Casey saat ini berkutat dengan beberapa senjata, terlihat sangat serius. Setiap ada waktu luang dia menyempatkan diri ke arena menembak atau melempar pisau. Di umur 17 tahun dia direkrut oleh CIA, tapi karena sudah merasa nyaman dengan teamnya, dia menolak.
Drew, Vince, Luke dan Joey adalah orang yang selalu bersamanya sejak 8 tahun lalu. Tentu saja dia lebih memilih mereka dibanding CIA. Teringat pula misi pertamanya membekuk sekelompok pengedar narkoba di lingkungan sekolah SMA. Banyak yang memandang enteng mereka karena mereka adalah yang termuda sejak itu. Dan sekarang mereka menjadi team yang disegani.
Tanpa disadari dia mulai meneteskan air mata. Joey yang saat itu ingin ke arena menembak, mengurung niatnya. Dia melihat Casey menunduk dan badannya bergetar. Gadis itu menangis. Joey berpikir mungkin dia mengenang masa lalunya.
Casey perlu waktu sendiri saat ini. Dan di saat Joey hendak berbalik, Casey sudah terlanjur mengetahui keberadaannya
"Di sini saja" Kata Casey pelan dan mengusap air matanya
"Aku tidak bermaksud mengganggumu" Joey merasa bersalah sudah masuk ke basement
"Aku tahu" Casey berbalik dan tersenyum
"Kau masih mencari keberadaannya bukan?" Ujar Vince
Casey memalingkan wajahnya "Dia satu satunya yang ku punya Joey"
Joey menuju tempat Casey berdiri, dan memegang pundaknya "Hey itu tidak benar. Kau punya aku, Luke, Vince dan Drew. Kami akan selalu bersamamu Casey, apapun itu.. Kau tahu itu kan?"
"Aku hanya merindukannya.. sangat sangat merindukannya" Airmatanya kembali menetes
"Kemarilah" Casey menubruk dadanya dan mulai menangis. Joey mengusap punggungnya pelan
"Semua akan baik baik saja.." Bisiknya
Casey melepas pelukan Joey dan mundur beberapa langkah "Entahlah Joey, aku punya firasat buruk dengan misi ini"
"Aku juga.. Tapi bukannya semua misi yang kita jalani hampir sama? Selalu saja ada pembunuhan dan nyawa kita taruhannya... Aku sempat berfikir untuk berhenti dan benar-benar menjalani kehidupan normal, tapi aku tidak bisa.." Joey terkekeh pelan "Menjalani misi.. bersama kalian semua.. seperti bagian dari hidupku, dan aku tidak mau meninggalkan itu"
"Apa kau lupa? Satu berhenti semua berhenti. Aku tidak mau menerima pengganti atau diganti" Ucap Casey mantap
Joey tersenyum "Egois dong?"
Mereka berdua tertawa mengingat janji yang dibuat saat team ini terbentuk. Satu berhenti, semua berhenti. Seperti yang Joey bilang, Egois, tapi itu lebih baik dari pada menerima pengganti dan harus berpura-pura menerima orang itu
"Yaudah, aku mau ke kamar.. Terimakasih sudah menghiburku Joey" Casey berlalu meninggalkan Joey yang menatap punggungnya yang menjauh
"Apapun asal kau tidak sedih" Balasnya dan menuju arena tembak
▪▪▪
Matahari sudah tenggelam, diganti dengan bulan dan bintang menghiasi langit. Pennsylvania terlihat lebih menakjubkan di tambah dengan lampu-lampu bangunan dan rumah-rumah warga. Dari tempat Team Silver berada, pemandangan ini sangat kelihatan. Sayang kalau di lewatkan.
Drew, Joey, Luke dan Casey turun menuju dapur setelah selesai mengambil beberapa foto dan bergurau di balkon kamar Casey. Yang menjadi topik hangat sekarang adalah menu makan malam kali ini
Sedang berdebat tentang siapa yang memasak, saat Drew melihat pintu rapat terbuka. Dia mengintip dan memberi isyarat yang lain untuk kesana. Di dalam ada Vince yang duduk termenung menghadap laptopnya.
"Vince? Kau kenapa?"
"Ada sesuatu yang aneh" Vince mengusap wajahnya
Mereka lalu mengambil tempat di sampingnya, dan menunggu pemuda itu melanjutkan
"Kalian ingat kan taruhan aku dengan Casey dan harus berjalan kaki ke kampus?" Mereka mengangguk "Saat itu ada seseorang yang datang dan menawarkan aku naik mobilnya. Awalnya aku menolak tapi tawarannya yang begitu tulus membuatku ikut. Dia langsung menebak aku mahasiswa baru, aku sedikit terkejut. Jawabannya memang terlalu sederhana tapi cara dia bicara beda.. Dia bilang sepatuku terlihat baru dan tasku masih bau toko"
"Tapi itu memangkan? Aneh dari mana?" Tanya Casey bingung
"Ya, kau memang tidak mencuci tas dan sepatumu. Kucingku saja bisa menebak itu" Balas Joey
"Dia terlalu teliti untuk orang biasa. Caranya berbicara itu aneh dan saat aku mencoba meretas keamanan kampus dia juga tiba-tiba muncul dari belakang. Oh ya, dia juga bilang Air pods ku keren. Anehnya? Aku tidak memakai Air pods. Tapi earphone baru buatan kau dan Joey"
Vince sebenarnya tidak terlalu lihai meng-hack, tapi karena saat itu Drew juga sedang mencari data dari laptop Mrs Muller, dan Casey sedang melakukan pengintaian, akhirnya dia yang ditugaskan
"Namanya?" Tanya Luke
"Tyler Scott" Casey tersentak. Pikirannya kacau, bagaimana jika mereka mengira dia bagian dari transfer itu?
"Bukannya dia juga yang mengganggu Casey tadi?" Tanya Joey
Vince dan Drew mengangguk
"Aku sudah menugaskanmu untuk mencari datanya? Bukannya kau juga tahu mencari data seseorang?" Vince kembali mengangguk
Keempat temannya semakin bingung. Vince sudah diberi perintah untuk mencari datanya. Dia pun sudah bertemu langsung dan bercerita dengan orang itu, jadi itu tidak sesusah itu mencari datanya.
"Terus, apa yang membuatmu bingung?" Tanya Casey yang sejak tadi diam
"Itu yang membuatku bingung" Vince menghela nafas pelan "Tyler Scott sudah meninggal 7 bulan lalu"
▪▪▪

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey's Agency
ActionDengan terpaksa Mr Flint memanggil kembali Team Silver di tengah 'cuti' mereka. Reuni yang patut di nantikan, tapi tidak berjalan sesuai harapan. Nyawa kembali di pertaruhkan setelah 3 tahun. *Dalam Tahap Revisi*