MH-10

233 39 0
                                    

💞

Beberapa hari yang lalu genap sudah satu bulan aku menjalani hubungan yang di sebut pacaran dengan Chanyeol Oppa. Perlahan-lahan aku mulai tahu bagaimana kelakuannya. Ternyata itu tidak setampan penampilannya. Bagaimana tidak, setiap kali aku datang ke studio musik mereka, aku pasti akan menahan sakit di perutku karena seringnya tertawa.

Di dukung kelakuan absurd Taehyung dan Baekhyun Oppa, kegilaan mereka semakin marak. Kupikir yang sedikit waras hanya Jongin Oppa. Sedikit, hanya sedikit. Karena terkadang dia jauh lebih tidak terkontrol jika membuat lawakan.

Mereka memang sudah tidak menerima tawaran untuk manggung lagi di kafe saat ini. Tapi tetap saja di kala waktu luang mereka akan berkumpul di studio, dan mereka tidak pernah keberatan tiap kali aku datang menghampiri mereka. Seakan punya pengaruh sendiri, aku bisa mengimbangi Jongin Oppa jika dia mulai menggodaku. Dan Junhoe Oppa yang sedingin kutub utara itu akan menyunggingkan senyumnya beberapa kali.

Tidak mengecewakan, tentu saja.

Dan hari ini aku sengaja ingin merayakan satu bulan hubungan kami, jadi aku meminta pada Eomma untuk memberiku uang agar aku bisa membeli kue. Mesti awalnya Eomma mengintrogasiku dengan banyak pertanyaan, pada akhirnya aku bisa membawa kue coklat yang di lapisi cream rasa strawberry di atasnya, ke studio. Bahkan sebelum ke sini aku meminta dua tangkai mawar dari toko bunga tempat Taeyeon Eonni bekerja.

Dia tidak marah, namun memberiku peringatan yang cukup jelas.

"Kau mungkin sudah 20 tahun. Tapi bukan berarti kau boleh berbuat macam-macam, Arrachi?"

Dan aku mengangguk saja agar dia segera mengambilkan mawar yang ku inginkan.

Taeyeon Eonni sudah tahu tentang hubunganku dan Chanyeol Oppa, namun dia berjanji padaku tidak akan membocorkan ini pada keluarga kami yang lain. Dia mendukungku untuk bisa move on dari Suho, karena tentu saja dia tidak tahu kalau aku punya motif sendiri dengan hubungan ini. Dan jangan sampai dia tahu. Taeyeon Eonni akan sangat mendukungku dengan sungguh-sungguh jika menyangkut hati. Namun dia akan mengomeliku bahkan tidak akan menegurku jika tahu aku justru sedang mempermainkan hati.

Tentu saja aku tidak menggunakan hatiku. Dia masih aman di dalam sana.

Karena aku memiliki akses sendiri untuk masuk, tak perlu menunggu di bukakan, aku langsung saja masuk ke dalam studio yang tumben sekali sedang sepi. Berjalan ke sekeliling ruangan tidak ada tanda-tanda orang, padahal semua motor mereka terparkir di luar.

Ah, taman belakang.

Aku membuka pintu yang langsung terarah ke lorong yang menuju taman belakang. Namun di perjalanan aku mendengar suara orang tengah bicara. Itu sepertinya di ruangan kecil yang berada di sayap kanan.

Aku memutar langkah agar bisa ke sana. Dan mengetuk pintu pelan aku memanggil Chanyeol Oppa.

"Wendy?" Chanyeol Oppa membuka pintu dengan rambut dan dahinya yang basah. Dia tidak memakai baju hingga menampilkan tubuhnya yang... entah apa namanya. Mataku berkedip-kedip melihat ia hanya mengenakan celana panjang saja.

"Oppa__"

Sentakan keras pada pintu membuat pertanyaanku menggantung. Dari belakang tubuh Oppa, seorang wanita cantik keluar dan menatapku sekilas lalu melenggang pergi.

Sebelum kesadaranku pulih, dia berbalik menatapku. "Bilang pada Junhoe Oppa, aku pulang. Benda yang ku cari sudah ku temukan."

Itu bukan kalimat yang di tujukan untukku. Karena aku mendengar gumaman Chanyeol Oppa. Tapi kenapa wanita itu justru menatapku?

Main Hati [fanfiction] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang