Pengganti

92 2 0
                                    

Malam ini Nanda sedang berjalan sendirian menuju supermarket untuk membeli beberapa snack untuk mengganjal rasa galaunya. Nanda masih berkutat dengan pikirannya sampai tidak sadar ia sudah berada di jalan bukan di trotoar

Tin....

Tin....

Tin....

Suara kelakson terakhir membuyarkan lamunan nanda. Hampir saja dia akan tertabrak jika sang pengemudi tidak mengerem tepat waktu

"Gila lo ya, mau mati!" Ucap sang pengendara motor

"Ma--maaf saya tadi sedang melamun" ucap nanda sambil menundukan kepalanya

"Lo gak papa?" Tanya sang cowok yang membuat nanda mendongak

"Aden?!"

"Mau kemana lo malem malem gini?" Tanya aden sambil turun dari motornya

"Ke supermarket" jawab ketus nanda

"Gue anter" ucap aden sambil naik dan memakai helemnya lagi

"Gak usa--" belum menyelesaikan ucapannya aden lebih dulu menyela

"Gak ada penolakan! Cepet naik!" Ucap aden tegas, nanda yang tak ada pilihan lain akhirnya memilih untuk mengalah

Sekarang mereka berdua sedang duduk di salah satu cafe yang tak jauh dari supermarket tadi

"Lo masih mikirin cowok berengsek itu?" Tanya aden membuat nanda mendongak

Tatepannya kok beda yah, kayak lebih lembut gitu? -Batin nanda

"Heh malah bengong"

"Ah nggak kok"

"Boong"

"Gak"

"Boong"

"Gak"

"Boong"

"Iya!" Ucap nanda yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi

"Gue sayang sama ratan, gue rela ngorbanin semuanya sama ratan, tapi kenapa dia malah mutusin gue? Gue salah apa? Gue gak pernah marah kalo dia deket sama cewek lain, tapi kenapa dia jahat banget sama gue! Kenapa?" Ucap nanda sambil memukul mukul meja, aden yang bingung harus melakukan apa langsung beralih ke samping gadis itu dan merengkuhnya ke dalam pelukannya

"Jangan nangis" ucap lembut aden sambil mengelus rambut nanda

Kenapa pelukan dia nyaman banget? Lebih nyaman dari pada pelukan ratan? Apa dia pengganti ratan buat gue? Ah tapi gue gak suka sama dia, dia tuh cowok nyebelin, rese, kasar. Gue gak suka! Tapi kenapa gue ngerasa tenang terus kalo di deket dia? Gue kenapa sih? -Batin nanda

"Kita pulang yah" ucap aden seraya melonggaekan pelukan itu, namun di tahan oleh nanda

"Bentar lagi, gue mohon" lirih nanda sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang aden

15 menit berlalu, mereka masih berpelukan di cafe itu tanpa sadar ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari tadi

Kurang ajar tuh cewek berani beraninya meluk aden, liat pembalasan gue nanti -Batin orang itu

"Thanks ya udah mau bantuin gue" ucap nanda seraya tersenyum pada aden yang ada di sampingnya

"Hmm" aden membalas dengan deheman namun tanpa nanda sadari dia tersenyum tipis bahkan sangat tipis tidak lebih dari 1 cm. Satu kata yang ada di benak aden saat itu 'cantik'

"Den, lo kenapa bengong? Pulang yuk" ajak nanda pada aden.

"Eh?, ayo" ucap aden sambil beranjak ke luar cafe

Aku Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang