💞
Pernikahan itu adalah penyatuan dua manusia beda kepribadian dalam hubungan yang sah di mata agama dan hukum.
Ada banyak alasan kenapa orang ingin menikah. Entah itu karena cinta, entah karena sebuah kompromi, atau bisa jadi karena sebuah tanggung jawab.
Dan sejak dulu aku selalu berpikir bahwa, aku hanya akan menikah dengan laki-laki yang aku cintai. Karena dunia ini sudah terlalu rumit untuk di jalani, dan akan semakin rumit jika tak ada rasa cinta atau kasih sayang sama sekali dalam ikatan yang akan di jalani seumur hidup itu. Jadi berpedoman pada hal semacam itu, hingga umurku bertambah aku belum menginginkan pernikahan. Hanya belum menginginkan karena belum mendapatkan yang tepat, bukan tidak memikirkannya.
Tapi itu beberapa tahun yang lalu. Karena jujur saja, di usiaku yang kini sudah menginjak 27 tahun, aku mulai terpengaruh untuk memikirkannya. Alasannya karena beberapa orang di sekelilingku telah menemukan kebahagiaan mereka dalam hubungan yang di sebut pernikahan itu.
Empat tahun yang lalu, Yunho Oppa dan Seulgi sudah melangsungkan pernikahan, dan kini mereka sudah di karuniai seorang bayi mungil yang aku sebut keponakan.
Dan dua tahun yang lalu pula saat aku berhasil mendapat gelar dan menyelesaikan kuliahku, Taeyeon Eonni yang memasuki dunia pernikahan itu.
Sementara hari ini, aku akan datang ke pernikahan sahabatku Joyi. Ya, Joyi akan menikah hari ini, jadi dengan tergesa aku meninggalkan Wendy's Cake, untuk pergi ke salon.
Di buru waktu aku segera menjalankan mobilku menuju gereja yang tidak jauh dari komplek rumahku setelah penampilan yang aku inginkan sudah aku dapatkan. Namun di perjalanan aku ingat, aku melupakan buket bunga pesanan Joyi. Gadis yang sebantar lagi akan merubah statusnya menjadi seorang istri itu hanya ingin memakai bunga dariku untuk pemberkatannya. Sesungguhnya ini memang salahku. Sejak pagi, dia sudah bilang aku tidak boleh terlambat, namun satu pesanan kue ulang tahun yang mendadak dan harusnya aku tolak membuat semuanya sedikit kacau.
Awalnya aku memang melakukan itu, menolaknya, tapi saat tau jika pesanan itu adalah milik anak kecil yang menderita kanker, dengan segala ketulusan aku menyempatkan waktu untuk membuatnya lebih dulu dan mengesampingkan sahabatku. Alhasil beginilah jadinya, aku di buru waktu.
Memutar roda hitam di depanku, aku menghentikan lajunya dan segera keluar untuk menemui penjaga toko bunga yang aku kenal sebagai temannya Taeyeon Eonni. Namanya Kwon Yuri. Dia sahabat sekaligus partner Taeyeon Eonni dulu sebelum saudara perempuanku itu memilih mengurus rumah dan keluarga saja.
"Selamat siang, Eonni. Aku mau ambil pesananku."
"Ah, Wendy-ya. Chakkamma..."
Aku berdiri di depan meja kasir dan membalas pesan Irene yang terus masuk sembari menunggu pesananku. Ia menanyakan sudah di mana aku sekarang. Wanita itu makin cerewet saja sejak hamil. Setiap aku terlambat membalas pesannya dia akan menghujaniku dengan pesan yang baru berulang-ulang.
Oh, iya aku hampir lupa. Irene juga sudah menikah satu tahun yang lalu, dan benar, ia menikah dengan mantan kekasihnya --Suho. Irene terlihat sangat bahagia, itu kenapa aku merasa mungkin sebentar lagi aku juga akan mendapatkan kebahagiaan itu.
Sejujurnya aku ingin merasakan apa yang mereka rasakan bukan karena aku ingin ikut-ikutan saja. Tapi aku cukup sadar, hidup sendiri tidak akan sebaik jika hidup berdua dengan orang yang di takdirkan untuk kita, bukan. Karena jika bisa bersama, kenapa memilih sendiri.
"Ahjumma. Aku mau mawar putih seperti biasa, ya?"
Aku menurunkan ponsel yang sejak tadi mendapat perhatian lebih dariku, lalu melihat anak kecil laki-laki berdiri di sampingku sembari menatap penjaga toko yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Hati [fanfiction] √
Fanfiction[Completed] Wendy tidak pernah menyangka pengalaman pertama menjalin hubungan ia harus merasakan yang namanya di tusuk dari belakang oleh sahabat sendiri. Amarah yang membuat dia muak memunculkan ide di otaknya untuk balas dendam. Wendy menemui cint...