35

690 148 26
                                    

Shin Hye tersenyum dalam mendengar kabar yang baginya juga merupakan kabar bahagia.
"Lalu bagaimana Oppa akhirnya sembuh? Mianh, aku bertanya tidak sopan." selidik Shin Hye tidak tahan untuk mempertanyakan hal rahasia itu.
"Benar, aku akhirnya sembuh, Shin Hye. Setelah aku pergi darimu, aku tak henti terus mencari pengobatan. Sebab menurut dokter dan psikolog 'ketidak-mampuanku' itu sesungguhnya dapat disembuhkan. Maka aku fokus melakukan therapy. Aku juga menjauhi alkohol. Dan melarikan semua kepenatanku dengan bermain musik. Itu sebabnya kenapa aku memilih meninggalkanmu." jelas Min Woo.
Shin Hye mengangguk, sebab dirinya pun mengijinkan Min Woo meninggalkannya.

Karena Min Woo ingin melakukan pengobatan serius. Bila tetap dalam ikatan pernikahan bersamanya, orangtuanya tidak mengijinkan Min Woo sekolah musik. Padahal bermain musik merupakan pelarian bagi Min Woo untuk mengatasi persoalan penting dalam jiwanya.
"Saat berada diluar negeri aku hanya fokus pada musik dan therapy, Shin Hye-ya. Aku tidak memikirkan hal lain selain 2 hal itu. Aku melakukan pola hidup sehat. Bertahun-tahun aku melakukan itu, hingga akhirnya aku bertemu Julia. Dan sekarang aku sembuh."
"Taengiyo, Oppa. Aku turut gembira mendengarnya." senyum Shin Hye.
"Tapi sekaligus aku pun melupakanmu. Aku membuat tuduhan orang kepadamu seakan benar. Demi Tuhan bukan maksudku untuk membuatmu tambah menderita dengan kepergianku, Shin Hye-ya. Setelah kau menyelamatkan nama baikku. Semua itu semata karena aku terlalu fokus."
"Gwenchana, Oppa. Semuanya sudah berlalu. Shin Woo pun sudah menemukan ayahnya. Hidup kami sangat bahagia sekarang." senyum Shin Hye lagi.
"Nde, keadilan Tuhan itu nyata. Kau orang baik, pasti tangan Tuhan mudah terulur padamu. Sebab kau ikhlas kala membantuku, maka segera Tuhan mengganti penderitaanmu dengan kebahagiaan."
"Kamsahamnidha. Jadi kapan Oppa akan menikahi Julia?" tanya Shin Hye mengalihkan obrolan Min Woo yang syarat dengan penyesalan.
"Sesegera mungkin sepulang dari Jepang nanti."
"Geurae. Aku sangat menantikan moment itu, Oppa."

Hanya itu saja padahal hal penting dan rahasia yang ingin disampaikan Min Woo kepada Shin Hye. Sebenarnya tidak terlalu terdengar rahasia, tapi bila orang yang tidak paham permasalahan sebelumnya seperti Yong Hwa turut mendengar, pasti akan memicu pertanyaan berikut. Seperti : apa hubungan pacar Min Woo hamil dan Shin Hye harus tahu, dimana cara menyampaikannya pun cukup privasi, yakni Shin Hye harus datang sendirian tanpa Yong Hwa.

Hal inilah yang dijaga Shin Hye, kenapa dirinya pun mematuhi Min Woo untuk datang seorang diri. Khawatir Yong Hwa menjadi kepo terhadap Min Woo. Padahal adalah aib apa yang Min Woo dan Shin Hye sembunyikan itu. Bahkan kedua orangtua Min Woo saja tidak mengetahuinya. Mereka pasti tidak tahu jika anak lelaki mereka satu-satunya yang sangat mereka banggakan itu memiliki problem serius dengan seksualitasnya. Yang bila hal itu mencuat ke publik, pasti akan jadi guncingan dan cemoohan.

Dan mempertimbangkan aspek psikologis No Min Woo, yang bahkan dirinya hanya sendirian menghadapi penderitaannya itu selama bertahun-tahun, Shin Hye nekat membangkang kepada Yong Hwa malam itu. Ia siap menerima hukuman apa pun yang akan Yong Hwa timpakan kepadanya atas pembangkangannya tersebut.

Min Woo kembali mengantar sampai di depan pintu pagar.
"Aku tidak akan mampir sebab sudah malam, tapi aku akan mengirim pesan kepada suamimu. Untuk meminta maaf dan berterima kasih, Shin Hye-ya." ucap Min Woo sesaat sebelum Shin turun dari mobilnya.
"Eoh. Selamat malam, Oppa. Hati-hati di jalan!"
"Nde, kamsahamnidha, Shin Hye-ya! Terima kasih untuk waktunya."
"Geurae." Shin Hye kemudian turun dari mobilnya.
Sampai Shin Hye memasuki rumah Min Woo masih menatapnya. Setelah pintu rumah ditutup dari dalam baru Min Woo melajukan mobilnya.

Yong Hwa masih belum tidur, ia menunggu tepat di depan pintu saat Shin Hye pulang.
"Ah, gabjagi-ya! Kenapa lampunya harus dimatikan kalau menunggu disini." omel Shin Hye kaget tak terkira seraya segera menyalakan lampu.
"Jadi kau berharap aku tidur saat kau sedang asik dengan mantan suamimu diluar rumah malam-malam begini?" Yong Hwa muntab. "Kenapa kalian tidak pergi ke hotel saja? Kenapa kau harus pulang?" belalaknya.
"Mianheyo, Oppa! Aku mengaku berdosa membangkang padamu. Tapi biar aku jelaskan, kenapa Min Woo Oppa memanggilku untuk bicara tanpa meminta ijinmu terlebih dahulu. Sini duduk! Biar aku jelaskan." Shin Hye menarik tangan Yong Hwa supaya duduk.
Tapi Yong Hwa menepisnya meski tak urung dia duduk.
"Eommoni mengatakan tentang kesepakatan kalian, jangan sampai aku mengadukan masalah ini kepadanya. Dan kau akan kehilangan Shin Woo." ancam Yong Hwa belum hilang rasa kesalnya.
"Oppa... dengarkan dulu penjelasanku." Shin Hye terkaget lagi. Yong Hwa cemberut.

"Min Woo Oppa hanya menyampaikan bahwa kekasihnya hamil, hanya itu saja yang dia katakan padaku. Bukan masalah lain apa lagi masalah yang bukan-bukan." cerita Shin Hye.
Terlihat Yong Hwa menyeringai kecut. "Penting sekali dia melaporkan hal begitu kepadamu. Siapanya memang kau ini, Shin Hye-ssi?" ejeknya.
"Ada 1 kelemahan Min Woo Oppa yang tidak diketahui orang, termasuk kedua orangtuanya. Tapi aku dan seorang pelacur mengetahuinya."
Yong Hwa menatap Shin Hye tanpa suara. Pelacur? Apa maksudnya?
"Aku mengenal Min Woo Oppa saat bekerja part time di Resort Sky yang dipimpinnya. Sebagai seorang atasan aku tidak terlalu mengenalnya. Selain yang tampak di penglihatanku bahwa dia pria frustasi dan kesepian. Pasti bukan masalah materi yang membuatnya frustasi, sebab mereka tidak miskin sepertiku. Dia juga cenderung suka membuat onar. Dia seperti sangat puas bila sudah membuat ayahnya marah. Itu sebabnya kehidupannya diwarnai dengan mabuk-mabukan dan bermain perempuan. Hingga suatu pagi, saat aku sedang merapikan kantornya, aku memergoki seorang wanita keluar dari kamar tidur di kantornya itu. Wanita dengan penampilan bak penjaja tubuh di klub-klub malam itu, mencak-mencak memaki Oppa. Betapa dia kecewa sudah menemani Oppa semalaman..."

Shin Hye masih mengingat dengan baik kejadian pagi itu. Ketika kantor tempat magangnya libur, yaitu kantor walikota, dia bekerja di Resort Sky sejak pagi. Dan setiap hari sabtu dia akan di Resort Sky sejak pagi. Salah satu tugasnya membersihkan kantor manajer. Karena Resort Sky ini cukup jauh dari jangkauan kendaraan umum, makan disediakan kamar khusus untuk manajer. Siapa sangka pagi sabtu itu ada seorang wanita tuna susila yang diajak Min Woo bermalam di kantornya. Tapi nampaknya dia tidak merasa puas, sebab terdengar dari ocehannya sesaat sebelum pergi :
"Aigo... Sungguh aku hanya buang waktu saja semalaman denganmu, Gwangja-nim. Kau memang membayarku dengan uang, tapi... astaga! Apa kau mendapat kutukan? Hingga alat vitalmu tidak bisa berdiri. Boro-boro dapat berfungsi. Aku seperti bermain dengan anak kecil jadinya. Menjijikan!" omelnya tampak kesal tiada tara.

Shin Hye menghentikan kegiatannya yang sedang melap meja. Diliriknya wanita berpakaian sangat minim. Bluse ketat hingga memperlihatkan belahan dadanya. Rok mini sepaha, heels setinggi belasan cm. Rambutnya panjang acak-acakan karena tidak sempat menyisir dan make up-nya berantakan. Tangannya menjinjing coat yang ia kenakan sambil berjalan. Wanita berpenampilan seperti ini sering ia lihat di klub malam. Saat melewatinya wanita itu melirik Shin Hye lalu menatapnya dalam.
"Kau, Ajhumma. Kalau kau bermain cinta dengan majikanmu itu, kau dipastikan tidak akan hamil. Karena kau pun tidak akan pernah bisa merasakan sentuhannya. Dia itu wujudnya saja pria tapi alat kelaminnya tidak berfungsi, selain untuk buang air kecil saja. Menyedihkan." ceracaunya lalu pergi menuju pintu. Shin Hye hanya menatapnya, menatap pula pintu kamar yang terbuka. Min Woo pasti ada di dalam.

Shin Hye menunduk lagi tapi bukan menatap meja, tangannya tidak bergerak melap meja. Melainkan meraba perutnya. Saat itu di dalam rahimnya tengah tumbuh seonggok janin. Atas yang ia lakukan dengan Yong Hwa sekitar 2 bulan yang lalu. Dia positif mengandung, tanpa menikah. Tapi wanita tadi mencak-mencak karena Min Woo tidak bisa memberinya kenikmatan saat mereka melakukan pergumulan seks. Atau Min Woo mengalami disfungsi ereksi alias impotensi.

TBC

Oke, t'jwb skg voters, apa yg t'jadi dgn minwoo...😝

Tebakan di laman komennya tdk ada yg menyebutkan itu... Kujd emez banget😂😍

Bd lho ya impotensi dgn gay. Gay itu penyuka sesama jenis, klo impotensi permasalahannya di alat kelaminnya.

Ye... Author menang👏👏👏😉

One Fine DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang