lari pagi - huswif

338 47 14
                                    

🏃

Lama Sehun tidak mendengar "Aduhai segarnya~" Setiap ia selesai mandi. Padahal awalnya Sehun agak kerepotan dengan tingkah Wendy yang seperti itu. Masalahnya ekspresi kekaguman Wendy pada sosoknya yang habis mandi tidak diungkapkan dengan kata-kata saja, Wendy bahkan akan menempel pada Sehun sambil mengendus ketiaknya.

Akan tetapi belakangan ini Wendy kelihatan murung. Mungkinkah ini efek terlalu lama di rumah?

Wendy duduk sambil mengscroll layar hape tanpa minat. Sehun tiba-tiba duduk di sampingnya membuat bahu mereka bertubrukan. "Aku udah mandi loh," Sehun memajukan tubuhnya sengaja supaya aroma mint tercium langsung ke hidung istrinya. "Abis mandi seenggaknya pake celana dulu dong! Awas aja kalo taruh handuk di kasur!"

Oow kali ini bukan endusan atau ciuman ketek yang Sehun dapatkan. Wendy malah menyemprotnya. Masih tanggal segini masa Wendy sudah PMS?

Sehun pergi, kemudian balik lagi. Wendy kira suaminya itu akan memakai baju atau setidaknya mengganti handuk dengan boxer, tapi dia malah duduk kembali di sebelahnya.

Wendy kesel deh, yang namanya handuk abis dipakai kan basah, terus nempel di sofa kan jadi demek.

"Enak loh. Cobain nih," sebuah senyuman muncul di wajahnya. Sehun memang secara tiba-tiba bisa membuatnya tertawa, seperti sekarang bibir atasnya berwarna putih. Seperti anak kecil yang minum masih belepotan.

"Enak kan?" Pertanyaan dari suaminya cukup ia balas dengan alisnya yang mengkerut seolah-olah protes, "minuman apaan nih?" Sehun sih bodo amat, ia mengambil kembali gelas dari tangan Wendy lalu meminumnya.

"Mau lagi gak? Aku abisin nih," Kali ini bintik hitam juga menempel di bibir Sehun. "Itu apa sih?" Wendy penasaran, suaminya eksperimen apa lagi?

"Milk with serbuk oreo" Sehun lalu menyendok minumannya, "nih aaaa", tapi Wendy malah mengerutkan alisnya bagian dua. "Biasa aja kali, oreo nih, bukan goriori0," lalu, hap, sendok itu akhirnya masuk ke mulut Wendy.

"Jangan langsung ditelen," Wendy membiarkan mulutnya mengenal rasa minuman asing itu hingga  matanya membelalak. Itu artinya rasa minuman ini tidak buruk, "Wah! Rasanya manis dan ada gurih-gurihnya!"

Gelas itu kini diambil alih. Wendy pasti menghabiskan sisa minuman itu. Sehun yakin tebakannya benar saat Wendy meminta sendok yang ia pegang untuk meraih runtuhan oreo yang tersisa di dalam gelas.

Ada rasa bangga yang membuat Sehun tidak bisa menahan senyumnya, betapa encer otaknya yang mengendalikan tangannya untuk menghancurkan oreo dengan ulekan batu kemudian mencampurnya dengan susu full cream. Minuman racikannya bisa mengubah mood Wendy pagi ini.

"Kamu gak mungkin bete kayak tadi cuma gara-gara aku duduk di sofa dengan handuk lembab kan? Ada apa?" Sehun mengambil gelas dan meletakkanya di meja sebelahnya.

"Huffed, Hun aku kangen papa mama. Kapan sih corona hilang dari muka bumi?" Sehun sangat paham perasaan istrinya. Sebelum corona pun mereka tidak sering bertemu langsung dengan papa dan mama, meski komunikasi mereka tidak pernah terputus. Thanks to technologi. Tapi keadaan sekarang ini membuatnya makin sulit. Padahal mereka berdua sudah lama membuat agenda untuk mengunjungi papa mama.

"Iya, ya aku juga kangen papa mama. Kapan ya bisa mancing lagi bareng papa?"

"Kalo corona udah pergi..." "Tapi gak tau perginya kapan?..." "Ish, corona tuh ya, bener-bener kayak jalangkung, datang tak diundang..."
Sehun hanya mendengarkan Wendy meracau, dan setelah itu... "Hueeeee"

Ada sekitar dua menit Sehun membiarkan Wendy tenang. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Selain muncul bayang-bayang papa mama, otaknya berkeliling. Banyak bidang dirugikan oleh pandemi ini, entah ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Otaknya tiba-tiba kritis. Sedangkan Sehun, apa yang ia pikirkan, ya?

Gramble - WenhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang