delapan,

3.3K 376 1
                                    

Pagi hari ini Sejeong sudah sampai di sekolah, ia sedari tadi menunggu Jennie yang belum muncul juga.

Ia jadi kepikiran soal kemarin, takut Jennie kenapa-napa.

"Sejeong!"

Sejeong menoleh tersenyum tetapi saat tau siapa yang memanggilnya senyumnya langsung luntur dan ia langsung memalingkan mukanya.

"Jeong, heh kenapa lo?" tanya Jimin.

"Apaansi, pagi-pagi udah nongol di kelas gue bikin mood gue down aja" kata Sejeong, matanya masih melirik ke bangku yang disampingnya tepatnya bangku Jennie.

"Kenapa si lo? Lagi nungguin siapa? Doyoung? Dia ada dikelas udah dateng tenang" kata Jimin.

Sejeong menatap tajam Jimin, "Apaansi! Kalo gak ada keperluan apa-apa meningan pergi dari sini. Gue risi tau diliatin sama fans lo berdua!" kata Sejeong.

Wanita yang berada di kelas ini menatap Sejeong tajam karena mereka berdua yang dekat sekali dengan Sejeong.

"Jennie mana?" tanya Jimin.

Sejeong menoleh, "Belum dateng. Gue dari tadi nungguin dia" jawabnya.

Jimin menoleh kearah Sejeong dengan raut wajah bingung, "Kenapa muka lo khawatir gitu?" tanya Jimin.

"Gue lagi khawatir sama Jennie, udah deh lo berdua pergi aja dari sini. Tae bawa Jimin pergi dari kelas gue coba berisik banget mulutnya" kata Sejeong.

Taehyung tetap diam, tidak tau kenapa ia juga khawatir kepada Jennie padahal ia baru mengenal Jennie.

"Jennie!" teriak Sejeong saat Jennie memasuki kelas.

Sejeong berlari mengahmpiri Jennie lalu memeluk wanita itu, dan memeriksa seluruh tubuhnya.

"Kenapa Je?" tanya Jennie.

"Lo gapapa kan? Gaada yang luka?" tanya Sejeong membuat Jennie mengerutkan dahinya bingung.

Bukan hanya Jennie. Jimin dan Taehyung pun bingung dengan sikap Sejeong.

Sejeong menarik Jennie agar duduk di tempatnya, lalu ia duduk di tempat sebelah Jennie.

"Jen jawab jujur lo gapapa kan?" tanya Sejeong.

Jennie menatap Jimin dan Taehyung bergantian dengan wajah bingungnya.

"Je lo kenapa sih? Apa perlu gue bawa ke rumah sakit jiwa?" tanya Jimin. Sejeong menatap Jimin tajam.

"Gue cuman khawatir aja sama Jennie, gue takut kejadian kemarin keulang lagi" kata Sejeong, ia langsung menutup mulutnya saat menyadari apa yang telah ia ucapkan.

"Kejadian kemarin? Kejadian apaan?" tanya Jimin.

"Ah gaada, gue cuman salah ngomong aja kok" Sejeong terkekeh pelan membuat mereka bertiga menatapnya bingung.

"Bener-bener harus di bawa ke rumah sakit jiwa" ujar Jimin.

"Diem lo!"

"Eh terus lo berdua ngapain masih disini? Udah sana pergi" usir Sejeong.

"Gue kesini mau nganter Taehyung" kata Jimin.

Sejeong menoleh kearah Taehyung, "Mau ngapain lo kesini? Cepetan deh jangan diem mulu" kata Sejeong.

Dengan wajah dinginnya Taehyung melirk Sejeong, "Gue mau kasih ini ke temen lo" Taehyung menyodorkan gelang berwarna merah.

"Ini bukannya gelang gue? Kok bisa ada di lo sih?" tanya Jennie bingung.

"Gelangnya jatuh waktu kemarin lo tabrakan sama Taehyung" jelas Jimin.

Jennie hanya mengangguk lalu mengambil gelang tersebut dam memakainya.

"Makasih ya" Jennie tersenyum manis kearah Taehyung.

"Taehyung nama gue Taehyung" ujarnya.

"Oh iya makasih Taehyung, nama gue Jennie" balas Jennie.

"Udah kan? Meningan lo berdua pergi dari kelas gue sana!" Sejeong mendorong Jimin dan Taehyung agar keluar dari kelasnya.

"Iya-iya gausah dorong-dorong juga kali" kesal Jimin.

"Yaudah sana!"

Jimin dan Taehyung langsung pergi meninggalkan kelas itu.

---

Bel istirahat sudah berunyi beberapa menit yang lalu tetapi Jennie dan Sejeong masih berdiam diri di kelas.

"Jen ke kantin yuk, gue laper" ajak Sejeong sambil memegangi perutnya yang sudah berbunyi.

Jennie menoleh lalu tersenyum, "Lo aja yang ke kanti, gue mau disini" katanya.

Sejeong duduk tepat di depan Jennie, lalu ia menatap Jennie serius.

"Jen apa ayah lo tau tentang semuanya?" tanya Sejeong yang membuat Jennie mengernyit heran.

"Tau apaan maksudnya?" tanya Jennie.

"Tentang lo yang di perlakuin gak baik sama ibu dan kakak lo" jawab Sejeong.

Jennie menoleh kaget, bagaimana dia tau itu yang Jennie pikirkan.

"Lo pasti bingung kan gue tau darimana. Kemarin waktu lo turun dari mobil gue ikutin lo sampe rumah lo" Jennie menatap Sejeong tak percaya.

"Gue udah liat semuanya, dan gue udah tau semuanya" lanjut Sejeong.

"Je plis jangan kasih tau siapa-siapa" mohon Jennie.

Mata Sejeong sudah berkaca-kaca, "Tapi Jen, gue gak tega liat lo yang setiap hari di gituin sama ibu dan kakak lo. Apa ayah lo tau tentang ini semua?" tanya Sejeong.

Jennie menggeleng lalu menunduk, "Ayah gatau. Soalnya setiap ayah telepon ibu selalu berbohong, iya selalu berbohong tentang semuanya" jelas Jennie.

"Jen kita kan teman bahkan sahabat, dan lo udah gue anggap kayak sodara gue sendiri, jadi kita lewatin ini sama-sama" kata Sejeong.

"Tapi gue takut.." lirih Jennie.

"Selama ada gue lo gausah takut. Apa lo tinggal dirumah gue aja?"

Jennie menggeleng, "Gausah, gue udah banyak ngerepotin lo" kata Jennie.

"Gapapa kali, kayak kesiapa aja. Yaudah sekarang kita ke kantin" Jennie mengangguk.

to be continued..

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang