninggalkan Hangyul, namun langkahnya terhenti saat tubuhnya kaku karena dipeluk dari belakang oleh Hangyul.

"Maaf..." suara Hangyul terdengar lirih di telinga Tzuyu.

   Yap, Tzuyu terus kaku dan bergemetar sekaligus rona merah di pipinya semakin memerah. Tzuyu tidak bisa diginiin.

"You're gonna be mine forever, Tzuyu..." suara lembut Hangyul berkata. Setelah lama dipeluk dari belakang, ia membalikkan tubuh Tzuyu lalu menyelipkan surai hitam kecoklatan milik gadis tersebut ke belakang telinga.

   Tzuyu mengulas senyum, bersamaan dengan rona pipinya yang makin terlihat jelas. Ia tidak tahu harus berkata apa, yang jelas kini Hangyul telah menjadi bagian dari Tzuyu. Ia harus bisa mempertahankan hubungan ini. Keduanya harus bisa saling mengerti satu sama lain, melewati segala rintangan bersama, juga menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Hei, bengong mulu nyonya Lee," Hangyul mencubit hidung Tzuyu gemas.

   Tzuyu berdecak. "Apasih ih, pake nyonya Lee segala, namaku tetap Chou Tzuyu dari lahir."

"Iya, iya." Hangyul hanya bisa terkekeh.

   Keduanya segera duduk di kursi yang tersedia. Angin sejuk juga cuaca yang mendukung membuat suasana lebih cerah dan hati terasa tenang.

"Apa kamu senang sekarang Tzuyu? Sekarang kita udah nggak gengsi lagi ya, meski dulu saling menyembunyikan perasaan. Haha, ngakak banget liat kamu dulu pas pertama kali ketemu. Ketabrak mobil anjir, aowkwokwok." Hangyul tertawa terbahak-bahak.

"Jangan ingetin, aku malu Hangyul." ucap Tzuyu sambil memukul pundak Hangyul dan menahan tawa.

"Oh iya, secepatnya aku mau gugat pertunanganku sama si laknat itu." ucap Hangyul membuyarkan suasana.

"Laknat? Aisha maksudmu."

"Iya, siapa lagi kalau bukan dia."

"Memang dah tuh anak banyak banget strateginya sampai dia bisa-bisanya ngehasut bokap gue dong buat tunangan, gila sih." ujar Hangyul dengan kesalnya.

   Tzuyu hanya terkekeh. "Tapi sekarang, siapa yang ada di hatimu?" ucap Tzuyu menggoda.

   Hangyul lalu mengambil tangan mungil Tzuyu lalu mencium punggung tangannya.

"Yang di hatiku itu satu-satunya hanya kamu. Janji, ya. Kita harus selalu bersama, apapun keadaannya jangan sampai hubungan kita renggang. Karena aku sangat-sangat cinta padamu, Chou Tzuyu." ucap Hangyul dengan senyumnya yang tulus.

"Aku juga cinta kamu, Lee Hangyul."

***

   Menjelang malam, mereka berdua akhirnya pulang. Hangyul mengantar Tzuyu pulang dengan motornya. Hangyul merasakan wanita yang di belakangnya kini tengah terlelap dengan nyenyak di bahunya.

 Hangyul merasakan wanita yang di belakangnya kini tengah terlelap dengan nyenyak di bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Try You [TzuGyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang