Bahaya!!

1.1K 62 16
                                    

Siang hari, jam 13.45, di saat sedang menggelar festival sekolah tahunan, Sekolah Menengah Pulau Rintis diserang oleh seseorang. Tembakan musuh yang dahsyat mampu menyulap lapangan yang tadinya penuh dengan aneka macam stand hangus dalam sekejap. Untung saja tidak ada korban jiwa. Namun festival sekolah mereka yang jadi hancur berantakan.

"Duh, siapa sih yang ngelakuin hal begini? Kurang kerjaan banget!" gerutu Ying.

"Mana kutahu! Yang bisa kita lakukan sekarang cuma menyingkirkan orang yang melakukan hal yang merepotkan begini!" balas Fang. "Haaah, padahal aku sudah pasang rencana mau ngajak jalan-jalan cewekku di bazar festival yang sudah hancur lebur ini. Terus, kencan kami akan diakhiri dengan suasana romantis saat menonton kembang api penutupan di atap sekolah..."

Muka Ying memerah.

"Sempat-sempatnya kau ngegoda aku di tengah kekacauan gini!"

"Eh? Lho? Jadi kau beneran nggak menyangkal kalau kau itu cewekku sekarang ya?" ujar Fang iseng.

"Bukan saatnya bicara hal seperti itu, baka Fang!" jerit Ying malu. "Ta-tapi, aku ... nggak melarang kok, kalau kau bicara seperti itu lagi setelah situasi genting ini mereda."

"Oh? Sang heroine mulai bersikap agresif? Tenang saja, nggak perlu disuruh kok," Fang nyengir.

"Kalian berdua! Awassss!" seru Gopal. "Tukarannn ... makanan!" Gopal menggunakan kuasanya, menukar misil-misil yang tadinya akan meledak mengenai Fang dan Ying menjadi manisan. "Huh, masih untung aku cekatan, kalau nggak, kalian sudah bahagia berdua selamanya dia alam sana!"

"Jangan bicara begitu dong, Gopal. Kalau kau masih jomblo sendirian, aku jadi nggak tega. Nanti kapan-kapan kukenalin ke cewek mau?" Taufan yang sedang terbang menggunakan hoverboard-nya terkekeh saat melihat Gopal merengut.

"Urus aja percintaanmu sendiri sana! Berisik banget sih!"

Sebuah misil melesat menuju ke arah Taufan yang masih asyik tertawa dan terlambat menyadari kehadiran misil itu. Dengan sigap Halilintar mengangkis misil itu dengan tombak halilintarnya.

"Eit! Hampir saja! Kak Hali, makasih yaaa~! Aku sayang Kakak deh!"

"Kau mau kusumbat mulut bawelmu itu pakai sambal? Sekolah ini sudah jadi medan perang tau! Lengah sedikit, habis kau disapu!" ujar Halilintar sengit, membuat adiknya yang satu itu bergidik takut.

"Hehe, maaf deh Kak," Taufan nyengir.

"Pokoknya semua tetap bersiaga sebelum Kak Gempa dan Yaya datang!" seru Halilintar mengomando. "Terutama kau, Taufan! Jangan berbuat hal ceroboh yang nggak perlu! Ini peringatan pertamamu, oke?"

"Ih, Kak Hali ah. Tadi itu cuma kecelakaan kecil aja kok. Nggak usah dipikirkan."

"Gimana bisa nggak pikirin?! Kalau salah satu adik bawelku ini hilang, siapa yang bakal aku hajar habis-habisan di rumah?"

"Kak, sesekali jujur tentang perasaan Kakak dong."

"Berisik!"

Puluhan misil kembali menghujam ke arah mereka. Serangan bertubi-tubi sekaligus membabi buta. Mereka berhasil menghindar dengan cekatan, namun asap yang berasal dari ledakan misil yang menghantam tanah tersebut benar-benar mengganggu pandangan mereka.

My BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang