tujuh belas,

2.8K 315 12
                                    

Jennie sekarang sudah berada di rumah Naeun yang sangat sederhana jauh dari kata mewah, rumah Naeun juga lebih kecil dari rumah ayah Jennie.

Semenjak pertemuan mereka tadi Naeun menyuruh Jennie untuk tinggal bersamanya dan Jennie menyetujuinya, sedangkan Sejeong sudah mereka antar pulang.

Naeun juga bilang ke Jennie agar Jennie tidak memberitahu kepada keluarga mereka bahwa Naeun masih hidup, cukup Jennie dan Sejeong saja yang tau.

Karena Naeun tidak ingin kehidupannya di usik lagi oleh Irene, bukan karena ia takut tapi ia hanya ingin hidup tenang tanpa ada yang mengganggu seperti dulu.

Dan sekarang ia senang karena bisa tinggal berdua bersama anaknya, ia selalu berdoa agar bisa bertemu dengan anaknya dan tinggal bersama ternyata doanya terkabul dan ia sangat bersyukur akan hal itu.

"Sayang kamar mu ada di samping kamar ibu dan maaf kalau kau rumah ibu kecil" ucap Naeun sambil menunduk.

Jennie tersenyum, "Jennie senang tinggal disini, tidak apa rumahnya kecil yang penting Jennie bersama ibu"

Naeun tersenyum hangat lalu memeluk anak perempuannya itu. "Ibu beruntung bisa mempunyai anak sepertimu, baik dan juga cantik"

"Ibu pun sama seperti itu"

Naeun melepas pelukannya, "Yasudah sekarang kita makan dulu, kau belum makan kan?"

Jennie mengangguk, lalu Naeun menarik lembut lengan Jennie untuk duduk di meja makan.

"Kau duduk disini, ibu akan memasak dulu. Tidak terlalu lama kok" Naeun tersenyum.

Jennie dengan cepat langsung berdiri, "Aku akan membantu ibu!"

Naeun menoleh tak lupa dengan senyum di wajahnya. "Tidak usah. Biar ibu saja, kau tinggal menunggunya"

"Tidak mau, aku akan membantu ibu" ucap Jennie, ia bersikeras ingin membantu ibunya itu.

Sang Ibu menghela nafas lalu mengangguk kearah Jennie membuatnya tersenyum.

Jennie langsung bergegas membantu ibunya memasak, mulai dari mencuci sayurannya dan memotong.

Sebenarnya ia tidak begitu pandai memasak, tetapi kalau untuk memotong ia yakin ia bisa melalukannya.

"Ibu akan memasak makanan kesukaanmu" ujar Naeun.

"Ibu masih ingat makanan kesukaanku?"

"Mana mungkin ibu melupakan sesuatu tentang anak kesayangan ibu ini"

Jennie lantas tersenyum, "Ibu aku harus membantu ibu apa?" tanya Jennie.

"Bagaimana kalau memotong sayurannya? Jangan lupa kau cuci dulu sebelum memotongnya" ujar Naeun. Jennie lantas mengangguk mengiyakan ucapan ibunya.

Naeun memperhatikan Jennie yang sedang mencuci sayurannya lalu setelah itu memotongnya.

"Apa kau bisa memotongnya?" tanya Naeun khawatit.

"Aku bisa bu. Aku setiap hari yang selalu memasak disana" jawab Jennie.

"Memasak? Kau selalu memasak untuk mereka? Apa tidak ada pembantu disana?" tanya Naeun.

"Sebenarnya ada sih, tapi aku ingin membuat sarapan sendiri untuk ayah" ucap Jennie. Sebenarnya dirumahnya memang ada pembantu tetapi mereka hanya bekerja setiap ayah nya Jennie pulang itu semua Irene yang suruh.

"Kenapa tidak pembantu itu saja? Kenapa harus kau? Bukankah kau harus sekolah pagi" kata Naeun.

"Aku bangun sangat pagi bu, hanya untuk membuat sarapan untuk ayah"

"Hanya untuk ayah saja?"

Jennie menggeleng, "Tidak sih, untuk ibu Irene dan Jisoo eonnie juga"

Naeun menatap Jennie lekat, "Benarkah kau yang ingin memasak untuk mereka? Atau kau disuruh oleh Irene dan Jisoo?"

Jennie tiba-tiba menjadi gugup, agar membuat gugupnya hilang ia dengan cepat tersenyum.

"Ah tidak bu. Ibu kenapa jadi menanyakan itu sih, lebih baik kita kembali memasak saja aku sangat lapar" ucap Jennie dengan wajah lucunya.

Naeun tertawa dan langsung mencubit pipi Jennie, "Anak ibu lucu sekali, yasudah kita lanjut memasak!" seru Naeun.

To be continued

Maaf banget baru bisa update hehe😁
Jangan lupa vote sama komennya yang banyak yaaaa! Biar semangatt!

Buat chapter ini aku sengaja gak terlalu panjang, tapi kalau next chapter aku usahain buat panjang. Oke? :v
Maapin kalau ada typo gak sempet di baca ulang😁😁

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang