tiga,

4.1K 425 8
                                    

"Jennie!!" teriak Irene.

"Mana sih anak itu!"

Jennie berlari menghampiri Irene, ia langsung berdiri di hadapan ibunya itu sambil menunduk. "Ada apa bu?" tanya Jennie.

"Besok kau sekolah," ujar Irene.

Jennie mendonggakkan kepalanya, ia melihat Irene dengan wajah terkejutnya. Membuat Irene yang melihat itu mendelik.

"Jangan berlebihan seperti itu! Aku menyuruhmu sekolah bukan karena keinginanku tetapi karena keinginan ayahmu itu!" sinis Irene.

Di dalam hati Jennie berteriak senang mendengar semuanya, ia senang sekali karena bisa kembali bersekolah seperti dulu.

"Ayah mu bawel sekali, ia selalu meneror ku dengan telepon nya itu. Selalu menanyakan mu dan selalu ingin melihat nilai sekolah mu. Memang nya apa sih dia harapkan dari anak seperti mu,"  sarkas Irene.

"Sebenarnya aku ingin memberikan yang Jisoo saja, tetapi sepertinya ayahmu tidak mudah ditipu, dia cukup pintar. Jadi rencana nya aku akan menyekolahkan mu" lanjutnya.

Senyum Jennie mengembang, tetapi Irene yang melihat itu merasa jijik dan memutar bola matanya malas. Terlalu berlebihan menurutnya.

"Kau jangan senang dulu! Aku tidak akan mengantar atau menjemput mu pulang! Kau masih mempunyai kedua kaki kan? yasudah jalan kaki saja," ujar Irene.

"T—tidak apa bu, yang penting aku bisa sekolah lagi" ucap Jennie. Meskipun agak terkejut di suruh berjalan kaki setiap berangkat dan pulang sekolah tetapi ia tidak papa. Ah, meskipun ia belum tau jarak dari rumah ke sekolah.

"Apa?! Jennie akan sekolah?!"

Suara itu membuat Irene dan Jennie menoleh kearah pintu disana terlihat Jisoo yang berdiri dengan wajah terkejutnya. Menghampiri mereka berdua.

"Jisoo sayang dengarkan ibu dulu, ibu menyekolahkan nya karena ayah nya itu. Kalau bukan karena ayah nya ibu malas sekali, membuang-buang uang saja," jelas Irene.

"Aku sudah mendengar semuanya" ucap Jisoo lalu ia melirik Jennie tajam. "Tapi saat di sekolah nanti aku tidak mau berdekatan dengannya. Dan kau pura-pura tak kenal saja denganku! Kita orang asing saat di sekolah!" ketus Jisoo.

"I—iya eonnie."

"Yasudah aku lelah, tolong buatkan aku ramen dan susu. Dan simpan tas ku ini di kamarku" Jisoo melemparkan tas nya dengan kasar kearah Jennie.

"Jangan sampai lama!" teriaknya.

Jennie mengangguk lalu ia pergi ke kamar Jisoo untuk menyimpan tasnya setelah itu ia pergi ke dapur untuk membuat ramen dan juga susu.

Setelah semuanya selesai Jennie langsung membawa nampan berisi ramen dan susu itu lalu ia simpan di meja makan.

"Ini eonnie."

Jisoo melirik sekilas lalu kembali menatap makanannya Melihat Jennie yang masih berdiri di samping nya membuatnya berdecak kesal. "Kenapa kau masih berdiri disitu! Cepat sana pergi!" usir Jisoo.

Jennie mengangguk lalu pergi menuju kamarnya. Saat di dalam kamar ia memikirkan sekolah, ia sangat senang di suruh sekolah oleh ibunya.

Senyuman di wajahnya terus terukir, berarti selama ini ia belajar dirumah tidak sia-sia.

"Pokoknya saat aku sekolah nanti aku harus belajar terus, tidak boleh mengecewakan ayah, ibu dan eonnie," gumam Jennie dengan semangat.




to be continued

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang