⚡🌪🌸prolog❄⛰️

2K 85 4
                                    

Pair: BoBoiBoy (Gempa, Halilintar, Taufan, Api (Blaze) & Air (Ice)) x Yaya

Genre: Romance & Humor

Disclaimer: BoBoiBoy adalah milik Animonsta, saya hanya meminjam karakter-karakternya saja

Warning: Gaje, OOC, Abal-abal, Humor gagal, dll.

Cerita ini muncul di pikiran saya saat menonton BoBoiBoy Movie, apabila ada kesamaan dengan yang lain itu hanya kebetulan semata :)

Happy Reading~!

RnR please?

Lari. Hanya itu saja kata-kata yang terlintas di pikiran Yaya, karena seorang laki-laki yang meneriakkan hal itu padanya. Dan disinilah dia, berlari tanpa tujuan bersama tiga orang sahabatnya.

"Dey, beneran nggak apa-apa kah, kalau kita ninggalin Boboiboy itu di sana sendirian?" Gopal, seorang pemuda yang mengklaim dirinya adalah teman terbaik Boboiboy, memulai pembicaraan sambil berusaha menyesuaikan kecepatan larinya dengan kawan-kawannya.

"Haiya, mana tahulah! Dia sudah suruh kita lari dan mempercayakan semua padanya sendiri!" sahut Ying, ia sengaja memperlambat larinya demi bisa berbicara dengan yang lain. Pengaruh jam kuasa memanipulasi waktunya memang membuatnya bisa berlari lebih cepat dibanding yang lain, dan saat ini ia memutuskan untuk tidak menggunakannya sejenak.

"Dia kan tadi sudah berpecah lima, nggak masalah lah," ujar Fang. "Lagian kalau kita tinggal di sana pun cuma bakal nyusahin dia. Makanya dia suruh kita lari kan? Huh, meski kalau lari kayak gini nggak kelihatan keren sama sekali sih."

"Sudah, tugas kita cuma satu, seperti yang dibilang Ying, lari dan percaya pada Boboiboy! Dia pasti akan kembali dengan selamat!" seru Yaya.

Semuanya terdiam, namun kembali tersenyum tipis dan menaruh kepercayaan lebih pada kawan mereka itu.

Sementara Yaya menggigit bibirnya, berdecak, kesal pada dirinya sendiri, kenapa ia dengan wibawa menyuruh teman-temannya untuk lari saja dan menaruh kepercayaan sepenuhnya pada Boboiboy disaat dia sendiri masih belum yakin kalau keputusan Boboiboy untuk menyuruh mereka lari itu keputusan yang tepat? Bukan berarti ia tidak percaya dengannya, tapi meninggalkan Boboiboy di tempat itu sendirian sebagai seorang sahabat rasanya …

"Yaya, percaya padaku. Setelah aku mengalahkan mereka semua, aku akan kembali padamu. Kumohon, kau tak perlu mengkhawatirkanku sebegitunya. Aku hanya tak mau kau kenapa-napa. Apa kau tak percaya padaku?"

Bisikan itu masih terasa di telinga gadis berhijab merah muda dengan taburan gambar bunga berwarna kuning itu saat ia tidak ingin pergi dari sisi pemuda bertopi oranye itu. Saat mendengar bisikan itu ia pun luluh dan akhirnya pergi bersama ketiga temannya yang lain yang sudah ribut menyuruh Yaya ikut lari bersama mereka, meninggalkan Boboiboy seorang.

"Dey, dey! Memang kita disuruh lari, tapi kita mesti kemana nih?" seru Gopal lagi.

"Ya pulang lah! Memangnya mau kemana lagi?" jawab Ying.

"Kalau begitu kalian pulang duluan ya. Aku masih ada urusan lain," ujar Yaya.

"Oi! Kau nggak dengar Boboiboy nyuruh kita lari? Bukannya kau yang paling dekat dengannya dan paling mengerti maksudnya? Kau mau menyusulnya lagi?" seru Fang.

"Eng-enggak kok! Aku berencana memberi tahu Tok Aba, kalau Boboiboy baik-baik saja! Seperti yang dikatakannya!" elak Yaya.

"Bukannya barusan kita sudah sepakat tak akan memberitahu Tok Aba soal ini?" tanya Ying heran.

My BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang