MH-17

244 44 5
                                    


💞

Setelah kepulangan Irene aku merasa hatiku sedikit meringan. Maka saat jam makan malam tiba aku yang sudah membersihkan diri membuka pintu kamar lalu turun ke meja makan. Semua anggota keluarga kami saat ini tengah lengkap. Jadi saat aku menarik kursi dan duduk di samping kiri Appa, langsung jadi pusat perhatian.

"Wuah... Malam ini Eomma masak sup daging! Apa itu artinya aku bisa makan banyak?" Aku melirik Eomma yang duduk di depanku, tepatnya di sebelah kanan Appa.

"Tentu saja. Eomma punya banyak nasi. Berikan mangkukmu, akan Eomma ambilkan."

Aku mengulurkan yang Eomma minta lalu tersenyum senang saat aroma kaldu yang begitu gurih menusuk hidungku kemudian.

"Mashieta!" ucapku setelah sendokan pertama.

"Ambil ini, tadi Eonni yang buat."

Aku menoleh ke samping kiriku saat Taeyeon Eonni memberikan telur gulung di atas nasiku. "Gomawo, Eonni."

"Hmm."

"Jadi. Apa Tuan putri sudah terbangun dari tidur panjangnya?"

Itu kalimat sarkas, tapi saat melihat Yunho Oppa yang duduk di samping Eomma menatap sok tidak suka padaku, aku hanya menjulurkan lidahku.

Dan makan malam keluarga yang semingguan ini aku abaikan kembali aku rasakan. Seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya, semua kehangatan itu mengisi kekosongan hatiku.

Hingga pada akhirnya kami berkumpul di ruang tv setelah aku membantu Taeyeon Eonni membersihkan meja makan dan mencuci piring.

"Apa sekarang kita bisa bicara serius?"

Aku yang tengan menyendok es krim menatap Eomma yang duduk di sofa panjang bersama dengan Appa. Sementara Taeyeon Eonni dan Yunho Oppa duduk di lantai sembari mengemil buah. Semuanya melihat kearahku.

Karena tahu kini lagi-lagi aku jadi pusat perhatian, segera saja aku menegakkan tubuhku yang tadi duduk seenaknya di sofa tunggal lalu meletakan es krimku di meja.

"Wendy..."

"Nde, Eomma."

"Bisa kita bicara serius sekarang?"

Aku mengangguk sambil menunduk.

"Jadi... Kenapa putri bungsu kami semingguan ini mengurung diri di kamar?"

Aku diam sebentar, lalu berucap dengan tegas. "Patah hati," jawabku.

Dan aku melirik Yunho Oppa yang mendengus tidak suka.

"Patah hati? Memangnya Wendy patah hati kenapa?" Appa menatap lurus padaku dengan dahi yang mengernyit.

"Putus cinta," ucapku.

"Loh, bukannya putus dengan Suho-nya sudah beberapa bulan yang lalu, kok baru patah hatinya sekarang?"

"Kan putusnya dengan namja lain, Appa."

"Oppa..."

Aku kembali melirik Yunho Oppa sinis. Dia bahkan tak peduli akan teguran Taeyeon Eonni.

"Namja lain? Sejak kapan Wendy dekat dengan namja lain dan tidak cerita pada Appa dan Eomma?"

Aku hendak membuka mulutku sebelum Yunho Oppa lagi-lagi mengeluarkan kalimat menyebalkannya. "Karena dia punya tujuan mulia Eomma. Pacaran untuk balas dendam pada Irene."

Main Hati [fanfiction] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang