"Je gimana kalo nanti pas gue pulang ibu marah?"
Sejeong memutar bola matanya malas, sedari tadi Jennie selalu menanyakan itu.
Kenapa temannya ini selalu mementingkan perasaan oranglain daripada perasaannya sendiri?
"Jennie, jangan takut oke? Kalo gitu gue bakal ikut lo pulang, gimana?"
Jennie menggeleng, "Gak! Gue gak mau lo kebawa-bawa"
"Selow aja kali Jen, kita kan temen. Sahabat pula" kata Sejeong.
"Karena itu gue gamau lo kebawa-bawa, gue takutnya nanti ibu juga marahin lo. Biarin gue aja lo jangan" balas Jennie.
"Gamau! Gue pokoknya mau ikut!" tegas Sejeong.
Jennie menoleh kearah Sejeong, "Je please kali ini aja turutin gue"
Sejeong terdiam lalu ia mengangguk sebagai jawabannya.
Kalau Jennie sudah memohon kayak gini Sejeong gabisa nolak.
Jennie sekarang sudah di depan rumahnya, jantungnya sudah berdegup kencang, perasaannya udah gaenak waktu liat ada mobil ayahnya disana.
Biasanya setiap ayah nya pulang Jennie selalu senang tetapi gatau kenapa sekarang perasaan senang itu berubah jadi perasaan gaenak.
Dengan gugup ia memasuki area rumahnya, Jennie memegang gagang pintu lalu membukanya.
Baru beberapa langkah masuk suara ayahnya membuatnya terhenti. Dan ia menoleh ke samping disana udah ada ayahnya, ibu sama Jisoo.
Perasaannya makin gaenak aja, dengan langkah pelan ia mengahmpiri mereka.
"Ada apa ay—"
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Jennie, ia meringis kesakitan. Matanya sudah berkaca-kaca.
Ayahnya sudah menamparnya? Jennie tidak menyangka ayahnya bakal berbuat seperti itu, ayahmya tidak pernah berbuat kasar kepadanya.
"Ke-kenapa ayah nampar Jennie? A-apa salah Jennie ayah?" lirih Jennie. Tangan kirinya memegang pipi yang sudah di tampar ayahnya tadi.
Sedangkan ibunya dan Jisoo tersenyum puas di belakang sana, kenapa mereka sejahat itu?
"Salah kamu? Kamu mau tau salah kamu apa hah?!" bentak Suho.
"A-ayah bentak Jennie? Ke-kenapa ayah jadi berubah gini hiks.."
Air mata Jennie mulai mengalir, wajahnya memerah akibat tangisan itu.
Dan pipinya pun masih merah akibat tamparan ayahnya tadi.
"Kamu yang berubah, ini apa?!" Suho menyodorkan ponsel dan memperlihatkan layarnya ke Jennie.
Jennie terkejut saat melihat itu, lalu matanya beralih ke Jisoo yang sedang tersenyum miring.
"Ayah itu emang Jennie.. Tapi Jennie bisa jelasin"
"Mau jelasin apalagi hah? Semenjak ibu kamu meninggal ayah yang selalu jagain kamu rawat kamu sampai begini dan terus kamu rusak semuanya? Oke itu emang ciuman tapi Jennie kamu itu perempuan dan itu di sekolah.." lirih Suho.
"Ayahh.. Dengerin Jennie dulu"
"Meningan kamu pergi aja dari rumah ini!"
Jennie terkejut, lalu ia mendekat kearah ayahnya.
"Ayah, please dengerin Jennie dulu"
"Ayah bilang pergi! Ya pergi!" bentak Suho.
Jennie langsung berdiri, "Ayah mereka berdua yang jahat! Hati-hati sama mereka berdua!"
Setelah berkata seperti itu Jennie langsung pergi tanpa membawa apapun.
To be continued
Buat part ini sedikit maaf banget ya.
Vote sama komennya💜
![](https://img.wattpad.com/cover/214886594-288-k26131.jpg)