empat belas,

3K 327 10
                                    

Jennie berjalan dengan tatapan kosong, ia tidak tau harus kemana sekarang. Ia juga tidak membawa apapun, barang ataupun uang.

"Jennie! Jennie!"

Ia mendengae ada seseorang yang memanggil namanya, seperti suara perempuan.

Ia langsung menoleh ke belakang ternyata Sejeong, temannya yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri.

Jennie tersenyum, ia tidak mau bersedih di hadapan temannya ini.

"Lo mau kenapa? Gak biasanya keluar rumah?" tanya Sejeong, ia berjalan beriringan dengan Jennie.

"Pengen aja" ucap Jennie singkat.

Sejeong mengerutkan dahinya, "Gak biasa nya lo keluar rumah, biasanya selalu dilarang sama nenek sihir itu"

"Ibu lagi gaada dirumah"

Sejeong memberhentikan langkahnya ia langsung menoleh kearah Jennie dan menatap Jennie dengan matanya yang menyipit.

"Kenapa sih Je?" tanya Jennie terkekeh, ia langsung menatao lurus ke depan.

"Lo lagi ada masalah?" tanya Sejeong.

Jennie menggeleng, "Gaada, kenapa sih?"

"Jangan bohong! Jen meskipun kita baru temenan tapi gue tau elo ya, cerita ke gue ada masalah apa?"

Jennie menunduk dan terdiam wajahnya sedih membuat Sejeong langsung membawa wanita itu duduk.

Untung saja ada tempat duduk di sekitar sini jadi mereka langsung mendudukkan dirinya.

"Masalah apa Jen? Jangan-jangan ibu lo itu buat masalah? Apa anaknya juga?" tanya Sejeong.

"Je.. " lirih Jennie.

Sejeong mengelus lembut punggung Jennie, "Cerita ke gue biar lo lega"

Jennie akhirnya menceritakan semuanya ke Sejeong sambil menangis, Sejeong yang mendengarnya pun hanya bisa terdiam ia tidak percaya dengan apa yang ayah Jennie lakukan kepada anaknya.

Dan ia juga merasa marah karena ulah Jisoo dan ibunya itu Jennie jadi seperti ini.

"Lo jangan sedih lagi oke? Mulai sekarang lo bisa tinggal di gue" kata Sejeong.

Jennie menggeleng, "Gue gak mau ngerepotin, udah cukup ya gue ngerepotin lo mulu"

"Lo sama sekali gak ngerepotin, lo itu udah seperti saudara gue bagian dari keluarga gue"

"Tapi semua barang gue ada dirumah" kata Jennie.

"Besok lo gausah sekolah dulu, terus masalah barang-barang lo gue yakin pasti Jisoo kalo gak ibu nya itu bakal ngasih barag-barang lo" kata Sejeong.

Jennie memeluk Sejeong, "Makasih, gue gatau kalo gaada lo gue tinggal dimana"

"Udah dong jangan nangis gue jadi sedih nih" Sejeong menyeka air mata Jennie menggunakan ibu jarinya.

"Yaudah sekarang kita kerumah gue" Jennie mengangguk.

---

"Sekarang Jennie sudah pergi dari rumah ini, dan rencana kita tinggal satu langkah lagi bu" ujar Jisoo.

Irene tersenyum miring, "Benar. Kita tinggal menyingkirkan ayah nya dan setelah itu semua hartanya akan menjadi milik kita"

Jisoo menoleh ke Irene, "Tapi bu bagaimana dengan Taehyung ku? Kita harus mengambilnya juga dari Jennie! Dia telah merebut milikku!"

"Tenang saja sayang, ibu sudah menyiapkan rencananya, dan sebentar lagi Taehyung akan menjadi milikmu"

"Benarkah bu?" Irene mengangguk.

Jisoo menoleh lagi dengan wajah cemberutnya, "Tapi bu sepertinya Taehyung sangat mencintai Jennie"

"Apa aku bisa memiliki Taehyung bu?"

"Hey jangan bersedih seperti itu, ibu tidak mempunyai anak yang selalu menyerah ya. Kau harus semangat! Taehyung akan menjadi milikmu bagaimana pun itu caranya!"

"Kalau begitu caranya bagaimana?" tanya Jisoo.

"Menculiknya?" tanya Irene.

"Atau dengan cara membunuhnya? Menghilangkannya dari dunia ini?"

"Kalau Jennie meninggal pasti Taehyung akan melupakannya dan dia bisa menjadi milikmu seutuhnya"

Jisoo tersenyum miring, "Benar juga bu, aku setuju!"

To be continued

Maaf banget baru bisa update'(
Baru dapet ide soalnya, asalnya aku gabakal lanjutin ff ini tapi karena kalian aku bisa lanjutin ff nya. Makasih banget buat yang selalu dukung ff ini ♡ aku janji bakal lanjutin ff ini.

Vomennya yang banyak ♡

Save Me | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang