"Jennie! Ada Sejeong sayang!"
Teriakan dari Naeun membuat Jennie langsung bergegas cepat menuju tempat dimana ibunya memanggil.
Jennie langsung memegang kenop pintu dan membukanya, dan saat membuka pintu ia bisa melihat jelas disana ada Sejeong dan ibu nya yang sedang duduk sambil mengobrol tanpa rasa canggung sama sekali, mereka berdua mengobrol seperti seorang teman karena itu kemauan ibunya Jennie sendiri.
"Eh Seje tumben pagi-pagi kesini? Kamu nggak ke sekolah?" tanya Jennie, ia langsung mendudukkan dirinya di samping wanita itu.
"Ke sekolah lah, tapi mumpung masuknya masih lama jadi aku mampir kesini. Tahu tidak aku rela bangun pagi banget cuman untuk kesini!"
Jennie terkekeh, "Makasih bangett!"
"Ibu mau siapin sarapan dulu. Sejeong kamu sarapan disini aja bareng kita."
"Seje udah makan, tapi gapapa deh rezeki jangan di tolak hehe." kekehan Sejeong di akhir ucapannya membuat Jennie dan ibu nya ikut terkekeh juga melihat kelucuan wanita ini.
"Jen nanti kamu serahin semuanya ke aku aja ya, aku yang bakal minta semua barang-barang kamu ke si nenek lampir itu! Kamu jangan khawatirin itu, oke?" Sejeong tersenyum sinis sambil menaikkan kedua halisnya.
Tersenyum manis sambil memandang temannya ini, ah bukan teman ia sudah menganggapnya sebagai sahabat tapi bahkan dia seperti keluargaku sendiri.
"Kamu kenapa sih senyum-senyum gitu, serem tau ah!" Sejeong memukul lengan Jennie.
"Kamu baik banget sih Seje, aku gatau harus berapa kali bilang makasih, kami selalu aja bantu aku padahal aku jarang banget bantu kamu, bahkan gapernah." Jennie menunduk.
Sejeong mencubit lengan Jennie membuat yang di cubit meringis.
"Aku udah berapa kali bilang ke kamu jangan sungkan kalo kamu mau minta bantuan ke aku, kita ini udah kayak keluarga. Emang kita baru saling kenal beberapa bulan ini tapi aku yakin banget kalo kamu itu orang baik dan ternyata dugaan aku bener, kan? kamu orangnya baik banget."
"Iya-iya maafin aku." Jennie memeluk Sejeong lalu wanita itu membalasnya dengan senyuman.
"Anak-anak! Ayok makan!" teriak Naeun.
Jennie dan Sejeong langsung melepas pelukan mereka lalu mengahmpiri ibunya Jennie.
"Kayak nya enak nih" Sejeong mendudukkan dirinya di samping Jennie.
"Tante jamin deh makanannya enak banget!"
"Seje yakin deh!" seru Sejeong.
Lalu mereka semua sarapan pagi dengan tenang hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar.
Saat sudah selesai sarapan Sejeong merapihkan piring-piring yang berada di meja tadi tetapi baru saja ia akan mencucinya suara Naeun membuatnya menoleh.
"Yaampun!"
"Kenapa tante?" tanya Sejeong.
"Kamu ngapain disitu?"
"Mau cuci piring."
Naeun membulatkan matanya, "Jangan, biar tante aja. Kamu kan harus ke sekolah"
"Eh gausah tante, biar Seje aja. Masih lama juga kok ke sekolah nya"
Jennie datang dengan membawa beberapa gelas-gelas kotor.
"Iya Seje, kata ibu bener kamu gausah cuci piring biar aku saja. Kamu bisa telat ke sekolah," kata Jennie.
Sejeong menghela nafas, "Yaudah deh iya, kalo gitu aku berangkat sekolah dulu."
"Tante! Seje berangkat dulu ya! Makasih loh makanannya enak banget." Naeun terkekeh mendengar teriakan Sejeong.
"Nanti tante masakin lagi deh spesial buat Seje!" balas Naeun. Sejeong mengacungkan jempolnya lalu berlari keluar.
"Temen kamu lucu banget"
Jennie yang sedang mencuci piring menoleh sambil tersenyum, "Emang gitu bu orangnya"
"Kamu beresin cuci piringnya ya, ibu mau ke pasar dulu"
"Iya bu"
...
Sejeong sudah sampai di sekolah, baru saja ia sampai ke kelas lalu duduk di bangkunya.
Tiba-tiba sudah ada yang duduk di samping, ia menoleh malas lalu membuang muka lagi."Mau apa kau kesini?" tanya Sejeong, matanya fokus ke depan tetapi ucapannya itu terdengar sinis.
"Cuman mau kasih sampah ini doang." Jisoo menyimpan plastik besar itu di atas meja, lalu melipat kedua lengannya sambil tersenyum miring.
Sejeong menoleh kearah plastik itu dahinya mengernyit heran lalu ia mencoba mengintip sedikit ternyata di dalamnya baju Jennie dengan cepat ia langsung mengambilnya dan menyimpannya di dekatnya.
"Ini kan baju Jennie?! Kenapa kau simpen di plastik gini sih? Kau kan bisa simpennya di tas atau yang lebih bagus! Nggak harus ini!" marah Sejeong.
Jisoo berdiri kedua lengannya masih ia lipat di depan dada, lalu ia tersenyum sinis.
"Terserah ku saja yang terpenting itu semua baju dia. Termasuk baju sekolah, aku baikkan udah kasih bajunya kalo enggak pasti dia gak bakal sekolah kayak sekarang? Dia orangnya emang selalu nyusahin, jadi maklumi aja kalo dia nyusahin kau.* setelah berucap seperti itu Jisoo langsung pergi dengan Nayeon yang mengikutinya di belakang.
Sejeong menatap Jisoo dengan mata tajamnya, ia marah sekali!
Lalu tiba-tiba ada orang lagi yang duduk di sampingnya. Ia menoleh ternyata itu Jimin, dann Taehyung.
"Mau ngapain kau berdua kesini? Sana-sana ke kelas saja udah masuk!" usir Sejeong.
"Aku juga males banget ya kesini kalo bukan karena di paksa sama ni anak." Jimin melirik Taehyung.
"Nanyain Jennie kan?" Taehyung mengangguk.
"Jennie gaada disini."
"Aku udah tau perihal Jennie yang diusir sama ayahnya, dan aku khawatir saat tau itu, aku juga cari-cari kemana-kemana tapi gak ketemu," jelas Taehyung.
"Aku gatau"
"Ribet amat sih Je! Tinggal kasih tau aja, aku yakin kau pasti tau," kata Jimin.
Sejeong menghela nafas, "Oke-oke! Jennie asalnya emang tinggal sama aku, tapi sekarang dia tinggal sama ibu nya"
"Ibunya? Maksud kau?" tanya Taehyung bingung. Bukan hanya Taehyung, tetapi Jimin pun bingug.
"Jennie tinggal sama ibu kandungnya, masa kalian berdua kagak tau sih!" kesal Sejeong.
"Aku bener gatau, tau nya juga Jisoo itu kakaknya" balas Jimin.
"Jisoo itu kakak tiriii! Yaampun kalian masa gatauuu!!" Sejeong nambah kesal, apalagi saat melihat muka Jimin yang bener-bener ngeselin.
"Jim aku tabok juga wajah kau! Jangan digituin, gilaaa tau gakk!"
"Hehe iya maaf" Jimin menyengir.
"Terus rumah ibu nya dimana?" tanya Taehyung.
"Nanti sekalian sama aku kesananya, sekarang udah ada guru. Sana kalian berdua!" usir Sejeong.
Setelah itu Taehyung dan Jimin benar-benar pergi.
To be continued
