pT. 4

5.7K 407 31
                                    







Rahyun berjalan dengan penuh hati-hati untuk memasuki rumah, ia sengaja meminta eunwoo untuk mengantarnya sampai persimpangan jalan saja.

Perasaannya sudah campur aduk, ia benar-benar takut jika jimin akan memarahinya karena ia pulang selarut ini, terlebih lagi barang belanjaan yang ia beli siang tadi masih ada di tangannya, bagaimana caranya menjelaskan yang sebenarnya.

"Kuharap dia sudah tidur!" gumam rahyun sembari membuka pintu dengan penuh hati-hati

Cklek!.....

Pintu berhasil terbuka, dan rahyun mulai masuk dengan perlahan.

"Apa dia sudah tidur?" rahyun memperhatikan sekelilingnya yang terlihat sudah sangat sepi, mungkin benar bahwa jimin sudah tidur

Rahyun berjalan menuju dapur untuk menaruh belanjaan yang ia bawa, ia benar-benar merasa bersalah karena pergi tanpa sepengetahuan jimin.

"Hufftt!, aku takkan mengulanginya lagi!" gerutu rahyun sembari memasukkan belanjaan tersebut ke kulkas

Setelah semuanya selesai, rahyun berniat untuk segera ke kamar jimin untuk memastikan bahwa jimin sudah tidur.

......

Pintu kamar jimin terbuka, menampakkan dirinya yang tengah tertidur pulas sembari memeluk bantal guling.

Rahyun berjalan masuk dengan penuh hati-hati, ia tidak mau hanya karena dirinya jimin akan terusik dari mimpinya.

Senyum rahyun mengembang sempurna saat ia menyaksikan damainya wajah jimin yang tengah tertidur, ia mendudukkan diri di sisi ranjang dan memandangi jimin dengan sangat lekat.

"Kau sangat manis" gumam rahyun sembari tangannya terulur untuk membelai surai halus jimin

"Walaupun aku tidak pernah merasakan tidur bersamamu, terlebih lagi memelukmu, aku memang menginginkan itu semua terjadi, tapi sayangnya itu hanya sebuah angan yang akan segera kandas terbawa rasa yang tak pernah ada" rahyun menyentuh rahang jimin dan membayangkan betapa manisnya jika ia bisa mengahabiskan waktunya bersama jimin, seperti sewajarnya sepasang suami istri

Ia memang sudah mengetahui bahwa jimin sama sekali tidak memiliki rasa apapun padanya, namun tak ada salahnya jika rahyun tetap menyimpan perasaannya untuk jimin.

"Tak perlu membalas semua perasaanku padamu, hanya dengan bersikap lembut padaku, itu semua sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa kau masih menyisahkan sedikit perasaanmu untukku"

.....

Pukul 05:30, rahyun tertidur pulas di sisi ranjang jimin, tangannya masih dalam posisi yang sama, tepat di rahang jimin.

Entah kapan rahyun mulai tertidur dalam posisi bersandar pada headboard seperti ini, mungkin karena ia terlalu mengantuk dan tiba-tiba tertidur di samping jimin.

"Eunghh!"

Jimin mulai menggeliat dan terusik dengan keberadaan tangan rahyun di pipinya, ia mengerjapkan matanya dan menurunkan selimutnya.

Mata jimin menatap seorang gadis cantik di sampingnya yang tengah tertidur pulas, wajahnya yang manis nan damai membuat jimin terpaku dan menatapnya.

Rahyun masih tertidur pulas dengan bersandar di headboard, entah mengapa jimin lebih dulu bangun daripadanya, seharusnya ialah yang bangun terlebih dulu.

"Baru kali ini aku merasakan tidur bersamamu, dan rasanya saat aku terbangun mataku langsung dihadapkan dengan sesosok bidadari"  gumam jimin sembari bangun dan mendekati wajah rahyun

What's Wrong With My Husband? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang