❄Ice x yaya🌸

2.4K 111 36
                                    

Warning: AU, Ice x Yaya, No super power, Teen!Chara, (Maybe) OOC, Miss-typo, Gaje, Picisan(?)

Enjoy~

Belanda, 5 Agustus 2011.

Terlihat sebuah pesta kecil di halaman belakang sebuah rumah berdesain minimalis. Walaupun terlihat tidak mewah dan hanya sebuah pesta sederhana, pesta itu terlihat begitu meriah dan penuh dengan suasana gembira. Di tengah pesta, kue dengan krim berwarna merah muda dan putih serta lilin angka 10 diletakkan di meja. Terlihat begitu menggiurkan dan menggugah selera bagi para pecinta makanan manis.

Mata bulat seorang gadis kecil yang kini tengah berulang tahun itu menatap tidak sabar pada kue ulang tahunnya. Hasrat ingin memakan kue di depannya seakan ingin meledak dan mendorong sang gadis kecil untuk mencuri sedikit krim yang melapisi kue manis itu.

Gadis kecil bernama Yaya itu menengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Memastikan keadaan sekitarnya aman dan tak ada yang melihat aksi pencurian krim yang akan ia lakukan. Yaya pun tersenyum sumringah begitu memastikan keadaan aman terkendali. Tangannya mulai bergerak mendekati kue ulang tahun itu.

Namun, baru saja Yaya ingin mencolek krim manis itu, sebuah hembusan angin sedikit menerbangkan gaun merah mudanya dan jilbab putih polos yang ia kenakan. Angin itu seolah memanggil Yaya sambil membelai pipi mulus sang gadis kecil.

Yaya menoleh ke arah kanannya, tepat ke arah taman bunga tulip cantik warna-warni di sebelah rumahnya. Angin itu kembali berbisik, meminta Yaya agar menemui sang pemanggil di taman bunga tulip indah itu. Hati kecil Yaya yang penasaran mendorong Yaya untuk melangkahkan kaki berbalut sepatu balet hitam itu ke taman tulip kesukaannya.

Angin itu terus berhembus, seolah menuntun Yaya di antara bunga-bunga tulip yang tengah bermekaran cantik. Yaya hanya melangkah polos sambil mengagumi bunga kegemarannya, hingga angin itu menuntunnya ke sudut taman yang tampak sepi dengan sebuah pohon hijau rindang nan teduh yang tumbuh subur.

Mata Yaya yang tadinya asik berkeliling menatap taman, kini terpaku pada sosok pemuda aneh yang berdiri di bawah pohon rindang di depannya. Hembusan angin yang sedari tadi menuntun Yaya seperti memusat pada pemuda berpakaian jas hitam dan celana hitam panjang itu.

Hati kecil Yaya kembali diserang rasa penasaran yang menggebu. Kembali Yaya langkahkan kaki kecilnya mendekati sang pemuda yang menatap ke arah pohon rindang di depannya. Dengan sopan, Yaya mencoba menyapa.

"Halo? Kakak siapa?"

Pemuda itu terdiam sebentar, lalu perlahan menghadapkan tubuhnya ke arah Yaya.

Iris merah delima menatap langsung pada iris hazel Yaya. Yaya terpaku sejenak pada keindahan yang mata pemuda itu suguhkan. Kaki pemuda misterius itu melangkah maju mendekati Yaya. Kedua tangan pucat itu dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Aku BoBoiBoy Halilintar. Kau bisa panggil aku Hali."

Angin berhembus melewati rambut hitam kelam sang pemuda yang dihiasi sedikit helai putih yang berkumpul pada satu tempat. Ia menunduk, agar wajahnya bisa terlihat jelas oleh Yaya yang lebih pendek darinya.

"Oh, hai kak Hali! Aku Yaya!" Yaya melempar senyum semanis gula pada Halilintar. Iris hazelnya menyebar kehangatan ke dalam iris merah tajam yang nampak dingin dan kosong itu. "Kak Hali sendirian di sini? Dimana teman kakak?"

Halilintar kembali membisu. Hanya suara hembusan angin yang mengisi keheningan di antara dua makhluk ciptaan Tuhan itu. Halilintar kembali membuka suara. Nadanya sama seperti tadi, terkesan dingin dan datar.

"Aku tidak punya teman."

Yaya terkejut. Sudut hatinya merasa kasihan pada Halilintar. Yaya menundukkan kepala sejenak, sebelum akhirnya menatap wajah Halilintar dengan senyuman lebar nan tulus yang terlukis jelas di wajahnya.

My BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang