Judge

3K 206 4
                                    

~~~24 November 2014~~~

"Sebal!" Keluh Hyemi tiba-tiba.

"Eoh? Kau kenapa unnie?" Tanyaku bingung, hari ini adalah jadwalku menginap dirumah Hyemi karena besok libur, aku sedang menerka nerka apakah Hyemi sebal jika aku menginap sekarang? Atau karena hal lain?.

"Kau tau? Anak-anak jurusanku sekarang makin parah dan tidak jelas!! Coba bayangkan, mereka sampai berani berkata pada dosen bahwa karyaku hanya hasil menggabungkan karya-karya orang lain!" Ujar Hyemi mulai menjaelaskan alasannya.

"Astaga, sebegitunya mereka terhadapmu?" Ucapku kaget sekaligus lega. Artinya Hyemi bukan kesal terhadapku.

"Keterlaluan kan? Aku benar-benar muak! Karya itu kubuat denganmu sampai berminggu-minggu. Seenaknya saja mereka bilang begitu. Aku berani bertaruh bahwa mereka baru mulai mengerjakan tugasnya H-1 pengumpulan!"

Akupun hanya bisa menghela nafas dan mencoba menenangkan Hyemi.
Sejujurnya hal ini sudah sangat biasa untuk orang-orang seperti kami. Hm...seperti kami, sang penerima beasiswa penuh di kampus terfavorit di Korea Selatan yang bahkan untuk menjadi mahasiswanya saja sudah sangat membanggakan.

Ya, kecemburuan sosial.

Dari mereka yang hanya melihat hasil dari kerja keras kami yang mungkin berkali-kali lipat, akan menganggap bahwa hidup kami sempurna. Tidak perlu belajarpun pasti bisa, pikir mereka. Itu salah, tidak ada yang sempurna, kamipun bekerja keras untuk mendapatkan hasil terbaik.

Hyemi itu jurusan sastra Korea, ia bercita-cita menjadi penulis. Akupun mengakui bahwa gaya tulisan Hyemi sangat khas dan tidak pernah membuatku bosan. Hyemi selalu menjadikan aku orang pertama yang membaca semua karya dan tugasnya. Untuk final check, katanya. Jadi bisa dipastikan bahwa ia sama sekali tidak menjiplak karya orang lain.

Aku bisa membayangkan seberapa parah hal ini jika melihat ekspresi kesal di wajah Hyemi yang tak kunjung menghilang. Unnie-ku yang satu ini orangnya sangat ceria, positif, dan kuat. Jarang sekali ia menggubris komentar jahat tentang dirinya. Lebih sering ia yang menenangkan ku karena aku terlalu sensitif. Aku bisa menangis hanya karena membaca komentar jahat untukku di internet.

"Kenapa sih mereka itu? Ada masalah apa dihidupnya ha? Memangnya dengan menjatuhkan aku mereka bisa terlihat lebih baik? Tidak kan?"

"Lagipula alasan mereka sangat tidak masuk akal! Hanya karena mereka menemukan 5% kemiripan karyaku dengan karya penulis asal Jerman, mereka menuduhku melakukan plagiat?"

"Wahhh!! Yang benar saja, aku bahkan tidak bisa berbahasa Jerman"

"Arghhh aku benar-benar kesal! 5% itu seberapa sih?! Jika aku menulis saranghae lalu penulis asal Inggris menuliskan i love you, apa itu namanya plagiat?! Apa itu masuk akal?!"

*Aku menggelengkan kepalaku*

"Kau setuju kan denganku Hani?!"

*Aku mengangguk-angguk*

"Benar kan? Mereka tidak masuk akal!"

"Tapi, unnie, dosenmu tidak akan terpengaruh begitu saja menurutku. Ia pasti sudah tau mana yang harus dipercaya. Kau mahasiswa kebanggaannya. Percaya padaku" Balasku akhirnya sambil tersenyum menenangkan unnie-ku yang sepertinya sudah sangat muak dengan kelakuan teman-teman sejurusannya.

"Hm...maafkan aku sudah marah-marah dan menunjukkan kekesalanku kepadamu ya" Ucap Hyemi yang menunduk sambil tersenyum canggung.

"Tidak apa-apa, itu artinya kau percaya padaku :) aku senang kau membagi masalahmu kepadaku unnie. Kau sangat bersemangat tadi hehehe" Balasku terkekeh geli.

"Tapi serius, bagaimana kau bisa begitu sabar saat mereka melakukan 'itu' terhadapmu dulu?" Tanya Hyemi penasaran.

"Maksudku, ayolah, mereka jurusan psikologi, tidak pantas berbuat seperti itu" Lanjutnya.

"Hm...tidak tau. Aku hanya sedih saja dan tidak ingin memperpanjang masalah. Aku rasa mereka tertekan menjalani sistem kuliah yang seperti ini, makanya melampiaskan kepadaku yang mereka anggap seperti tidak pernah punya beban, entahlah mungkin seperti itu" Jelasku mencoba mengingat kembali kejadian pahit itu.

"Astaga! Pemikiran macam apa itu Hani" Ucap Hyemi sambil menepuk kepalanya.

"Siapa peduli tentang mereka yang tertekan! Itu bahkan bukan alasan yang tepat untuk mereka merusak laptopmu di hari sebelum presentasi untuk ujian akhir! Kau bahkan hampir kehilangan beasiswa jika dosenmu tidak mau mengecek cctv di hari itu!! Oh gosh aku saja kesal sekali mengingatnya" Lanjutnya menggebu-gebu.

"Sudahlah unnie, yang penting aku masih mendapatkannya sampai sekarang kan? Hehe" Jawabku maklum dan tersenyum lebar.

"Iya! Tapi tetap saja aku tidak terima kau malah memaafkan mereka dan melarang mereka untuk dikeluarkan! Kalau aku jadi kau, dengan senang hati kuantar mereka sampai depan gerbang SNU!!" Ujar Hyemi seperti sedang melakukan rap, cepat sekali bicaranya.

"Hush!! Tidak boleh begitu unnie, mereka juga punya orangtua yang harus dibanggakan" Ucapku mengingatkan.

"Lagipula, aku tidak sebaik yang kau katakan kok. Aku juga kesal terkadang, hanya tidak ingin memperbesar masalah saja" Lanjutku tenang. Aku bukan malaikat, tentu saja bisa kesal. Aku juga sering marah untuk hal-hal kecil. Jadi jika kalian kira aku tokoh protagonis yang lemah lembut disini, maaf, aku tidak bisa memenuhi ekspektasi kalian.

"Huh! Terserah apa katamu lah" Balas Hyemi mengibaskan tangan tanda ia ingin mengakhiri percakapan ini.

Tapi setelah itu aku masih mendengar Hyemi yang menggerutu dengan suara yang semakin mengecil.
Ia bilang
"Memangnya mereka peduli hal itu saat menghancurkan laptopmu? Dasar anak kecil, naif sekali sih! Besok-besok kalau ada yg berani membuat masalah denganmu akan aku tendang ke Korea Utara!!"
Dan aku pun tersenyum diam-diam mendengar gerutuan tersebut. Aku sangat bersyukur masih memiliki orang yang sayang denganku seperti Hyemi.

~~~TBC~~~

Sebenernya aku bikin ini buat merealisasikan kehaluanku aja hehehe. Siapapun yang baca atau gasengaja kebaca, maaf ya kalo gajelas 🙏🙏

Mungkin bahasan tentang Bangtan akan dimulai chapter depan. Semoga masih realistis jalan ceritanya 😁

Dadahhh i purple u 💜

Btw gasadar chap ini terlalu panjang ya kayaknya 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Btw gasadar chap ini terlalu panjang ya kayaknya 😂

Bangtan Little ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang