Malu

1.1K 62 14
                                    

Selamat pagi semuanya!" sapa seseorang yang baru saja masuk kelas dengan riang.

"Yaya! Akhirnya sahabatku keluar dari rumah sakit! Gimana keadaanmu? Bukan harusnya istirahat aja dulu di rumah sehari?" sambut Ying.

"Ehehe, aku lagi kangen banget sama sekolah. Lagian aku memang sudah nggak apa-apa kok. Justru aku sangat menantikan hari ini!" ujar Yaya disertai senyuman lebar.

"Hmmhh, paling dia nggak sabar mau liat cowok yang dia suka itu," celetuk Gopal dari mejanya, yang membuat muka Yaya langsung memerah.

"Apaan sih Gopal! Nggak usah sok tau deh! Urus percintaanmu sendiri sana!"

"Dey, tanpa kau suruh pun, aku yakin affection point-ku terhadap cewek yang kuincar meningkat kok!" Gopal membusungkan dada.

"Yah, asal itu bukan cewek di game Love Sims aja," sahut Ying.

"Yee … enggak lah. Cewek real kok." Gopal nyengir.

Kriiiingg … Kriiingg …

Bel masuk berbunyi. Gerombolan yang tadinya mengerumun untuk mengobrol langsung lari kelabakan (bahasa mana tuh?) ke kelasnya masing-masing. Yaya juga selaku Ketua Kelas dan Pengurus OSIS yang baik, langsung menuju mejanya dan duduk manis di kursinya menanti kedatangan guru.

Terdengar bunyi derap kaki dari koridor. Sekali dengar bisa langsung dipastikan itu adalah seorang anak yang terlambat dan lari-lari masuk kelas biar nggak didenda. Tapi tetap aja salah sih. Jadi Yaya, sambil menghela napas panjang, sambil mempersiapkan pulpen multiwarna kepala domba dan notesnya untuk mencatat nama siswa yang teledor ini.

Ciiittt … Terdengar bunyi decitan sepatu tanda seseorang mengerem langkahnya, kali ini tepat di depan pintu kelas. Ia menggebrak pintu untuk masuk, lalu dengan cepat ia langsung lari masuk, tapi sialnya ia tersandung kakinya sendiri dan akhirnya ambruk. Benar-benar tipikal siswa teledor yang ceroboh.

"Hehe, safe!" ujarnya disertai cengiran lebar sambil membetulkan posisi topinya. Cowok itu langsung melesat ke mejanya saat mendengar langkah kaki di koridor yang sudah dekat.

"Boboiboy! Pagi-pagi aja udah telat. Lihat aku dong, hari ini aku bangun pagi-pagi untuk berangkat sekolah tepat waktu! Sarapan nasi tiga piring sama minum susu lima gelas!" ujar Gopal.

"Hehehe, maaf deh, maaf. Aku telat bangun. Rasanya capek banget. Ini aja masih ngantuk," ujar cowok bertopi jingga itu lalu duduk di kursinya. Tatapannya tertuju pada gadis berkerudung merah muda di depannya. "Heeiii! Yaya! Pagi! Lama kita nggak ketemu ya!"

Tiba-tiba saja hati Yaya serasa tertusuk. Bukan! Bukan! Bukan tertusuk dalam arti sadis, tapi karena perasaan rindu yang akhirnya tersampaikan. Memang suara yang menyapanya itu adalah suara yang didengarnya dari kemarin-kemarin dari lima orang yang berbeda, namun … entah kenapa kali ini suara itu menyeruak ke dalam dadanya. Membuat mukanya terasa panas dan jantungnya berdetak kencang.

"Pa-pa-pa … pagi …"

"Hahaha, apaan tuh. Bukannya harusnya sekarang ini kau bilang, 'oh Pangeranku, akhirnya kau terbangun dari tidur panjangmu. Untuk melepas rindu, maukah kau memelukku?' begitu …" ucapnya sambil tertawa. Kurang ajar dan nggak bisa baca situasi seperti biasa, tapi itulah dia.

My BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang