Satu hal yang membuat Wanda tidak pernah melepaskan pandangannya dari Charis pada saat jam kerja berlangsung. Karena saat lelaki itu serius, aura ketampanannya meningkat secara signifikan. Tapi hari ini dia harus mengakui, bahwa apa yang dilakukan Charis asal serius akan membuatnya jatuh hati.
"Maaf, aduh aku kelepasan," kata Charis panik setelah bangkit dari atas kasur yang sama dengan Wanda.
Wanda tertawa kecil mendengar permintaan maaf itu. Sejujurnya dia juga kelepasan. Dia tidak menolak sentuhan yang diberikan Charis padanya. Dan itu semua mengagumkan. Dia bangga pada dirinya sendiri yang sudah mau melangkah sejauh ini.
"Yaudah, udah kan, udah puas kan cium aku? Udah ya, kita nonton Netflix," Wanda kembali menyambar remot yang sebelumnya terjatuh di sekitar kasur. Saat Charis memaksanya terlentang di kasur tersebut.
Charis menggaruk tengkuknya merasa bersalah. Dia merasa benar-benar bodoh karena dihadapkan dengan apa yang terjadi saat ini. Tapi, apapun yang berkaitan dengan Wanda membuatnya lupa diri. Jika dia tidak memaksa alam bawah sadarnya untuk terbangun. Mungkin, hal tersebut masih terjadi saat ini.
"Yakin aku masih dibolehin duduk di sini?" Charis masih bergerak canggung. Duduk di ujung kasur dengan kaki tertekuk. Keadaan yang tidak akan pernah Wanda temui di manapun.
Wanda merasa bahagia. Karena dia merasa bahwa ini adalah satu-satunya hal yang bisa dia lihat di dalam kamarnya. Dia yakin Charis tidak akan melakukan hal yang sama jika dia berada di lain tempat. Dia juga merasa bahagia, karena mungkin hanya dirinya yang bisa melihat sisi lain Charis seperti ini.
"Ih kamu kenapa sih, kok jadi kebalik gini. Kok jadi kamu yang panik."
Charis tahu bagaimana Wanda menilai laki-laki. Saat ini mungkin dia akan berusaha memperjuangkan apa yang terjadi di masa depan. Tapi, dia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi. dan dia tidak mau apa yang dia lakukan saat ini akan disesali Wanda karena memilihnya.
Mengetahui fakta tersebut, Charis menarik napas. Kemudian tersenyum. Dia mendekatkan diri kepada Wanda. kini membuatnya bertatapan lagi dengan Wanda. kemudian dia menangkup wajah Wanda agar mereka semakin dekat. "Kamu pakai pelet apa sih, sampai aku nggak mau menyakiti kamu kayak gini?" kata Charis.
Wanda tersenyum saat mendengarkan Charis. "Kamu juga. Kamu pakai pelet apa sampai aku percaya banget sama kamu."
Dalam hati Charis, dirinya tidak mau melihat air mata Wanda turun. Gadis itu terlalu berharga baginya dia tidak mau Wanda terluka. Tapi, melihat apa yang terjadi hari ini, Charis tahu mungkin ada kesempatan yang membuat Wanda akan terluka. Karena dirinya.
"Aku takut Wanda."
Wanda menengadahkan kepalanya. Menatap Charis yang menerawang ke arah manapun. "Kenapa?"
Sebuah tarikan napas mengganggu Charis. Lalu dia menunduk, melihat wajah Wanda yang kini ada di atas dadanya. "Takut, suatu hari aku menyakiti kamu. Takut kalau apa yang aku usahakan justru menjadi bumerang untuk kita."
"Kamu yang janji kalau kita bakal baik-baik aja."
"Aku berusaha. Tapi, tetap aja, kadang aku takut. Aku takut kalau kamu sakit."
Wanda menyelusupkan jemarinya ke arah belakang tubuh Charis. Mendekatkan telinganya ke arah dada Charis. Merasakan detak jantung lelaki itu.
Tadi mungkin dia merasakan ketakutan apa yang Charis rasakan. Bedanya. Dia terlalu egois. Dia takut jika dirinya yang disakiti di kemudian hari. Tapi, Charis, lelaki itu memikirkan dirinya. Memikirkan bagaimana jika mungkin dia merasakan sakit itu?
"Tahu kamu mau berusaha aja, seharusnya udah cukup buat aku Ris. Maaf ya, maaf kalau aku sempat meragukan kamu. Seharusnya aku juga tahu, kalau nanti usaha ini jadi sia-sia, kamu juga akan merasakan sakitnya. Maafin aku karena aku cuma memikirkan apa yang terjadi ke aku aja."
YOU ARE READING
A Midsummer Nights Dream ✔
FanficWanda hanya tidak percaya pada cinta. Dia memilih melakukan apapun sendirian. Lalu Charis datang. Membuktikan cinta itu punya kekuatan magis. Tapi Wanda tidak pernah percaya. Bagi Wanda, cinta sangat menyakitkan. Bagi Wanda, cinta hanya membawanya p...