Charis setia di samping wanda. Bahkan ketika ranjang itu berjalan cepat di ruang UGD. Wanda terlihat tenang, karena dirinya tidak sadarkan diri beberapa ratus meter sebelum tiba di rumah sakit. Suster yang bertanggung jawab di dalam ambulanspun langsung memberikan laporan terkait dengan keadaan Wanda.
"Walinya silakan tunggu di ruang tunggu dulu. Kami akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu," salah satu perawat dengan setelan biru langit menghampiri Charis.
Tapi, tidak ada ketenangan yang bisa Charis rasakan. Apapun yang dikaitkan dengan Wanda saat ini adalah kekhawatiran yang tidak bisa dia sembunyikan. Dia ingin masuk bersama Wanda menemani gadis itu agar tidak merasakan kesepian.
"Tapi sus, dia butuh saya," ujar Charis putus asa.
Suster itu berusaha memahami. Tidak sekali atau dua kali dia berhadapan dengan sosok seperti Charis. Memang sulit meninggalkan orang terkasih dalam situasi seperti ini. Tapi, bagaimanapun dia berkerja dengan aturan. Sehingga dia harus mematuhinya.
Suster itu kembali menahan Charis ketika dia melihat Wanda dimasukkan ke dalam ruangan hybrid. Bayangan seorag dokter yang menggunting bagian dari pakaiannya membuat Charis mencelos. Dia tidak tahu sebanyak apa luka yang diterima Wanda akibat perlakukan sang Papa.
"Mbaknya pasti sehat Mas. Jadi masnya di sini saja ya. Biar dokter yang obati mbaknya. Mas harus percaya kalau Mbaknya bisa melewati masa krisis ini," kata suster setelah berusaha menenangkan Charis yang tidak tahu harus melakukan apa.
Charis terduduk di ruang tunggu. Dia melihat orang-orang di sekitarnya hilir mudik dengan kesibukan masing-masing. Tidak ada yang peduli dengannya. Satupun. Dan dia merasa sangat sendirian. Padahal beberapa waktu lalu dia merasakan keramaian. Dia bertemu dengan banyak orang yang menyelamati pertunanannya yang akan dilakukan.
Satu hal yang dia sadari saat ini. Wanda tidak pernah membiarkan sembarang orang masuk ke dalam hidupnya. Lalu dengan murah hati, gadis itu memberikan kepercayaan yang besar untuknya. Untuk dirinya masuk ke dalam apa yang selama ini Wanda jaga.
Seharusnya Charis tidak pergi. Dia tidak mengambil rencana seperti pagi tadi. Belum 24 jam berlalu, Wanda sudah menanggung luka yang sangat besar. Dan dia tidak berani melihat Wanda kesakitan lebih dari ini. Dia bahkan tidak akan mempersilakan siapapun menyentuh ujung jari gadisnya.
"Ris," Stefan dan Gigi ada di hadapannya dengan raut wajah menyedihkan. Terlihat jelas bahwa Gigi sedang menahan air matanya yang jatuh.
Charis seharusnya kuat menghadapi ini. Dan seharusnya bahu yang dia janjikan hanya bisa memapah Wanda itu turun lebih rendah. Mengatakan duka yang sangat besar. Menyampaikan rasa sedih yang tidak terbantahkan.
"Wanda.." katanya lirih. Sangat lirih, membuat hati Stefan dan Wanda ikut merasakan kegetiran yang berusaha dia sampaikan.
Stefan menarik Charis ke dalam rangkulannya. Barulah di sana Charis menjerit sambil menangis. Pertahaannya runtuh. Dia ingin mengadu pada siapapun yang bisa mendengarkan apa keresahannya sekarang. Dia ingin bilang pada dunia, bahwa Wanda adalah satu-satunya alasan dia hidup. Dia ingin bilang. Jika itu bukan Wanda maka dia tidak mau siapapun di dunia ini.
"Wanda yang kita kenal adalah Wanda yang kuat. Lo Cuma harus percaya, kalau Wanda bisa melalui ini semua," kata Stefan sambil menepuk-nepuk punggung Charis yang tidak bisa menyembunyikan isakkan keras dari lelaki tinggi ini.
Seandainya Stefan dan Gigi tahu apa yang terjadi pagi ini. Apakah mereka masih berpendapat seperti itu? Kedatangan Setiawan yang begitu mencekam adalah sebab dari adanya dia saat ini. Ancaman sang Papi tidak bohong. Bukti nyata ada di hadapannya.
Satu hal yang bisa menyelesaikan ini semua. Dirinya sendiri.
Charis melepaskan rangkulan Stefan. Dengan wajah yang masih memerah, lelaki itu menatap Gigi dan Stefan bergantian. "Ada yang harus gue selesaikan," kata dia. "Tolong jaga Wanda. Kabarin gue terus gimana perkembangannya."

YOU ARE READING
A Midsummer Nights Dream ✔
FanfictionWanda hanya tidak percaya pada cinta. Dia memilih melakukan apapun sendirian. Lalu Charis datang. Membuktikan cinta itu punya kekuatan magis. Tapi Wanda tidak pernah percaya. Bagi Wanda, cinta sangat menyakitkan. Bagi Wanda, cinta hanya membawanya p...