Arghhhhhhhhhhhhh
Aluna gadis itu telah ngamuk dikamarnya dia baru sadar akan kemurahan yang dia punya dia gak habis pikir dengan bodohnya dia ngasihin hal berharga hanya untuk laki-laki yang sama sekali gak pernah tertarik sama dia
"Bedanya gue sama cabea-cabean diluar sana gak ada"Aluna membuang benda-benda yang ada dimeja riasnya
Prankkkk
Aluna ngetinju meja riasnya sampai pecah dan sudah dipastikan tangannya mengeluarkan darah
Toktoktoktok
"Non Luna kenapa Non"Bi susi yang ngedenger suara Luna tadinya hanya ngediamin karena dia pikir gak akan terjadi apa-apa sampai ad suara kaca pecah barulah bi susi panik
Bi susi berinisiatif buat nelpon Satria karena mau nelpon orang tua Aluna gak mungkin datang karena dia ada urusan bisnis
Tring tring
Satria yang saat itu lagi ngumpul sama anak angkasa ngangkat hpnya dan disana juga ada Bara
"Halo bi iya kenapa saya lagi dirumah temen bi"Satria punya firasat gak enak karena sebelumnya kalau bi susi nelpon pasti ada apa-apa dengan Aluna
"Anu den"Bi Susi ngejelasin semuanya
"oke bi tunggu saya disitu bi"Satria tiba-tiba berdiri tidak luput dari pandangan Bara
"Kenapa sat panik banget"Surya
"Aluna Sur dia ngamuk lagi"Kata Satria ngamuk
"Maksud lo lagi?"Yogi
"Aluna tuh tempramental kalau dia marah dia gak ngelukain orang yang dia sayang dia ngelukain dirinya,biasanya dia gini karena opa oma gue atau karena bokap nyokapnya dia"Jelas satra "Gue pergi dulu
"Gue ikut"Bara ikut berdiri juga
Bara mengendarai mobil dengan cepat karena jujur ada sedikit kekhwatiran di diri dia menyangkut tentang Aluna
"Aluna mana bi?"Satria menyanyakan itu dengan panik
"Dikamarnya den pintunya ke kunci gak ada duplikat"Bara langsung naik dikamar Aluna dan mencoba mengdobrak pintu kamar Aluna
Percobaan pertama gagal
"Pake kaki Bar"Satria
Bruk
Pintu kebuka dan mereka masuk betapa kagetnya bara yang melihat Aluna sudah tidak sadarkan diri dengan tangan yang berdarah
Bara langsung ngangkat Aluna bahkan Satria sedikit heran melihat Bara
"Siapin mobil cepetan"Perintah Bara Satria langsung tersadar dan langsung lari menuju kemobil
"Maafin gue Luna"Gumam Bara
Satria membawa mobil sedangkan bara menemani Luna di belakang dan merobek bajunya untuk dia ikatkan ke tangan luna
"Telpon surya suruh kerumah sakit dan suruh dia telpon pacarnya untuk ikut juga"perintah Bara
Semuanya berkumpul di rumah sakit bahkan Alena juga ada
"Ini kenapa satria Aluna kenapa apa yang buat dia marah?"Alena panik
"Gue juga gak tau kak len tiba-tiba bibi nelpon gue"
"Gak becus lo jagain adek gue"
"Jangan salahin gue kak,gue gak serumah dengan dia harusnya kak Alen yang lebih peka dengan keadaan Luna"
"Apasih pada pake nyalah-nyalahin,doain aja Lunanya gak papa"Rara
Setelah menunggu sekitar 20 menitan dokter Rafi dokter keluarga mereka yang udah biasa ngerawat Aluna
"Kan saya sudah bilang jangan buat dia stres kalian mau depresinya kambuh lagi terus jangan dibentak saya udah bilang gini banyak kali sampai saya gak tau lagi jumlahnya"
"Maaf dok tapi saya gak pernah ketemu dengan Luna akhir-akhir ini"Alena
"Pak Aditama ada?"Lena mengeleng
"Papa lagi di ausie dok gak bisa pulang"Dokter Rafi nganguk mengerti
"Luna tadi sempet makan obat penenang 3 butir andaikan lambat sedikit aja kalian bawa kesini saya
Tidak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti"Dokter Rafi pergi setelah mengatakan ituBara bukannya mau bungkam tapi kalau dia bilang hal yang sesungguhnya bisa-bisa Luna dimarahin abis-abisan malah menambah masalah
Bara ngelihat muka damai Aluna yang tertidur dan itu dilihat oleh Alin
"Guys Luna sepertinya gak bertepuk sebelah tangan ini"Alin membisikan teman-temannya dan melihat kearah Bara
"Yang mu pulang,pulang aja biar gue sama Satria disini"Kata Lena
"Gak kok kak kita mu nungguin Luna sadar"Kata Sila dan diangguki semuanya
"Kak Alen"Aluna suda Sadar dengan suara yang serak mata indahnya sudah terbuka dan dia senang karena teman-temannya semua peduli kepadanya
"Lo udah sadar Lun"Tanya satria
"Belum bang gue masih tidur"
"Bego lo sat"Alena
"Luna haus"Dengan sigap Alena memberikan air keadik satu-satunya yang dia miliki itu
"Siapa yang udah bentak kamu tanya kakak biar kakak marahin"Luna ngegeleng
"Gak ada"
"Terus kenapa kamu gini lun?"
"Karena Luna mau aja"Luna senyum dan ngelihat kearah Bara mereka saling tatap
"Ayah Bunda gak pulang kak?"Lena ngegeleng
"Selalu aja bisnis lebih penting dibanding luna"Luna senyum dan mereka semua melihat Luna
"Jangan lihatin gue padalah iya gue tau gue cantik"
"Gue kapan pulang?"Tanya Luna lagi
"Baru masuk udah mau pulang"Lena
"Gue dirawat dirumah aja kak seperti biasa"Aluna "Gue ke dokter Rafi dulu"Alena
"Kak Bara disini juga Luna jadi seneng kalau kak Bara dateng"Bara heran karena dia kira gadis ini (ee gak bisa dikatain gadis lagi ) marah besar dengannya
"Satria yang ngajakin"Dia berbohong orang tadi dia langsung yang mau ikut
"Lo udah baik-baik ajakan lun ada yang sakit?"Tanya Sila khawatir
"Gue udah baik-baik aja kecuali tangan gue"Alun ngelirik tanganyya yang diperban"Kak Alen Luna mau pindah ke apart aja yah,Luna risih soalnya rumah gede tapi penghuninya cuman dikit aja"Alena nganguk karena yah dia juga jarang pulang dia punya usaha juga yang harus dia urus
"Nanti Satria bantu kamu bersih-bersih"
"Kita semua Lun bukan satria doang"Raga nyengir dan Aluna ketawa
Bara sadar Aluna pintar menyembunyikan luka
