Bunbun

103 40 17
                                    

Cia melahap abis makanannya. Menghiraukan keributan yang diciptakan oleh Angga, Jeli, Koko dan yang lainnya. Sungguh, Cia tak bisa menahan rasa penasarannya pada kue kering yang di bawa oleh teman cowok barunya itu. Tak jauh Angga hening sebentar, teriak saat melihat Cia melahap habis kue kering yang mereka bawa dan buat di sekolah tadi.

"HOY GENDUT ENAK BANGET LO MAKAN DIATAS!"

Cia melirik kebawah, menatap tajam cowok yang sedang meniup balon dengan asal-asalan. "Kenapa sirik amat lo sama gue."

"Ya turun sini lah bego. Semua lagi kerja lo malah enak-enakan makan."

"Bodoamat, siapa yang jadian gue yang capeknya. Nggak mau yah sori," ucapnya menengok kebawah dan menjulurkan lidah. Angga mendengus keras melihat Cia yang mengejeknya.

"Kerja biar kurus lo!" Cia terlihat menepuk-nepuk bokongnya, sekedar membersihkan kotoran yang menempel di rok yang ia kenakan. Cia menuju tangga yang terguntai di rumah pohon berukuran luas itu, hendak turun dari sana dan menendang keras-keras tubuh cowok tengil itu.

Sambil memotong bawang bombay dengan cekatan di meja, Rio sesekali terkekeh melihat Cia. Apalagi pipinya yang bikin semua orang ingin mencubit. Saat Cia mencapai tangga, Rio memperingatkan. "Pelan-pelat ndut, ntar jatoh."

"Eh elo malah ikut-ikut ngeledek gue. Eh yg namanya Abi mana? Gue aduin kalian. ABIIIIIIII HELP ME!"

Abi yang sedang memantau Bagas--salah satu juniornya--memasak sambal tumis cumi balado menoleh mendengar teriakan cempreng yang menyebutkan namanya. Abi meninggalkan Bagas sebentar beralih ke cewek itu.

"Kenapa lo?" Bagas langsung bertanya kenapa cewek yang belum ia kenal ini memanggil namanya.

"Angga sama Rio ngeledek gue gendut. Marahinn dong," pintanya merengek.

"Emang lo gendut kan? Kenapa harus marah?"

"GUE NGGAK GENDUT!"

"Hust, berisik. Gue udah siap nih."

Rida menggoda Bagas yang terlihat tak sabar. "Uh ada yang nggak sabaran buat grepe-grepe."

"Sabar Gas, kagak gue tikung wkwk."

"Jangan percaya Gas, temen artis gue banyak yang dukung dari belakang eh tau-tau udah nikah sirih aja."

"Digoyangin aja Gas santay bro."

"Diem njir, Da cepet dong kabarin Sisil."

"Janji yah bayarin ke Dufan?"

"Iya kalo di terima. Kalo di tolak ogah!"

"Husstt pada diem, gue mau nelpon Sisil."

Setelah menemukan kontak yang bernama Sisil dengan segera ia memencet tombol hijau.

"Iya halo, dengan siapa dimana?"

"Rida di Jakarta."

"Luwak white coffee paswordnya."

"Kopi nikmat nyaman diminum."

Tak jauh mayang mengumpat. "Malah asik sendiri goblo emang."

"Yakkk selamat anda mendapatkan dua juta rupiah jangan lupa dipotong pajak."

"Bodo, buruan dateng ke Jl. Andara No.16."

"Dih, mau ngapain? Mangkal? Sori jadwal mangkal gue malam minggu doang."

"Oh ini emang bukan malam minggu Neng?"

DORRRR

"EGEEEE! YANG BENER LAH. NIUP GITU DOANG NGGA BECUS!"

K/ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang