MH-4

333 48 3
                                    

💞


Sinar matahari siang ini tidak terlalu terik. Mungkin sang bola api lagi sibuk main petak umpet sama awan kali ya. Syukurlah. Kalau begini aku tidak perlu takut kepanasan berjalan sampai depan komplek.

"Heh! Mau kemana?"

Aku yang baru saja menutup pagar mendelik melihat si ubur-ubur berdiri di depan pagarnya. "Kenapa aku harus memberitahumu?"

"Aniya. Aku hanya mau bilang, jangan terlalu dekat dengan Chanyeol Oppa."

Alah. Memang situ siapa? Berani melarang-larang. Aku kan memang harus dekat biar kamu nyakar tembok setiap malam mikirin aku. Haha, pasti seru tuh.
"Kenapa aku tidak boleh dekat?"

"Dia itu..."

"Apa? Mantan pacar situ? Ck. Aku tidak peduli. Lagipula tidak usah ikut campur urusan hidup orang lain ya. Nikmati saja laki-laki bekas pacarku yang berhasil kamu embat itu. Bye!"

"Wendy!"

Apalagi sih belatung nangka!

"Cari laki-laki lain saja Wen! Jangan Chanyeol Oppa!"

"Bodo!"

"Wendy! Dengerin aku!"

Malas menanggapi gadis gulali itu aku menutup kedua telinga dengan tangan sambil jalan. Teriak-teriak saja sana, tidak akan aku dengarkan.

Hari ini aku memutuskan untuk bertemu Oppa ninja alias Chanyeol Oppa. Aku memang sudah tahu rumahnya, tapi sepertinya sangat tidak sopan jika seorang gadis bertamu ke rumah laki-laki yang bahkan tak memiliki hubungan apa pun. Jadi aku memilih langsung ke studionya saja. Nanti kalau aku lapar kan bisa nyebrang ke toko bunga tempat Eonni Taeyeon kerja, siapa tahu di kasih makan bunga sama dia. Haha... Ngomong apa sih aku.

Setelah melihat taxi yang lewat aku langsung naik. Tidak butuh lama aku sudah turun di depan studio. Aku yang hari ini memakai kaos hitam bercorak huruf-huruf kapital hanya bisa mondar-mandir di depan. Bukan takut masuk, cuma merasa bingung saja mau ngomong apa nanti. Sepertinya aku tunggu Chanyeol Oppa keluar saja, soalnya aku lihat ninja hitamnya sudah ada di parkiran, pasti dia di dalam.

"Nungguin siapa?"

Aku berhenti melangkah saat laki-laki tampan yang memakai kemeja flanel merah berdiri di depanku.

"Chanyeol Oppa." Aku tidak punya alasan untuk berbohong, karena aku kesini memang ingin bertemu Oppa ninja.

"Chanyeol? Memangnya kau siapa?"

"Tetangganya. Oppa sendiri, siapa?"

"Oh. Perkenalkan. Aku teman satu bandnya." Dia mengulurkan tangan terus nyebut nama, "Kim Jongin."

Aku langsung sambut uluran tangannya, tapi tidak berminat menyebutkan namaku. Biar saja di kira tidak sopan. "Oh temannya ya. Em... Chanyeol Oppa-nya masih lama ya di dalam?"

"Molla. Soalnya di dalam kami sudah tidak latihan lagi. Hanya sedang mengobrol saja."

"Jadi sibuk ya?"

"Tidak terlalu."

"Hmm... Kalau begitu aku tunggu di sini saja."

"Memang ada keperluan apa? Katakan saja. Nanti aku bantu sampaikan."

"Tidak bisa begitu. Hal ini harus di bicarakan langsung dengan orangnya."

"Ah, baiklah. Chakamma, nanti aku panggilkan."

Main Hati [fanfiction] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang