"Bang el" ucapku saat melihat sosok laki laki tampan belasteran dengan tubuh tinggi nan gagah menghampiri
"Nanya balik nanya gimana sih" ucapknya dengan mencubit pipi adiknya itu gemas
"Kamu bolos? Abang gak suka yah kamu bolos, jangan kayak abang kamu tuh cewe gak pantes jadi kaya abang nan" kata kata yang mungkin sangat di rindukan nanda saat abangnya yang satu ini jauh darinya
"Maaf bang" ucapku sambil menunduk dan memainkan jari jariku di ujung rok
"Balik kelas nanti pulang sama abang" ucapnya dengan tegas tapi malah mendapat tatapan penuh tanda tanya dari adiknya ini
"Loh bukanya abang gak sekolah di sini yah?"
"Dulu iya sekarang nggak"
"Beneran? Serius? Jangan bohong ah?" Ucapku antusias sambil melompat lompat seperti anak kecil yang baru di beri permen oleh ibunya
"Abang ceritain nanti sekarang balik kelas jam istirahat udah abis"
"Ok abang, dah Love you"
"Akhirnya Lion balik lagi kayak dulu" ucap Rafka sambil memeluk sahabatnya itu
Gabriel santana madangsara atau lebih akrab dikenal dengan sebutan El. Adalah anak pertama dari keluarga madangsara dan kakak bagi Ananda saufik madansara. Dengan tubuh atletis, mata coklat yang indah, tinggi, kulit putih. Menjadikannya salah satu most wanted di sekolahnya dulu maupun sekarang. Posisinya di Lion menjadikan dia ditakuti dan di hormati oleh para anggotanya.
Segitu dulu balik ke cerita"Lo kenapa senyum senyum kayak gitu? Kesambet lo" ucap syifa yang heran dengan kelakuan sahabatnya ini. Saat baru masuk ke kelas dia sudah senyum senyum gak jelas sekarang ngelamun sambil senyam senyum kan bikin ngeri
"Nih bocah harus kita rukiah deh jis" kata syifa sambil menoleh pada ajis yang masih sibuk dengan game online di handphonenya
"Bawa ke ustad jaja sana" kata ajis tanpa menoleh
"AKHHHHH" teriak nanda yang mampu membuat seisi kelas terkejut dan menoleh kearahnya termasuk kedua sahabatnya yang dari tadi sedang berargumen
"Lo kenapa wey" ucap ajis yang muali khawatir dengan keadaan sahabatnya ini
"Nanti gue traktir di kantin deh soalnya gue lagi bahagia" ucap nanda dengan mempertahankan senyuman lebarnya yang mampu memperlihatkan deretan gigi putihnya
"Knp? Jangan jangan lo di tembak sama kak aden yah? Demi apa nan" ucap syifa dengan nada setengah histeris
"Jangan bawa bawa nama orang gila itu lagi deh bikin mood gue berantakan tau gak"
"Selow dong"
Akhirnya setelah berkutat dengan pelajaran hampir 3 jam bel pulang berbunyi di sekolah ini membuat para siswa bergegas pulang atau sekedar nongkrong nongkrong gak jelas, lain halnya dengan nanda dan ke dua sahabatnya ini yang masih sibuk membersihkan kelas karna jadwal piketnya
"Duh cape banget gue" ucap syifa sambil menghapus keringat yang ada di dahinya
"Dari tadi lo cuman nyapu sambil leha leha itu dibilang cape hah" ucapku sambil menatap jengah temanku yang lebay sangat ini
"Hustt berantem mulu yuk pulang udah selesai nih" ucap ajis yang melerai perdebatan kedua orang ini
Akhirnya mereka bertigapun berjalan menuju parkiran
"Jis gue nebeng yah" ucap syifa sambil memberikan puppy eyes nya
"Lo kan emang selalu pulang sama gue bego"
"Lo ikut nan?" Kini syifa beralih padaku
"Gue di jemput sorry yah" ucapku ke dua orang temanku ini
"Nanda" suara teriakan yang terdengar dari sebuah mobil hitam di depan pagar sekolah
"Tuh jemputan gue udah dateng, balik dulu yah gays" ucapku sambil melambaikan tangam sebelu pergi dari sana
"Hati hati nan" teriak syifa yang dibalas acungan jempol olehku
"Abang kok bawa mobil tumben" tanyaku saat sudah memasuki mobil itu
"Murid baru, biar di liat kalo abang ini kaya" icap denih yg menyombongkan dirinya
"Yeh, sombong. mamah sama papah pulang dong bang?"
"Besok sayang bukan hari ini" ucap gabriel sambil mengelus rambut nanda sayang
"Padahal nanda udak kangen berat sama mereka" ucapku sambil mempautkan bibir
"Kamu tadi lagi ngapain sama aden dan temen temennya?"
"Gak tau tuh, tadi aku di tarik sama kak aden ke ruftoop terus dia nanyain tentang abang abis itu dia suruh aku pergi kata lainnya sih ngusir. Waras gak sih bang temen lo"
"Kamu mendingan jangan deket deket sama mereka deh, abang gak mau kamu celaka"
"Abang sendiri kan juga deket deket sama mereka"
Gabriel diam seribu bahasa, ingin sekali ia ungkapkan alasan kenapa dia melarang nanda untuk mendekati teman temannya. Dia hanya tidak ingin masalah LION akan berimbas pada adiknya jika adiknya itu tetap berada di sampingnya ataupun di samping teman temanya
"Nanti kamu gak usah terlalu deket sama abang yah" ucap gabriel to the point dapat membuat nanda menghentikan aktivitas chattingannya
"Kenapa?" Tanya nanda yang bingung dengan sikap aneh kakaknya ini apa jangan jangan abang malu punya adik kaya gue? Batinnya
"Abang malu?" Tanyaku yang sontak membuat gabriel mengerem mendadak mobil yang dikendarainya
"Nan kapan abang malu punya adik kaya kamu, abang senang dan bersyukur punya adik kaya kamu. Jadi jangan ngomong yang gak gak deh" ucap gabriel dengan kata sedikit naik satu oktaf. jika di dengar di telinga nanda lebih mirip seperti bentakan dari pada penjelasan
Tanpa pikir panjang nanda langsung turun dari mobil, kebetulan tadi gabriel mengerem di depan perumahan jadi dia tidak perlu cape cape naik angkot atau ojek untuk sampai ke rumahnya
Sesampainya di rumah tujuan utama nanda hanya kamarnya. Sesampainya di kamar nanda langsung merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size itu. Isakan mulai terdengar dari bibir manis nanda, oh tidak gadis ini sedang menangis
"Abang jahat,..hiks.. abang jahat,..hiks.. mamah papah kapan pulang abang jahat sama nanda..hiks.." kata nanda sambil terus menangis sampai tak terasa dia tertidur dengan masih menggunakan seragamnya
.
.
.
.
.
.
.
.
Hope you enjoy gays
Love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Tersakiti
Short StoryAden sosok laki laki yang kembali menerapkan kata cinta pada diri seorang Nanda yang pernah hanya di jadikan boneka oleh orang yang sangat di cintainya, membuatnya menutup hati untuk semua orang. Namun aden pun sama juga ikut menanamkan luka pada di...