"Jennie!!" teriak Irene.
"Mana sih anak itu!"
Jennie berlari menghampiri Irene, ia langsung berdiri di hadapan ibunya itu sambil menunduk.
"Ada apa bu?" tanya Jennie.
"Besok kau sekolah" ujar Irene.
Jennie mendonggakkan kepalanya, ia melihat Irene dengan wajah terkejutnya.
"Jangan berlebihan seperti itu! Aku menyuruhmu sekolah bukan karena keinginanku tapi karena ayahmu itu!" sinis Irene.
Di dalam hati Jennie berteriak senang mendengar semuanya, ia bisa kembali bersekolah seperti dulu.
"Ayahmu bawel sekali, ia selalu menerorku dengan teleponnya itu. Ia selalu menanyakanmu dan selalu ingin melihat nilai sekolahmu" jelas Irene malas.
"Sebenarnya aku ingin memberikan yang Jisoo saja, tetapi sepertinya ayahmu tidak mudah ditipu, jadi rencananya aku akan menyekolahkanmu" lanjutnya.
Senyum Jennie mengembang, tetapi Irene yang melihat itu merasa jijik dan memutar bola matanya malas. Terlalu berlebihan menurutnya.
"Kau jangan senang dulu! Aku tidak akan mengantar atau menjemputmu pulang! Kau jalan kaki saja" ujar Irene.
"Ti-tidak apa bu, yang penting aku bisa sekolah lagi" ucap Jennie.
"Apa?! Jennie akan sekolah?!"
Suara itu membuat Irene dan Jennie menoleh kearah pintu disana terlihat Jisoo yang berdiri dengan wajah terkejutnya.
"Jisoo sayang dengarkan ibu dulu, ibu menyekolahkannya karena ayah nya itu" jelas Irene.
"Aku sudah mendengar semuanya" ucap Jisoo.
"Tapi saat di sekolah nanti aku tidak mau berdekatan dengannya. Dan kau pura-pura tak kenal saja denganku! Kita orang asing saat di sekolah!" ketus Jisoo.
"I-iya eonnie"
"Yasudah aku lelah, tolong buatkan aku ramen dan susu. Dan simpan tas ku ini di kamarku" Jisoo melemparkan tas nya ke Jennie.
"Jangan sampai lama!"
Jennie mengangguk lalu ia pergi ke kamar Jisoo untuk menyimpan tasnya setelah itu ia pergi ke dapur untuk membuat ramen dan juga susu.
Setelah semuanya selesai Jennie langsung membawa nampan berisi ramen dan susu itu lalu ia simpan di meja makan.
"Ini eonnie"
Jisoo melirik sekilas lalu kembali menatap makanannya.
"Kenapa kau masih berdiri disitu! Cepat pergi!" usir Jisoo.
Jennie mengangguk lalu pergi menuju kamarnya. Saat di dalam kamar ia memikirkan sekolah, ia sangat senang di suruh sekolah oleh ibunya.
Senyuman di wajahnya terus terukir, berarti selama ini ia belajar dirumah tidak sia-sia.
"Pokoknya saat aku sekolah nanti aku harus belajar terus, tidak boleh mengecewakan ayah, ibu dan eonnie" gumam Jennie.
to be continued