Penangkapan

280 26 4
                                        

"Ada dua helai rambut, tapi satunya bukan milik Darla" Kata Joey sambil menunjukkan alatnya

"Mungkin temannya" Jawab Max asal

"Aku rasa itu tidak mungkin" Tambah Ash

"Ash kau bilang punya bukti transfer itu" Tanya Drew

"Oh iya" Ash pun mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan melemparnya ke arah Drew. Drew pun memulai keahliannya

Rekaman berdurasi 6 menit itu menunjuk kan Dekan, Mr Collins dan Mrs Muller sedang berbincang dan melakukan pembayaran pada seseorang di gudang kosong. Terlihat 7 mahasiswa di ikat dalam keadaan pingsan, kemudian keluarlah 4 orang berbadan kekar dan sambil menggendong mahasiswa itu lalu masuk ke dalam truk.

"Di mana letak gudang ini?"

"Di ujung jalan apartemenku, Aku sudah mengecek tempat itu tapi kosong. Sepertinya mereka berpindah pindah kalau melakukan penjualan itu" Jelas Ash

"Kita ke rumah Darla malam ini. Geer up"

Semua berdiri meninggalkan ruang rapat. Vince yang melihat kode Luke mengangguk mengerti dan membawa Ash serta Max bersamanya ke basement

"Pernah menggunakan pistol?" Tanya Vince

"Tidak" Balas Max cepat

"Ash?"

"Aku mungkin bisa mengalahkan mu di arena tembak" Balasnya sombong

Vince menatapnya datar "Aku meragukan itu"

Mereka turun dan menuju arena senjata. Vince di tugaskan untuk memberikan senjata untuk mereka, jaga-jaga kalau ada sesuatu yang di luar perkiraan

"Boleh aku bertanya Vince?" Tanya Max

"Tentu"

"Bagaimana rasanya... membunuh orang?"

"Awalnya memang berat, susah di lupakan. Tapi lama kelamaan akan terbiasa, sama seperti kami dan agent lainnya" Vince pun mengambil sebuah pistol dan mengisi amunisinya "Pekerjaan seperti ini hanya ada dua kemungkinan, di bunuh atau membunuh."

Vince lalu membalikkan badan, dan menyodorkan dua buah pistol "Ini senjata kalian"

"Max ini pengamannya. Yang perlu kau lakukan hanyalah mengancungkan, menarik pelatuknya, dan tembak. Piece of cake.." Vince pun pergi meninggalkan Max yang menatapnya kesal, sedangkan Ash menatap senjatanya dengan tersenyum lebar

"Easy for you too say" Cibir Max

                           ▪▪▪

"Situasi?" Tanya Luke pada Drew yang saat ini menggunakan

"Ada 3 orang di basement dan dua di kamar belakang, lainnya aman. Ada 2 jalan masuk, pintu belakang dan depan"

"Shadow dan Winter di basement pintu belakang, Storm ikut aku dari depan"

"Hey Luke bagaimana dengan kami?"

"Jaga mobil. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan lapor ke Andrew"

Mereka pun masuk. Luke dan Casey mengendap dan memeriksa keadaan di sana, sebelum memutuskan ke lantai dua. Dapur, dua kamar tidur, toilet dan halaman belakang aman.

"Clear. Tiga mahasiswa itu sudah bersama Ash dan Max di mobil" Terdengar suara Joey yang mengatakan berhasil mengeluarkan tiga mahasiswa yang di sekap

Saat sampai di lantai dua, ada suara aneh yang berasal dari sebuah kamar. Mereka saling mengangguk dan mengintip di pintu kamar yang kebetulan tidak tertutup rapat. Terlihat Mrs Muller a.k.a Darla bersama seorang pria bertubuh kekar, dengan tangan penuh tato, sedang melakukan sex. Dan suara aneh itu adalah erangan menjijikan yang keluar dari mulut Darla

"Oh Astaga.." Luke segera menutup matanya dan sedikit menjauh dari sana

"Di saat seperti ini?" Ujar Casey yang juga tidak percaya apa yang di lihatnya

"Ada apa Bos?" Tanya Vince, tapi tidak di tanggapi

"Biar aku yang masuk" Casey melihat kearah Luke, minta izin untuk masuk. Luke mengangguk membuat Casey menyiapkan senjatanya dan tersenyum miring

"Ada yang sedang sibuk malam ini teman-teman dan Casey akan menjadi pengganggunya" Ujar Luke kemudian mengangguk pada Casey

Pintu di buka membuat dua orang telanjang di dalam terkejut.

"Shit" Umpat pria yang bersama dengan Darla, dan cepat meraih pakaiannya. Sedangkan Darla menutupi tubuhnya dengan selimut tipis

"Hey Darla.. Long time no see" Casey menodongkan pistol ke arahnya

Darla tersenyum dan melihat ke arah Lucas "Oh hai mau bergabung Lucas?"

Darla cepat mengeluarkan pistol dan menembakkan peluru ke arah mereka. Luke dan Casey dengan lincahnya menghindar.

"Kau tidak pantas!" Sahut Darla dan terus menembaki mereka

"Kalian merusak hidupku!" Teriaknya marah

"Dan kau merusak hari liburku" Casey keluar dan menyerang Darla dengan pisaunya. Sedangkan Luke harus berhadapan dengan kekasih Darla. Mereka saling menendang, meninju, melempar apa yang ada di sekitar mereka. Darla mengambil kesempatan saat pandangan Casey terahlikan pada Luke yang terduduk membuat Darla mengambil sebilah pisau di bawah tempat tidur dan menusuk gadis itu.

Casey berteriak. Tapi dengan cepat menendang Darla di perut dan menaiki tubuhnya dan menyuntik cairan bening ke lehernya. Dalam sekejap Darla pingsan. Sedangkan kekasih Darla sudah terkapar lemah.

Mereka pun keluar dengan Luke yang menyeret Darla dan penampilan Casey yang sedikit berantakan sambil menyeret kaki kirinya. Joey dan Drew berlari ke arah mereka.

"Bawa dia" Luke memerintah Joey membawa Darla dan Vince mengurus kekasih Darla di kamar. Tapi Drew lebih memperhatikan keadaan Casey. Darah mulai menetes dari celana panjang Casey.

"Casey kau terluka" Drew berlutut dan memeriksa luka Casey lebih dekat. Luke yang baru menyadari Casey terluka ikut berlutut dan memeriksa lukanya

"Casey, maaf kan aku.." Lirih Luke

"Aku tidak-"

"Naiklah" Drew berjongkok agar Casey naik ke punggungnya. Dengan cepat Casey naik dan melingkarkan tangannya di leher Drew

"Terimakasih Drew" Ujar Casey

"Lukamu cukup parah" Kata Luke "Maaf kan aku Casey"

"Bukan salahmu boss, ayo kita pulang" Sahutnya dengan tersenyum

Ash yang melihat kakaknya terluka mulai khawatir. Drew mendudukkan gadis itu di samping Ash, membiarkan Ash merawat lukanya dan menutup pintu mobil. Dia langsung menjalankan mobil meninggalkan Luke bersama Joey dan Vince di mobil lain bersama Darla dan kekasihnya

                           ▪▪▪

Grey's AgencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang