Myboyfriends

1.8K 71 51
                                    

Selama masa remajanya yang sampai pada masa SMA ini, Yaya tidak pernah merasa perlu mengkhawatirkan sesuatu yang sepele. Seperti sikap sinis orang lain padanya, rasa iri murid lain padanya atau apapun itu. Yaya tidak pernah mau ambil pusing. Selama tidak merugikan dirinya ataupun melecehkannya, Yaya tidak masalah. Berpikir positif.

Jika kau tanya siapa di sekolah ini yang paling berpikir positif tentang segalanya, maka orangnya adalah Yaya. Bahkan Ying, sahabatnya, juga mengatakan demikian. Gadis berkrudung itu tidak akan pernah mau berbicara jelek kepada orang bila tidak ada buktinya. Intinya Yaya itu tipikal gadis polos yang baik hati. Yang suka menolong meski galak pada pelanggar peraturan.

Tapi kadang tidak ada yang tahu isi hati manusia.

"Boboiboy, jadilah pacarku!"

Seorang gadis berambut panjang dengan bando merah tengah menunduk dengan kedua tangannya mengulurkan sebuah kotak pada seseorang dengan gemetar. Seseorang atau seorang pemuda, atau lebih jelasnya adalah Boboiboy Gempa, yang bergerak kikuk di tempat.

"Emm…maaf, siapa namamu tadi?" tanya Gempa.

"Laila dari kelas IPA-2." Ucapnya tanpa berani menatap sepsang manik emas sang persona tanah.

"Laila?! oke, jadi Laila, sebelum itu angkat kepalamu nanti pusing."

Perlahan-lahan gadis itu, Laila, mengangkat kepalanya hingga Gempa dapat melihat wajah nya yang merah, gabungan dari rasa malu, gugup dan takut. Pipi Laila terasa panas mendengar Gempa yang khawatir padanya.

"Nah begitu, kau harus menatap mata orang yang bicara denganmu."

Lagi-lagi perkataan Gempa membuat Laila merona. Sungguh, hatinya berdebar tak karuan hanya dengan berdekatan dan menatap sepasang mata kuning keemasan itu.

"Gempa, jadilah pacarku!" seru gadis itu. Kali ini mata gadis itu tepat menatap sang persona tanah. Gempa sedikit mundur tatkala Laila mendekatkan wajahnya. Sedikit rona merah menghinggapi pipinya. Merasa malu karena mendapat pernyataan cinta—meski ini bukan pertama kalinya.

"Laila aku tid—"

"Aku akan jadi pacar yang baik. Aku akan membawakanmu bekal setiap hari dan aku juga bisa kau suruh apapun. Aku mohon jadilah pacarku." Sela Laila saat melihat gelagat Gempa yang hendak menolaknya. Tapi Laila keukeh. Dia ingin menjadi pacar Gempa—salah satu persona Boboiboy. Pemuda yang teramat ia puja sejak sekolah menengah.

"Laila aku—"

"Please, jangan tolak aku. Aku sangat menyukaimu, Gempa." Kata gadis itu melirihkan akhir ucapannya. Kepalanya kembali tertunduk meski sesekali matanya mencuri pandang pada laki-laki di depannya.

Kemudian Laila mendengar Gempa menghela nafas. Sebuah tangan menupuk pucuk kepalanya dan saat ia melirik, Gempa sedang tersenyum padanya.

"Maaf, aku tak bisa. Aku sudah punya kekasih dan dia berharga bagiku." Kata Gempa yang meruntuhkan segenap hatinya. Seperti ada suara kaca pecah di dalam sana. Binar wajahnya meredup meski Laila mati-matian menahannya.

"K-kenapa?"

"Hm?"

"Kenapa kau menyukai Yaya." Mengesampingkan sakit di hatinya, Laila ingin tahu kenapa persona itu menolaknya. Meski sudah tahu ini adalah resiko yang di terimanya saat memutuskan menyatakan cinta pada laki-laki yang sudah punya pacar. Hatinya ingin tahu apa yang membuat Gempa dan seluruh persona Boboiboy jatuh hati pada Yaya.

My BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang