Kunjungan

297 26 0
                                        

Suara ayam berkokok membuat leader team Silver terbangun. Dia melihat jam kamarnya menunjukkan pukul lima pagi. Segera dia mandi dan turun membuat sarapan. Hari ini kampus libur. Semalam teamnya mengerjai Max sampai tengah malam dan belum ada yang bangun saat ini, bahkan Casey yang biasanya bangun lebih pagi dari yang lain

Setelah mengerjai Max semalam, Drew mencari beberapa informasi tentang Maddie. Semua sibuk dengan kesibukkan masing-masing. Dia sendiri sibuk membaca beberapa hal mengenai misi transfer ini yang di berikan oleh Ash

Steak dan Mashed Potatoes serta susu menjadi menu pagi ini. Aroma dari steak mulai memenuhi dapur. Sambil memasak dia menyempatkan diri mengecek beberapa mahasiswa yang mengalami gangguan jiwa sepulang dari transfer itu

Beberapa menit kemudian sarapan sudah siap. Dia memutuskan untuk membangunkan mereka, termasuk Max dan Ash yang menempati kamar kosong lainnya

Casey menjadi orang terakhir yang di bangunkannya. Kamarnya memang tidak di kunci, jadi Luke tidak perlu repot-repot mengetuk. Kamar gadis itu selalu tertata rapih. Pemilik rambut hitam itu kemudian mematikan lampu dan membuka tirai panjangnya. Dia mendapati Casey yang setengah tubuhnya masih terbungkus selimut. Luke lalu duduk di samping dan membangunnya perlahan

"Casey.."

Gadis itu mengerjap. Matanya menyipit silau, melihat cahaya matahari yang masuk. Dia mengucek matanya dan melihat Luke yang duduk di sampingnya

"Luke? Jam berapa ini?" Tanya dia dengan suara serak khas baru bangun

"9 pagi" Jawab Luke santai

Matanya melotot. Dia langsung duduk, menggulung rambutnya dan meraih jepitan kecil di atas tempat tidur

"Astaga... Maafkan aku, apa yang lain sudah bangun? Kalian sudah sarapan? Biar aku masak ya.." Katanya terburu-buru membuat Luke terkekeh geli

"Mereka juga baru bangun, aku sudah masak dan kami akan sarapan bersama" Katanya "Mandi dan segera turun, kita masih punya misi"

Setelah mengatakan itu Luke langsung keluar dan Casey berlari ke kamar mandi, memulai ritual paginya. Tak butuh waktu lama, hingga dia sudah siap dengan kaos putih dan skinny jeans biru. Ankle boots berwarna cokelat menambah kesan seksi-nya. Ia mengurai rambut, mengenakan jam tangan dan turun.

"Selamat pagi Mrs Fox" Sapa Joey

"Hey sis.. Tidur mu nyenyak?" Casey mengangguk.

Dia pun mengahlikan pandangannya pada Max "Bagaimana dengan mu Max? Tidur mu nyenyak?"

Max mendengus "Nyenyak dari mana? Selangkanganku masih sakit akibat lemparan bola tennis"

"Aku meleset Max" Kata Drew dengan nada yang di buat-buat

"Aku tidak mempercayaimu" Ujar Max datar

Max kembali menyuapi sepotong daging dan melihat Vince mencium pipi Casey. Alisnya bertaut. Selama ini dia berpikir Drew pacarnya atau paling tidak gebetan. Tapi kenapa ini Vince yang menciumnya dan Drew terlihat biasa-biasa saja?

"Apa kalian pacaran?" Tanya Max membuat semua menghentikan gerakan mereka

"Siapa?" Tanya Luke bingung

"Vince dan Casey"

"Astaga anak ini" Kata Joey sambil menggeleng kepalanya

"Mereka tidak pacaran" Jelas Luke

"Lalu kenapa dia menciumnya di pipi?" Mendadak Joey, Luke dan Drew pun ikut mencium Casey di pipinya. Membuat Max melotot

"Kami memang seperti itu padanya.. Tapi tidak pernah melakukan hal lebih" Ujar Drew

"Kami menghormatinya, dia sudah seperti saudari kami.. jiwa kami."

Max melihat Ash bingung "Dan kau tidak keberatan?"

"Selama kakak ku aman dan merasa tidak terganggu, aku tidak masalah" Balasnya

"Cepat habiskan sarapan kalian, kita akan mengunjungi rumah sakit tempat 30 mahasiswa transfer di rawat"

"Joey saatnya menyamar. Drew cari tempat aman, awasi kami. Aku, Casey dan Vince akan masuk dari depan dan belakang." Luke melihat kearah Max dan Ash "Kalian berdua bisa ikut, kalau mau"

"Maaf Luke, tapi aku punya janji hari ini." Sahut Casey

"Sama siapa?" Tanya Ash

"Seseorang.. bagian dari misi" Luke pun menyetujuinya dengan syarat tetap menggunakan earphonenya

                           ▪▪▪

Mobil Hammer hitam yang di tumpangi Luke, Vince, Max dan Ash pun keluar dari halaman rumah. Joey dan Drew sudah pergi sejak 1 jam yang lalu. Sedangkan Casey sudah pergi duluan saat mereka bersedia.

Joey yang sudah berpakaian jas putih dan masker sedang mengelilingi rumah sakit itu dengan membawa beberapa folder sambil bersenandung kecil. Dia berjalan hingga terdengar teriakan di salah satu kamar, dia bergegas pergi mencari sumber suara. Alangkah terkejutnya ia melihat siapa yang sedang berteriak

"Pembunuh! Kau pembunuh! Aaaa... Kau pembunuh.. Hahahahaha"

"Itu... Mrs Muller"

Joey pun melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, membiarkan perawat menangani pasien itu. Joey pun menuju toilet dengan raut wajah bingung. Setelah memastikan tidak ada siapa pun dalam toilet dia mengunci pintunya dan mulai mencari informasi.

Berkat jam tangannya yang canggih dia tidak perlu lagi menggunakan laptop. Muncul hologram berwarna kuning dari jam tangannya berisi data tentang Mrs Muller di rumah sakit ini. Joey membacanya dengan teliti, tidak melewatkan satu kata pun. Tertulis bahwa Mrs Muller sudah di rawat di rumah sakit itu selama satu tahun terakhir.

Wanita itu di duga membunuh anaknya sendiri dan membuangnya di danau. Suaminya marah dan melaporkannya, dan dari situ mereka menyatakan dia mengalami gangguan jiwa. Suaminya, Larry Muller memutuskan menceraikannya dan pindah ke Swiss.

Data ini sangat detail, sulit di katakan palsu. Dia memang mencurigai Mrs Muller, tapi tidak menyangka hal seperti ini. Nyatanya Mrs Muller tidak punya kembar.

"Lalu siapa Ms Muller yang mengajar di kampus?"

                          ▪▪▪

Grey's AgencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang