34

660 142 29
                                    

Setelah menikah untuk kedua kalinya baru Shin Hye dapat mereguk madunya pernikahan. Ia merasakan kesempurnaan paripurna menjalani perannya sebagai istri dan ibu. Namun baru 2 bulan saja ia mendapati itu semua sampai suatu malam, disaat tengah bercengkrama santai dengan Yong Hwa menjelang tidur, smartphone-nya berdenyit. Ketika ia tengok, sebuah nama yang tidak asing baginya tampil sebagai id call. Segera ia membawa benda persegi slim itu menjauh, supaya dapat berbicara dengan leluasa.
"Nugu?" melihatnya hendak pergi untuk menyahuti telepon Yong Hwa bertanya.
"Min Woo Oppa, sebentar." Shin Hye berlalu.
Di kamar mandi ia menempatkan diri untuk berbicara dengan mantan suaminya.

"Nde, Oppa. Whe geudaeyo?"
"Apa kau bisa keluar sebentar malam ini?" pinta suara di ujung telepon.
"Bagaimana?"
"Ada yang ingin kusampaikan padamu, sangat penting, Shin Hye-ya."
"Keluar kemana maksud Oppa?"
"Kafe yang dulu suka kita datangi, maukah kau datang kesana? Aku menunggumu di kafe itu."
"Kapan?"
"Sekarang."
"Sekarang?"
"Eoh. Kau datanglah sendiri. Ini berkaitan dengan rahasia kita, Shin Hye-ya. Jadi suamimu jangan sampai tahu."
"Tidak mungkin tidak tahu, dia bahkan mengetahui aku menerima telepon darimu sekarang."
"Kalau begitu kau katakan untuk keluar sebentar kemana saja, jangan sampai suamimu tahu."
"Kenapa tidak besok saja kita bertemu, Oppa?"
"Besok aku harus pergi ke Jepang, dengan penerbangan paling pagi. Aku sungguh tidak punya waktu lagi, Shin Hye-ya."
"Tidak bisakah dikatakan ditelepon saja? Tidak enak aku harus meninggalkan suamiku menjelang tidur seperti ini." Shin Hye masih coba menolak.
"Sebentar saja, eoh? Aku datang menjemput ke rumahmu sekarang."
"Oppa..."
"Please, Shin Hye-ya! Jebal!"

Didorong oleh rasa penasaran yang dalam akan rahasia apa yang membuat Min Woo tiba-tiba datang dengan sangat terburu-buru itu, tak urung membuat Shin Hye ragu untuk tetap berkeras menolak. Meski mereka dalam posisi sudah siap untuk beristirahat.
"Mau apa Min Woo Hyung?" tanya Yong Hwa begitu Shin Hye kembali.
"Oppa ingin bicara masalah penting denganku, apa boleh aku keluar sebentar untuk menemuinya?" tanya Shin Hye meminta ijin.
"Malam-malam begini disaat kita sudah mau tidur? Kenapa tidak menunggu besok saja?" Yong Hwa jelas tidak setuju.
"Iya, aku pun sudah katakan itu. Tapi Oppa bilang ada rahasia yang harus disampaikan padaku."
"Suruh dia saja yang datang kesini jangan kau yang keluar, aku tidak mengijinkanmu." tegas Yong Hwa.
"Dia ingin menyampaikan sebuah rahasia, Oppa."
"Kalian bisa bicara di ruang tamu, dan aku tidak akan keluar dari kamar ini kalau perlu. Supaya tidak menguping rahasia yang kalian bicarakan."
"Min Woo Oppa tidak akan bisa bicara disini sementara tahu ada Oppa di rumah."

Yong Hwa memejamkan mata mendengar penolakan demi penolakan yang Shin Hye lontarkan.
"Kau ini ngotot sekali mendengarkan permintaan mantan suamimu itu, tapi tidak mau mendengarkan aku suamimu. Apa sebenarnya yang terjadi?" tatap Yong Hwa menjadi curiga.
"Apa maksudnya apa yang terjadi?" Shin Hye balas menatap.
"Apa selama ini diam-diam kalian berhubungan di belakangku?"
"Oppa ini bicara apa? Ini pertama kali Min Woo Oppa menghubungiku sejak kami bercerai."
"Kalau memang demikian apa sulitnya dia yang datang ke rumah ini? Kenapa harus memintamu keluar disaat malam begini? Kalau memang tidak ada apa-apa."
"Ada hal yang tidak bisa kujelaskan tentang Min Woo Oppa padamu, tapi aku sangat memahami mengapa dia meminta bicara denganku diluar. Ini tentang kami, Oppa. Jadi mohon maaf, aku akan membangkang padamu. Aku akan tetap pergi meski kau tidak memberiku ijin." putus Shin Hye seraya membuka lemari hendak mengambil coat.
"Maksudmu kau tidak menghargaiku?" Yong Hwa sangat tersinggung.
"Hanya sekali ini saja, aku janji hanya sekali ini saja, Oppa. Jebal! Aku sekarang memohon padamu!"
"Demi mantan suamimu kau tega melakukan ini padaku, Shin Hye-ya?"
"Saat kembali nanti aku akan ceritakan semua padamu. Sekarang aku pergi. Min Woo Oppa pasti sudah menungguku diluar." Shin Hye benar-benar tidak peduli, ia meraih smartphone dan dompet lalu melangkah ke pintu.
"Jadi kau tetap akan pergi?" belalak Yong Hwa tidak percaya Shin Hye berani membangkang padanya.
"Mianhe!" Shin Hye terus berlalu.
"Park Shin Hye!" teriak Yong Hwa. Langkah Shin Hye malah semakin cepat memburu pintu. Yong Hwa mengejar keluar dari kamar sampai ke pintu depan, Shin Hye sudah menaiki sebuah mobil yang kemudian membawanya pergi. Yong Hwa membelalakan mata tidak percaya dengan pembangkangan itu.

Saat masih menjadi pekerja part time di Sky Resort milik orang tua Min Woo dimana Min Woo sebagai manajernya, Shin Hye pernah beberapa kali dibawanya ke kafe itu. Sebelum mereka memutuskan untuk menikah. Bahkan rencana pernikahan mereka pun dibicarakan disana. Shin Hye tidak akan melupakan peristiwa itu. Dan sekarang Min Woo kembali membawanya ke tempat itu. Entah apa yang sangat penting ingin disampaikannya? Sedikit pun tidak dapat Shin Hye ramalkan, mengingat keduanya tidak pernah terhubung lagi walau dengan tidak sengaja setelah Min Woo meninggalkannya.
"Apa kehidupanmu bahagia sekarang?" tanya Min Woo setelah keduanya duduk dan memesan minuman.
"Eoh, sangat bahagia."
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya. Aku juga merasa lega, akhirnya kau menemukan pendamping hidup." ujar Min Woo tulus.
"Tapi tadi dia marah saat aku meminta ijin pergi dengan Oppa."
"Geurae? Kenapa? Apa dia cemburu padaku?"
"Sepertinya begitu. Sayangnya aku belum bisa menjelaskan kenapa masalah kita sangat rahasia. Aku tidak berani mengatakan kepadanya sebab itu rahasia kita. Sekarang sekalian aku mohon ijin pada Oppa untuk menceritakan rahasia ini kepada Yong Hwa. Apa Oppa mengijinkan?" pinta Shin Hye hati-hati.
Bibir Min Woo terkuak kecil. "Eoh, katakan saja. Supaya dia tidak salah paham."
"Gomowoyo. Lalu sekarang apa yang ingin Oppa sampaikan itu?" tatap Shin Hye lekat ke iris mata Min Woo.

Pria itu, pria bermata cantik itu tersenyum dalam sebelum menjawab. Membuat Shin Hye semakin penasaran.
"Mwoga, Oppa?" Shin Hye tidak sabar.
"Apa kau tahu siapa gadis yang dekat denganku sekarang?" tanyanya malah tebak-tebakan.
"Ani." geleng Shin Hye.
"Kau tidak pernah mendengarnya dari orang misalnya?"
"Aniyo, siapa dia Oppa?"
Lagi-lagi dia tersenyum dalam, seakan hatinya sangat bahagia.
"Namanya Julia. Julia Kim. Dia setengah bule, Shin Hye-ya."
"Dimana Oppa bertemu dengannya?"
"Kami anggota orkestra yang sama. Dia pemain biola, dia lahir dari seorang ibu berkebangsaan Australia dan ayah Korea. Kami bertemu pertama kali waktu bergabung di orkestra. Dan karena sering bertemu, kami saling jatuh cinta."
"Dia pasti gadis yang cantik." terka Shin Hye.
"Yang pasti dia gadis yang baik. Dia tahu aku pernah menikah dan gagal. Dan dia juga tahu kenapa pernikahanku gagal."
"Dia tahu tentang itu, Oppa?" Shin Hye sedikit kaget.
"Terhadapnya aku tidak bisa menutupi apapun, Shin Hye-ya. Termasuk kelemahanku. Dan hebatnya dia menerimaku apa adanya serta memberiku support. Kami lalu pacaran. Hubungan kami sudah berjalan 2 tahun hingga sekarang. Dan kau tahu, Shin Hye-ya?" sekali lagi mata cantik Min Woo berbinar bahagia.
"Mwoga, Oppa?" Shin Hye sangat penasaran dengan sinar bahagia yang senantiasa dipancarkan wajah Min Woo, kabar baik apa yang dimilikinya itu?
"Mungkin kau tidak akan percaya, tapi sekarang Julia sedang mengandung."
"Mwo...?" benar Shin Hye melotot.
"Mengandung bayiku."
"Jeongmal, Oppa?"
Min Woo mengangguk dengan senyumnya yang terus terkembang lebar.
"Bagaimana bi... Mianhe! Ini sungguh berita baik bagiku, Oppa. Demi Tuhan."
"Itu sebabnya aku ingin buru-buru menyampaikannya padamu, Shin Hye-ya. Sebab hanya kita saja yang tahu. Aku suka dengan ekspresi kagetmu itu. Dan aku tidak akan mendapatkannya dari yang lain. Termasuk dari orangtuaku."
"Kapan Oppa mendapatkan kabar bahagia ini?" tanya Shin Hye turut bahagia.
"Tadi siang. Beberapa hari ini Julia sakit, padahal kita sedang melakukan persiapan untuk konser di Jepang. Dan tadi siang aku membawanya ke dokter. Rupanya dia sedang hamil."

TBC

Hnya berita kehamilan pacar pantaskah disebut rahasia, voters?😏

Well, ada apa sebenarnya?

Let's check the next part!

One Fine DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang