MH-3

361 46 6
                                    

💞

Tadinya aku sudah minta di turuni depan komplek saja biar bisa lanjut naik taxi, tapi waktu si Oppa ninja tanya aku mau kemana, ya aku bilang saja toko bunga yang tidak jauh dari pertigaan lampu merah. Eh dia malah nawari buat nganterin, katanya studio bandnya ada di seberang toko bunga Taeyeon Eonni.

Wuah... Nasib aku bagus ni hari ini, lumayan kan ongkosnya bisa buat beli es krim untuk persediaan nonton drama nanti malam.

Dan setelah sampai di depan toko bunga, aku kembalikan helmnya sambil berucap banyak-banyak terima kasih. Si Oppa cuma ketawa saja terus nyebrang bersama si ninja hitam. Dia beneran ke studio yang ia maksud.

Berarti dia bukan kang culik.

Syukurlah.

"Heh! Ngapain ke sini?"

Teriakan yang aku hafal sekali itu membuat aku muter badan. Dan si cerewet Taeyeon nyambutku dengan muka kucelnya.

"Jengukin Eonni lah! Wendy rindu sekali soalnya!"

"Pembohong! Pagi tadi kita kan ketemu."

Aku nyengir saja terus ngikutin Taeyeon Eonni jalan ke dalam toko.

"Eonni tidak punya uang, jangan macam-macam. Tadi sepeda Eonni habis nabrak mobil orang dan harus ganti. Ah, sial."

Baru juga aku mau duduk tapi sudah harus medengar berita mengejutkan ini. "Wuaduh. Eonni tidak apa-apa kan?"

"Eonni baik-baik saja. Tapi ponsel Eonni di sita sebagai jaminan."

"Ah, itu kan bisa di ambil lagi. Memang Eonni harus ganti berapa?"

Taeyeon Eonni duduk di kursi rotan di sampingku sambil mengurut pelipisnya. "Molla. Soalnya mobil orang itu baru mau di bawa ke bengkel, nanti kalau sudah tahu berapa biaya perbaikannya baru Eonni di minta bayar."

"Memang parah ya rusaknya?"

"Satu lampu depannya pecah."

"Mati! Mobil apa memangnya?"

"Mollaseo. Tapi mobilnya bagus. Kira-kira mahal tidak ya, Wen?"

Kalau mobilnya bagus sudah pasti mahal itu. Tapi aku tidak mau membuat Taeyeon Eonni jadi ketakutan. Jadi mending jawab aja, "Tidak tahu."

"Aish. Kamu mana pernah bisa ngasih solusi."

Sulit Eonni. Soalnya aku tidak mengerti.

"Eh ngomong-ngomong kenapa kau bisa bareng Yeol kesini tadi?"

"Yeol siapa?"

"Lah, yang boncengin tadi. Park Chanyeol. Jangan bilang kau numpang tapi nggak tau siapa yang kau tumpangin?"

Aku nyengir sebagai jawaban. Memang tidak tahu.

"Wendy! Kau ya! Kalau yang kau ikutin kang culik gimana coba? Appa sama Eomma kita bukan orang berlebihan uang, kami tidak akan bisa menebusmu."

"Ah, Eonni berlebihan. Mana ada juga yang mau culik Wendy. Orang Wendy banyak makannya."

Dia yang tadi duduk tegak kembali nyederin punggungnya waktu dengar jawabanku. "Iya juga. Eh, kau belom jawab tadi. Memang beneran numpang Yeol aja? Kalian tidak ada hubungan apa-apa?"

"Aniya. Cuma numpang. Tapi kok Eonni kenal?"

"Ya kenal lah. Dia kan satu komplek sama kita, cuma rumahnya di ujung jadi sedikit jauhan. Paling belakang komplek. Memang kau tidak kenal?"

Main Hati [fanfiction] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang