sepuluh,

3.3K 339 17
                                    

Murid-murid sudah berhamburan pulang, tetapi Jennie dan Sejeong masih di dalam kelas.

Di kelas mereka sekarang hanya tersisa mereka dan beberapa murid lainnya.

"Jen gue kaget loh waktu Taehyung ngomong gitu ke lo" kata Sejeong. Matanya masih fokus memasukkan alat tulisnya kedalam tas.

Jennie menoleh bingung, "Aneh kenapa? Perasaan gak ada yang aneh" ujar Jennie.

"Gue juga aneh lo deket banget sama Jimin, kayak orang pacaran. Apa jangan-jangan lo berdua emang pacaran?" lanjut Jennie.

Sejeong menoleh dengan matanya yang melotot, "Enak aja! Gue itu sama Jimin saudara. Mana mungkin gue pacaran sama dia" tegas Sejeong.

"Kalian berdua saudaraan? Gue baru tau loh" tanya Jennie terkejut.

"Bukan cuman lo doang yang ngira gue sama Jimin pacaran, tapi hampir semua murid disini" kata Sejeong.

"Jadi karena Jimin gue jadi kenal sama Taehyung deket banget malahan, soalnya Jimin itu sahabat Taehyung dari dulu" lanjut Sejeong.

Jennie membalasnya dengan anggukan, "Gue yakin Taehyung itu suka sama lo" kata Sejeong.

Wajah Jennie memerah, tidak tau kenapa jantungnya berdegup kencang.

"Lo juga suka kan sama dia?" Jennie dengan cepat menggeleng.

"Jangan bohong! Wajah lo juga merah gitu" goda Sejeong.

"Apaansi! Udah ah gue mau pulang" Jennie menggendong tasnya lalu pergi keluar kelas meninggalkan Sejeong.

"Jennie! Tungguin gue!" teriak Sejeong, ia berlari mengejar Jennie.

"Ish tunggu gue!" Sejeong berhasil mengejar Jennie dan sekarang ia sudah berada di samping Jennie.

Mereka sekarang berjalan beriring, sekolah sudah sepi karena sudah pada pulang sedari tadi.

"Jen?"

Jennie menoleh, ia bisa melihat raut wajah Sejeong yang terlihat khawatir.

"Lo yakin mau pulang?" tanya Sejeong.

Jennie mengangguk, "Iya, emang kenapa?" tanya Jennie bingung.

"Meningan lo nginep dirumah gue dulu aja deh, gue takut terjadi sesuatu sama lo" kata Sejeong dengan raut wajah khawatirnya.

"Seje tenang, gue bisa jaga diri sendiri" ucap Jennie. Ia meyakinkan Sejeong.

"Gue takut aja, nanti ibu lo sama Jisoo ngelakuin hal yang kayak waktu itu lagi gimana?"

Jennie menggeleng, "Seje percaya deh sama gue, gue bakal jaga diri" Jennie meyakinkan Sejeong kembali.

Sejeong memberhentikan langkah mereka lalu menoleh kearah Jennie, "Janji ya? Kalo mereka jahat ke lo lagi langsung telepon gue" kata Sejeong.

"Iya-iya" Jennie tersenyum.

"Tapi kenapa perasaan gue gak enak, Jen please jangan pulang" ucap Sejeong dengan wajah memohonnya.

Jennie tersenyum, "Perasaan lo aja deh, Seje gue bener gapapa" kata Jennie.

"Yaudah iya-iya! Gue ikutin apa kata lo aja deh"

"Tapi lo harus pulang bareng gue" ucap Sejeong.

Jennie mengangguk, "Oke, tapi jangan sampai depan rumah ya. Turunin gue di tempat biasa aja" kata Jennie.

"Iya-iya" Sejeong tersenyum.

Sebenarnya sedari tadi perasaan Jennie juga tidak enak, ia merasakan seperti akan ada hal buruk yang terjadi kepadanya.

Ia sengaja berbohong kepada Sejeong agar temannya ini tidak khawatir padanya, Jennie tidak mah mengkhawatirkan temannya ini.

"Jen kenapa melamun?" tanya Sejeong.

"A-ah enggak" jawab Jennie.

Sejeong masuk kedalam mobil diikuti Jennie di belakangnya, mereka berdua sudah naik lalu supir itu menjalankan mobilnya.

Setelah beberapa menit akhirnya mobil itu sudah sampai di tempat biasa Jennie turun.

"Seje gue duluan" Jennie melambaikan tangannya kearah Sejeong dan di balas lambaian juga olehnya.

Setelah itu mobil Sejeong sudah pergi, dan harus jalan sedikit agar sampai dirumahnya.

Tidak butuh waktu beberapa lama akhirnya Jennie sudah sampai dirumahnya, ia membuka pintu rumahnya dan masuk.

Saat masuk ke dalam ia bisa melihat ada ibu dan kakaknya yang tengah duduk di sofa.

Dengan jantung yang berdegup kencang ia berjalan mendekat kearah ibu dan kakaknya itu.

"Sudah berani pulang?"

"Ma-maksud ibu?"

"Kau apakan Jisoo! Dia itu kakakmu! Dan kau mengambil kebahagiaanya begitu?!" bentak Irene.

Jennie bingung dengan apa yang ibu nya bicarakan, "Ma-maksud ibu apa? Jennie tidak mengerti" ujarnya.

"Lo udah ngambil Taehyung gue! Dia itu pacar gue!" teriak Jisoo, ia mulai terisak.

Jennie terkejut saat melihat Jisoo terisak, meskipun ibu dan kakaknya itu selalu jahat kepadanya tetapi Jennie tidak tega jika melihat mereka berdua menangis.

"Kau dengar! Kau sudah mengambil pacar anakku!" bentak Irene.

"Ta-tapi bu, Jennie gak deketin pacar Jisoo eonnie" bantah Jennie.

"Bohong! Tadi waktu di kantin apa?! Kau duduk bersebelahan dengan Taehyung ku! Aku melihatnya jelas!" teriak Jisoo dengan isakannya.

"Ma-maafkan aku eonnie, Jennie gatau kalo Taehyung itu pacar eonnie. Maafin Jennie.. " lirih Jennie matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Jisoo mengusap bekas air matanya itu lalu melirik Jennie, "Gue akan maafin lo kalo lo jauhin Taehyung!" tegas Jisoo.

Jennie tersentak saat Jisoo mengucapkan jika ia harus menjauhi Taehyung tidak tau kenapa ia tidak rela, tetapi demi Jisoo memaafkannya ia akan menjauhi Taehyung.

"Kenapa? Lo gamau jauhin Taehyung? Apa jangan-jangan lo mulai suka sama dia?!"

Jennie dengan cepat menggeleng, "Tidak eonnie. Jennie akan jauhin Taehyung sesuai keinginan eonnie" ujar Jennie.

"Awas saja jika kau sekali lagi membuat anakku menangis, aku tak akan segan-segan membuat perhitungan kepadamu!" tegas Irene setelah itu ia pergi meninggalkan Jennie dan Jisoo.

"Eonnie sudah maafkan Jennie kan?" tanya Jennie.

Jisoo mengangguk, "Gue maafin. Tapi jangan sekali-sekali lo deketin pacar gue"

"Iya eonnie. Jennie janji bakal jauhin Taehyung" balas Jennie.

Jisoo tersenyum menang setelah itu ia pergi. Kenapa adiknya itu gampang sekali di bodohi? Hanya dengan air mata buaya nya saja ia bisa membuat Jennie menjauhi Taehyung.

Bae Jisoo kau memang pintar batin Jisoo.


To be continued

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang