Turururuuu~ turururuuu~
"Umm …" Yaya yang masih meringkuk di kasurnya menolak panggilan jam wekernya untuk bangun. Tangannya berusaha meraih jam bawel itu dan menekan tombol paling besar di atasnya hingga akhirnya jam itu berhenti berdering, setelah itu Yaya kembali menarik selimutnya hingga menutupi mukanya.
Setelah akhirnya bisa terlelap kembali, sebuah suara gaduh terdengar di telinganya, tapi ia menolak untuk bangun karena tuntutan matanya yang masih lelah. Dan tanpa pernah Yaya duga sebelumnya, seseorang menyingkap selimutnya ke atas dengan cepat, membuat gadis itu membuka matanya lebar-lebar karena kaget.
Ternyata pemandangan yang menunggunya adalah seorang laki-laki yang mengenakan topi merah yang condong ke atas sehingga poninya terlihat jelas dan hoodie tanpa lengan merah menyala, yang nyengir lebar sambil melempar selimutnya ke lantai.
"Yaya! Ayo kita pergi sekarang!" serunya berapi-api, sama seperti namanya sambil menatap Yaya dengan mata yang berbinar-binar.
Yaya butuh beberapa detik untuk mencerna maksud laki-laki di depannya ini. Ia menatap tubuhnya yang hanya berbalut piyama, lalu rambut tidurnya yang acak-acakan. Ditambah lagi iler yang menjulur dari sudut bibirnya serta mata yang masih mengerjap-ngerjap berharap mendapat waktu tidur tambahan. Singkatnya keadaannya saat ini bisa digambarkan oleh satu kata … parah.
Yaya kembali menoleh pada laki-laki yang bersemangat di depannya. Setelah berkedip-kedip lagi untuk beberapa saat, ia menggenggam bantalnya dengan kasar dan langsung melemparnya ke muka laki-laki barusan.
"Ngapain kau di sini hah?!" teriak Yaya panik sambil melempar apapun yang bisa dilempar ke laki-laki itu yang mati-matian menghindari lemparan maut darinya.
"Tu-Tunggu! Aku kan cuma-!"
PLOKKK! Sebuah boneka beruang menghantam wajahnya.
"Uphh … duh, Yaya kasar banget sih."
"Siapa yang nggak kasar sama laki-laki yang masuk ke kamar seorang perempuan dan menyerang ranjang gadis itu di pagi hari?!" teriak Yaya dengan muka merah sambil memeluk gulingnya. "Dan kenapa sih kau hobi banget datang ke kamarku pagi-pagi lewat jendela, Api?!"
Laki-laki yang disebut Api itu mendelik. "Eh? Ufu, aku sudah nggak sabar mau bertemu denganmu hari ini. Dan … jangan lupa kalau aku dapat giliran kedua untuk jalan-jalan denganmu." Api nyengir lebar sambil mengacungkan jempol ke dirinya sendiri.
Haaahh … Yaya bangkit dari ranjangnya lalu berjalan pelan menuju Api, dan berhenti tepat di depannya. Setelah terdiam beberapa detik, ia langsung mengangkat kepalanya dengan cepat dan langsung meninju Api sampai terpental keluar jendela.
"Seenggaknya beri aku waktu untuk siap-siap! Beraninya kau melihat aurat seorang gadis yang belum halal untukmu! Kau pernah bayangin nggak sih, kalau misal orang-orang melihatmu ngerecokin aku di ranjang pagi-pagi gini! Bakal jadi fitnah tau nggak?! Untung keluargaku lagi nggak ada!" Yaya mencak-mencak dari jendela setelah buru-buru menyambar kerudung dan memakainya.
"Ehhh? Nggak masalah kan … bakal jadi halal dalam beberapa tahun lagi kok," ujar Api polos sambil mengusap-usap pipinya yang memerah sehabis kena jotos barusan.
"Ka-kau ini ya-!" Muka Yaya memerah. Kenapa sih, ia mesti termakan kata-kata Api yang polos di saat Api sendiri hanya menatapnya dengan pandangan bingung. "Po-pokoknya kau tunggu saja di sana! Aku bakal siap-siap! Awas kalau kau berani masuk!" Yaya menutup gorden kamarnya dengan kasar. Sedangkan Api hanya memiringkan kepalanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriends
عاطفيةBoboiboy terkena sebuah kekuatan yang membuat dia berpecah menjadi 7. Yaya selaku seorang pacarnya kebingungan harus mengurus siapa, dia merasa takut melukai salah satu diantara mereka.Namun yang yaya ketahui hanyalah satu yaitu... Boboiboy adalah k...