hujan

512 73 4
                                    


Karena suatu kejadian, mau tidak mau Sehun diharuskan bekerja sama dengan seorang dokter muda. Padahal pekerjaan Sehun gak nyambung-nyambung amat sama dunia kedokteran, di samping itu saat sekolah Sehun paling gak suka sama pelajaran IPA, termasuk biologi, padahal mah teman-temannya sesama lelaki paling semangat belajar biologi, entah apa sebabnya.

Selain pintar, dokter muda itu cekatan dan bisa menenangkan orang-orang di sekitarnya, terkadang itu membuat Sehun minder, tapi tentu aja ia bisa menutupinya.

Sebenarnya dokter itu ramah, hanya pada pasien saja tapi, sama Sehun? Dia mah Cuek. Mentok-mentok cuma menganggukkan kepala saja saat mereka gak sengaja bertemu.

Anggapan Sehun pada dokter itu berubah karena suatu ketika di sore hari yang dituruni hujan, karena haus Sehun membeli air mineral di dekat bengkel tempat ia mengganti ban motornya yang bocor di tengah jalan.

Saat hendak kembali ke bengkel ia melihat sosok wanita di seberang jalan terlihat sedang membeli sesuatu di pedagang pinggir jalan.

Sehun yakin sosok itu tidak lain dan tidak bukan adalah Wendy, dokter muda sekaligus rekan kerjanya, rasa penasaran menghampirinya ingin tahu apa yang dilakukan dokter muda itu, tetapi Sehun berusaha untuk tidak kepo lagi pula ia gak akrab-akrab banget sama Wendy.

Meski begitu, pandangan matanya terus tertuju pada Wendy. Sehun menyipitkan matanya, rupanya benar Wendy membeli mantel hujan, tapi kenapa sebanyak itu ya?

"Bang masih lama gak?"

"Kira-kira lima belas menit lagi, mas."

"Saya titip motor saya dulu deh, bang."

"Oke."

"Bang, punya payung? Saya boleh pinjam?"

Rasa penasaran mendorong Sehun untuk mengikuti kemana Wendy pergi.

Rasanya Sehun malu sendiri, berasa jadi penguntit. Tapi gimana lagi.

'Dasar aneh, abis beli mantel hujan kenapa malah gak dipakai?'


•••

Hari ini gak seperti biasanya, Wendy gak langsung pulang ke rumah menemui ibu. Mungkin dengan jalan-jalan sebentar bisa menjernihkan pikirannya.

Wendy menyusuri jalanan kota yang mulai tertata rapih. Ia selalu berharap kota ini banyak ditanami pohon-pohon rindang lagi biar gak terlalu panas.

Di layar handphonenya tertera sudah lebih dari tiga ribu kali ia melangkah. Air tiba-tiba saja membasahi layar handphonenya, turun hujan ternyata. Wendy segera berlari mencari halte untuk berteduh. Kondisi halte tidak terlalu ramai, hanya ada dirinya, seorang ibu-ibu dengan seragam kantornya, anak sekolah, dan dua orang anak muda yang sepertinya adalah pasangan.


Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada tiga anak kecil yang berdiri di bawah atap rumah makan yang sudah tutup dekat dengan tiang listrik. Mereka berusaha menghindari hujan. Rasa iba mengetuk hati Wendy, ingin rasanya ia memeluk mereka lalu memberinya minuman dan makanan hangat.

Tidak jauh dari tempatnya berteduh, ia melihat pedagang mantel hujan. Tanpa pikir panjang ia menghampiri pedagang itu lalu membeli tiga mantel jas hujan lalu menyebrang jalan, berniat untuk memberi jas hujan mantel itu untuk mereka.

Bukannya Wendy berniat hujan-hujanan, tapi dia sendiri lupa bawa payung dan saat membeli jas hujan mantel untuk ketiga anak kecil itu, ia malah lupa untuk dirinya sendiri alhasil kini tubuhnya basah oleh air hujan, tapi aneh tiba-tiba saja air hujan berhenti membasahi tubuhnya.

"Saya baru tau kamu suka main hujan-hujanan ternyata."

Hah?
Wendy gak salah dengar kan? Suara itu sangat akrab di telinganya.

Wendy harus menengadahkan wajahnya untuk melihat lelaki yang kini ada di sampingnya sambil memegang payung.

"Lampu merah tinggal sepuluh detik lagi, kamu mau berdiri di sini sampai kapan?"

•••

Kan kan kan mentok di sini. Gak tau deh, smoga sepenggal cerita ini nantinya dimuat di satu work untuh yang isinya bukan oneshoot.

Kesel sama diri sendiri sumpa. Aku kudu belajar nulis, bikin cerita, dan ngolah kalimat kayaknya, tapi tiap mau begitu, udah males duluan :(

Maapin ya, fren.

Btw, jaga diri, kebersihan, dan kesehatan kalian yaa, fren

Aku kangen bangetngetnget sama Wendy oni TT

17.03.20

Gramble - WenhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang