~~~13 Januari 2015~~~
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, sudah seharusnya aku mengambil magang/ dijurusan kami lebih dikenal dengan kerja lapangan. Setelah berdiskusi alot dengan dosenku yang bersikeras mengirimku ke Gwangju, aku akhirnya menyerah dan setuju untuk magang disana dengan alasan psikologis rumah sakit besar di Gwangju baru saja berlibur panjang bersama keluarganya.
Aku setuju karena setahuku ayah mempunyai kolega di Gwangju. Tapi aku tidak ingat, bahkan aku tidak yakin apakah benar kolega tersebut dari Gwangju. Teman ayahku ini pernah mengunjungi kami di Indonesia, dalam rangka berlibur tentunya. Katanya sih, dia teman kuliah ayah dulu.
*Kriingg*
"Yoboseyo, appa?"
"Eum, wae? Kamu baik-baik saja?"
"Tentu! Aku ingin menanyakan sesuatu"
"Apa itu? Ahh sebelum itu, bagaimana kuliahmu nak? Apa ada kendala?"
"Tidak, aku baik-baik saja appa, dan doakan aku semoga semester depan aku bisa lulus hehe"
"Tentu saja, tadi kau ingin bertanya apa?"
"Ahh iya! Appa, bukankah kau punya teman dari Gwangju? Paman Jung yang waktu itu mengunjungi kita saat aku masih SMA"
"Maksudmu Jung Jiwoo?"
"Ah yaaa Jiwoo samchon"
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang Jiwoo?"
"Appa, sebelum memasuki semester akhir aku harus ke Gwangju untuk praktek lapangan selama sebulan, bisakah kau bertanya apakah aku dapat menginap dirumah Jiwoo samchon untuk sementara waktu?"
"Eoh? Hm...yasudah appa tanyakan dulu ya. Jangan lupa jaga kesehatanmu"
"Baik appa, terimakasih, saranghae"
"Hmm nado"
Ayahku pun menutup teleponnya. Aku benar-benar berharap bisa menginap dirumahnya. Setauku ia memiliki seorang anak perempuan yang umurnya jauh diatasku, tapi unnie tersebut sangat baik kepadaku.
*Kringgg*
"Ahhh appa? Eotte?"
"Jiwoo sangat senang kau ingin menginap dirumahnya, katanya ia akan menyiapkan kamar untukmu nanti, baik-baik disana ya"
"Benarkah? Assa! Akhirnya aku bisa bertemu Da Won unnie lagi!"
"Ah iya kau mengenal Da Won ya, baiklah appa akan mengirimkan alamatnya, annyeong"
~~~15 Januari 2015~~~
Disinilah aku sekarang, didepan pintu rumah yang tidak terlalu besar tetapi terlihat sangat nyaman. Akupun segera memencet bel.
Sesosok wanita dewasa membukakan pintu untukku, respon selanjutnya adalah ia yang diam seolah tak percaya hingga akhirnya berteriak sangat kencang dan menubrukku, memeluk sangat kencang.
"OH MY GOD MY KKUL!! I MISS YOU SO MUCH!" Seru gadis tersebut kencang.
"Akhhhh miss you too unnie tapi bisakah kau melepaskan ku, uhkk aku sesak uhkk uhkk" ucapku terbatuk-batuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Little Manager
FanfictionJung Hani, remaja blasteran Korea-Indonesia yang memiliki keberuntungan yang sangat diinginkan sebagian besar remaja di Dunia, bagaimana tidak? diusianya yang belum menginjak 16 tahun, Hani sudah berhasil menjadi salah satu manajer sekaligus mental...