secret admirer

181 33 10
                                    

"Lo duluan aja, Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo duluan aja, Mark. Gue mau ke toilet dulu."

"Kalo gitu bukunya sini biar gua bawa semua."

"eh, jangan. Ini Sebagian tetap gue yang bawa. Gue taruh dulu aja di perpus, nitip penjaganya. Nanti gue bawa ke kelas."

"Serius?"

"Iya."

"oke, gue duluan." Lalu kemudian wendy cepat-cepat menuju toilet setelah dirinya dan Mark keluar dari ruang guru. Biasa, ketua kelas dan wakil ketua pasti selalu disuruh ini-itu. Sebenarnya mereka hanyalah babu kelas yang terpilih selain karena pintar adalah karena anak-anak yang lain gak ada yang mau jadi ketua kelas atau wakilnya.

Wendy ke kamar mandi gak ada niatan untuk menyetor panggilan alam atau menyelesaikan masalah perutnya. Dia cuma ingin mengecek penampilannya lewat kaca kamar mandi. Yah sebenearnya Wendy cuma pakai pelembab, sun screen, bedak seadanya dan lip balm saja sih. Penampilannya gak yang berantakan. Pas saja dilihat. Wendy hanya merapikan sedikit rambutnya.

Dia dibuat bingung membiarkan poninya yang mulai panjang menutupi dahinya, atau biar saja dahinya terlihat. Kenapa Wendy perlu untuk mematut diri di cermin? Soalnya Wendy mau melewati ruang guru lagi. Kenapa? Karena tadi saat ia dan Mark akan kembali ke kelas pak Kim masuk ke ruang guru bersama Sehun.

Iya, Sehun. Cowok yang dia taksir sejak semester dua di kelas sepuluh.

Tadi saat masuk ruang guru ekspresi Sehun gak terlihat bahagia. Keliatan betenya dari alis tebalnya yang agak mengkerut. Wendy jadi penasaran. Apalagi tadi gak sengaja mata mereka sempat beradu pandang. Wendy kaget dan salah tingkah lalu langsung memutus kontak mata itu.

Meski sudah kembali dari perpustakaan untuk mengambil buku teman-temannya yang tadi ia titipkan, tapi dari ujung koridor Sehun belum terlihat. Wendy mulai memperlambat langkahnya. Akan tetapi meski begitu entah karena posisi meja pak Kim yang dekat dengan jendela yang terbuka atau memang karena suara beliau yang amat keras Wendy jadi bisa mendengar omelan bapak guru itu.

"Sehun kamu ini langganan sekali telat masuk kelas, sudah gitu tugas juga belum dikerjaikan. Mau sampai kapan begini terus? Kayaknya dulu di kelas sepuluh kamu tidak seperti ini."

Oh, rupanya Sehun dipanggil karena telat lagi.

Yah, ini bukan pertama kalinya sih Wendy tahu Sehun telat, tapi Wendy baru tahu ternyata Sehun langganan telat juga. Duh, kenapa, ya?

Lamunan Wendy buyar dan dia terkejut saat Sehun tiba-tiba keluar. Cowok itu berjalan lurus menatap ke depan. Pagi ini baju seragamnya masih rapi, gak keluar dari celana. Jaketnya dilipat dan disampirkan di tas selempang hitamnya.

Wendy gugup saat jaraknya dengan Sehun semakin dekat, apalagi Sehun masih memandang lurus. Nih Wendy takut dan agak GeEr juga sebenarnya. Sehun tuh ngeliatin dia gak sie?

Lalu yang membuatnya makin bingung adalah kini Sehun tersenyum. Gila! Manis banget senyumnya. Bahkan giginya sampai kelihatan.

Kali ini Wendy bisa memastikan kalau senyum Sehun itu kadang keliatan kayak bayi. Selama ini Wendy hanya bisa puas melihat senyum Sehun dari layar hapenya. Thank to Kai yang udah posting di Instagram.

Gramble - WenhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang