Seekor makhluk besar yang menyerupai serigala dengan gigi taring besar, berbulu hitam dan mata merah menyala. Kini telah bangkit, siap memangsa mereka semua.
Secara refleks semuanya berjalan mundur, memandang makhluk buas tersebut dengan pandangan ngeri. Ini bahkan lebih mengerikan daripada melawan Ghoul. Dan yang jelas makhluk ini juga sangat besar.
"Ma-makhluk apa itu?" Dengan tangan gemetar Holly menunjuk makhluk hitam besar dihadapannya.
Sebelumnya Holly bahkan tidak pernah membayangkan akan berhadapan dengan makhluk hitam besar seperti ini. Jadi baginya ini sama saja dengan mimpi buruk.
"Sepertinya itu roh yang menjaga tempat ini" Rega menjawab, dalam benaknya ia sudah memikirkan mantra apa saja yang akan dia pakai.
Sedangkan makhluk hitam yang menyerupai serigala raksasa tersebut sudah melotot seram ke arah mereka. Matanya yang berwarna merah seolah bersinar di tengah kegelapan, menatap mereka semua dengan aura membunuh yang begitu kentara.
Tiba-tiba awan gelap berputar di atas langit, meniupkan angin kencang yang nyaris saja menerbangkan mereka. Kilat menyambar dengan ganas, membuat suara gemuruh yang menakutkan.
"Haruskah kita melawannya?" Tom berteriak karena suara angin yang bersahutan dengan suara gemuruh seolah meredam semua suara.
Sisanya tampak ragu, hewan ini jelas sangatlah kuat. Meskipun mereka ini penyihir level atas sekalipun, tampaknya membunuh makhluk hitam besar ini sangatlah mustahil.
Tapi mengingat tujuan dan keselamatan mereka sekarang, sepertinya memang tidak ada cara lain selain melawannya.
Lagi, untuk yang kesekian kalinya kilat menyambar tepat di hadapan mereka, membuat mereka refleks mundur kebelakang saking menakutkannya. Holly bahkan sampai menjerit dan menarik-narik ujung baju Tom agar tidak terlalu dekat dengan makhluk itu.
Di suasana yang mulai kacau, Rallev mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu. Segera saja pemuda dengan rambut biru itu meluncurkan bom roket ke arah si makhluk hitam, sehingga menciptakan ledakan dahsyat.
"Apa itu mengenainya?" Holly kembali bertanya karena petir yang muncul akibat ulah si makhluk hitam belum juga mereda.
Semuanya hanya mampu mengangkat bahu tidak tahu, serangan tadi harusnya mengenai makhluk tersebut mengingat ledakannya yang cukup besar. Paling tidak tanah di sekitar mereka sampai membentuk sebuah pola. Namun setelah melihat kondisi makhluk hitam itu sekarang, tampaknya serangan Rallev tak berarti apa-apa baginya.
Sebab makhluk tersebut sekarang malah membuat tanda di sekujur tubuhnya menyala, bahkan matanya yang berwarna merah pun tampak berapi-api. Tanpa mereka duga, sebuah petir besar muncul saat makhluk hitam tadi membuka mulutnya.
Ctar!
Mereka ber-enam akhirnya terlambat menghindar, terlempar secara acak ke berbagai arah layaknya kapas yang diterbangkan angin. Ini sih namanya sama saja seperti semut melawan raksasa. Kekuatan mereka perbandingannya terlalu jauh.
Meringis kesakitan, itulah yang mereka lakukan ketika si makhluk hitam kian gencar meluncurkan petirnya yang dahsyat. Dalam hati mereka mulai memikirkan bagaimana caranya melawan makhluk tersebut.
Mereka tidak mungkin bisa mengajak si makhluk hitam besar untuk bicara baik-baik dan menjelaskan bahwa mereka datang ke sana hanya untuk meminjam kekuatan Magic Spell. Itu sama saja seperti mengukir peti mati sendiri.
Pada akhirnya Tom yang pertama bangkit, tanpa pikir panjang ia langsung merapalkan mantra pengubah ukuran, "Seizeing voishera".
Semuanya berkedip karena tidak ada apapun yang terjadi. Kenyataannya makhluk hitam itu masih berukuran besar seperti sebelumnya. Sangat berbeda jauh dengan ekspektasi yang Tom bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Of The Moon
FantasySemua orang mengira dunia akan kembali damai setelah Warlock, sang Raja Kegelapan berhasil dikalahkan. Namun ternyata, semua itu hanya angan-angan yang tak pernah terwujud. Nyatanya, dunia kembali berada dalam bahaya. Kutukan menyebar dimana-mana...